BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa beberapa faktor seperti umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan jumlah anak tidak ada hubungannya dengan pemberian
imunisasi campak. Umur ibu rata-rata 29,74 tahun, dan paling banyak umur 30 tahun yaitu 22 orang.
Selain itu responden juga memilki tingkat pendidikan yang rendah rata-rata SD dan SMP. Responden paling banyak sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 160 orang 76. Jumlah
anak rata-rata 3 orang dan paling banyak jumlah anaknya 2 orang. Dari beberapa karakteristik ibu, faktor yang ada hubungan bermakna dengan
pemberian imunisasi campak adalah penghasilan keluarga yang cukup. Ibu-ibu di kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara ada yang membawa bayi ke Posyandu, Puskesmas, Bidan
Praktek Swasta dan ada juga ke Dokter Spesialis. Pelayanan imunisasi campak didapatkan secara gratis di Posyandu maupun Puskesmas, namun untuk berkunjung ke Puskesmas
dengan jarak desa ke puskesmas ada yang 5 sampai 10 km sehingga membutuhkan biaya transportasi dan biaya-biaya lainnya.
Sesuai dengan hasil penelitian Kurniawati 2012, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, jumlah anak dan urutan kelahiran tidak berhubungan secara
bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi p0,05 di Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan penelitian Septenia 2010, melalui penelitiannya di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat
menunjukkan hasil bahwa variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemberian imunisasi campak pada balita
adalah pendidikan p=0,365, pekerjaan p=0,352 dan jumlah anak p=0,611.
5.2 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Imunisasi Campak
5.2.1 Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental meliputi penyediaan sarana untuk mempemudah pelaksanaan pemberian imunisasi campak, diantaranya meluangkan waktu, fasilitas
tranportasi dan uang. Dukungan ini dikenal juga dengan dukungan pertolongan, dukungan nyata atau dukungan material. Dengan adanya dukungan instrumental ini,
akan membuat ibu lebih mudah dan mau membwa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk memberikan imunisasi campak.
Keluarga suami berusaha menyempatkanmeluangkan waktunya untuk
mengantarkan ibu ke puskesmas, bidan praktek swasta dan bahkan ada yang ke dokter spesialis anak untuk memberikan imunisasi pada bayi, memberikan
biaya untuk tranportasi dan keperluan ibu dan bayi pada waktu pergi ke tempat pelayanan kesehatan untuk memberikan imunisasi pada bayi, namun ada juga
yang memberikanmenyediakan fasilitas transportasi roda dua maupun roda empat yang digunakan ibu dan yang berusaha bersama dengan ibu mencarikan
sarana pelayanan kesehatan untuk pemberian imunisasi.
Universitas Sumatera Utara
Dukungan instrumental sangat dibutuhkan oleh ibu karena jarak antara desa-desa yang ada di Kecamatan Lhoksukon dengan Puskesmas Lhoksukon,
kira-kira 5 sampai 10 km, namun ada juga desa yang dekat dengan puskesmas. Sebagian ibu tidak memanfaatkan posyandu sebagai pelayanan untuk
imunisasi karena kesibukan sehari-hari, ibu ada yang bekerja di instansi pemerintah, ada yang bekerja pada perusahaan swasta dan ada juga
mempunyai kesibukan di sawah dan kebun sehingga ibu memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya seperti Bidan Praktek Swasta,
Dokter Spesialis Anak sebagai tempat pelayanan memberikan imunisasi bayi namun ibu membutuh biaya dan transportasi untuk kegiatan tersebut.
Sesuai dengan pendapat Prasetyawati 2011, bantuan instrumental ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan
dengan, persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapinya.
5.2.2 Dukungan Informasional
Dukungan informasi ini berupa pemberian informasi yang dapat diberikan oleh keluarga kepada ibu untuk memberikan imunisasi campak pada anak. Aspek
informasi terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan ibu.
Keluargasuami memberitahukan kepada ibu tentang perlunya imunisasi campak, tentang manfaat imunisasi campak, tentang dampak bila tidak imunisasi
Universitas Sumatera Utara
campak, dan tentang bahaya penyakit campak dapat menyebabkan kematian pada bayi. Dengan adanya dukungan informasional dari keluarga ini akan membuat ibu
mengerti akan pentingnya pemberian imunisasi campak pada bayi karena keluarga adalah orang-orang terdekat dengan ibu yang mempunyai pengaruh besar dalam hal
pengambilan keputusan, baik itu keputusan yang berhubungan dengan kesehata maupun yang sifatnya umum.
Sesuai dengan hasil penelitian Lubis 2011, menunjukkan bahwa faktor dari dukungan tokoh agama adalah dukungan instrumental dan dukungan informasional
memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.
Seusai dengan pendapat Prasetyawati 2011, bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-
persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang
mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.
5.2.3 Dukungan Penilaian
Dukungan penilaian ini berupa dukungan yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, persetujuan. Dengan adanya dukungan ini membantu ibu untuk
melihat hal-hal positif yang ada pada dirinya yang berguna membentuk kepercayaan diri dan kemampuan serta merasa dihargai dan berguna dalam keluarganya.
Keluargasuami memberikan penghargaan atas keputusan ibu, keluarga juga setuju dengan tindakan ibu memberikan imunisasi campak, dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
dukungan penuh terhadap tindakan imunisasi campak serta ada yang memberikan pujian atas tindakan ibu.
Menurut Prasetyawati 2011bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif
dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga, maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang
positif.
5.2.4 Dukungan Emosional
Dukungan Emosional ini mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian pada ibu yang diberikan suamikeluarga, sehingga ibu merasa nyaman,
dicintai. Beberapa hal yang termasuk interaksi yang mendukung adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, mengulang kembali pertanyaan ibu,
membagikan pengalaman pribadi dan menghindari terjadinya konflik dengan ibu.
Keluargasuami menunjukkan rasa senang jika anak diimunisasi campak, memberikan perhatian terhadap imunisasi anak, keluarga juga ada yang marah jika anak tidak
diimunisasi campak dan ada yang memberikan perhatian terhadap status keadaan status kesehatan anak. Dengan adanya dukungan ini, ibu merasa nyaman dan diperhatikan serta
merasa dicintai sehingga ibu mau memberikan imunisasi campak pada bayi.
5.3 Hubungan Sumber Informasi dengan Pemberian Imunisasi Campak
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa jumlah responden yang memperoleh informasi dengan baik dari tenaga kesehatan tentang pemberian imunisasi campak
sebanyak 180 responden 85,7. Responden yang memperoleh informasi dengan baik dari tenaga media
elektronik sebanyak 127 responden 60,5. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa sumber informasi baik berasal dari
tenaga kesehatan maupun dari media elektronik, ada hubungan dengan pemberian imunisasi campak pada bayi. Terbentuknya perilaku pemberian imunisasi campak
pada bayi diawali dengan adanya informasi tentang penyakit campak dan pencegahannya melalui imunisasi, yang disampaikan oleh petugas kesehatan maupun
pesan-pesan dari media elektronik. Sesuai hasil penelitian Hartati 2008, faktor yang paling dominan
mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap perolehan imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro adalah tindakan petugas imunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian Lubis 2011, menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku ibu balita dalam imunisasi campak dari komunikasi petugas
kesehatan adalah metode, media dan isi pesan. Media merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas
Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Menurut Setiawati dan Dermawan 2008 yang mengutip pendapat para ahli
Dale 1969; Roestyah dan Sudirman, dapat disimpulkan bahwa informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber: menurut Dale 1969, informasi diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
pengalaman langsung, benda tiruan, dramatisasi, karyawisata, TV, gambar hidup pameran, gambar diam, lambang visual dan lambang kata. Menurut Roestyah,
informasi atau sumber belajar berasal dari manusia, buku massmedia, lingkungan, alat pelajaran dan musium. Dan menurut Sudirman mengungkapkan bahwa yang
termasuk dalam sumber informasi adalah manusia, bahan, lingkungan alat dan perlengkapan, aktivitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan