BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini penekanan arah pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud Mukti, 2012. Berdasarkan hasil kajian Kemenkes dan TAG Technical Advisory Group on
Immunization, WHO dan UNICEF, yang menyatakan bahwa campak dan polio masih menjadi masalah di Indonesia, maka pemerintah dalam hal ini Ditjen P2PL
Kemenkes menggagas kegiatan Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga selama satu bulan penuh mulai tanggal 18 Oktober sampai 18 November
2011 Depkes RI, 2012. Kampanye ini bertujuan meningkatkan perlindungan terhadap seluruh
bayianak dari penyakit campak dan polio. Selain itu, kampanye tambahan yang menghabiskan dana sekitar 100 M-an ini juga bertujuan untuk melengkapi tingkat
imunitas pada sasaran yang belum terbentuk kekebalannya, menjangkau anak yang belum mendapatkan imunisasi pada pelayanan rutin DO, dan diharapkan herd
immunity tingkat imunitas di
populasi dapat lebih dari 95 Muhadir, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Sidang Word Health Assembly WHA pada bulan Mei 2010 menyepakati target pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahun 2015 yaitu: Mencapai
cakupan imunisasi campak dosis pertama 90 secara nasional dan minimal 80 di seluruh Kabupatenkota, menurunkan angka insiden campak menjadi 51.000.000
setiap tahun dan mempertahankannya dan menurunkan angka kematian campak minimal 95 dari perkiraan angka kematian tahun 2000 Kemenkes RI, 2012.
Berdasarkan penelitian Yuzar 2010 tentang pengaruh faktor predisposisi, pendukung dan pendorong ibu bayi umur 9-11 bulan terhadap pemberian imunisasi
campak di wilayah kerja Puskesmas Sawang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan, menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel pemberian imunisasi campak yaitu variabel pengetahuan. Variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel pemberian imunisasi campak
adalah pendidikan, pekerjaan, kepercayaan, jarak ke sarana pelayanan kesehatan, dukungan petugas imunisasi dan dukungan keluarga
Hasil penelitian Lubis 2011 tentang pengaruh komunikasi petugas kesehatan dan dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di
Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku ibu balita dalam imunisasi campak dari
komunikasi petugas kesehatan adalah metode, media dan isi pesan, sedangkan dari dukungan tokoh agama adalah dukungan instrumental dan dukungan informasional.
Media merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Yanti 2012, tentang efektivitas Komunikasi Informasi Edukasi KIE terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Campak pada Bayi di
Kabupaten Aceh Besar, menunjukkan bahwa Komunikasi Informasi Edukasi KIE merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan Ada hubungan
antara pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi KIE dengan peningkatan pengetahuan.
Penelitian Simangunsong 2011, tentang perilaku suami dalam mendukung pemberian imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kolang Kecamatan
Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, menunjukkan bahwa sumber informasi yang diperoleh suami tentang imunisasi paling banyak diperoleh melalui perawatbidan.
Sementara yang paling sedikit adalah media cetak surat kabar, brosur dan tetanggateman.
Hasil penelitian Sitepu 2011 tentang pengaruh faktor pengetahuan, dukungan keluarga dan kepercayaan terhadap pemberian imunisasi hepatitis b 0-7
hari pada bayi di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pemberian imunisasi
Hepatitis B pada bayi adalah pengetahuan, dukungan keluarga dan kepercayaan. Harahap 2011
,
meneliti tentang pengaruh dukungan sosial terhadap partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu di kelurahan tampan wilayah kerja
Puskesmas Tampan Pekanbaru, menunjukkan bahwa variabel dukungan emosional, dukungan instrumental dan dukungan informasi berpengaruh terhadap partisipasi ibu
balita dalam kegiatan posyandu dengan koefisien regresi pada tingkat kuat. Variabel
Universitas Sumatera Utara
paling besar pengaruhnya terhadap penentuan partisipasi ibu balita adalah variabel dukungan instrumental
Program imunisasi pada bayi dikelompokkan menjadi beberapa jenis imunisasi yaitu BCG, HB0, DPT+HB1, DPT3+HB3, Polio3 dan Campak. Adanya
penurunan jumlah imunisasi pada bayi perlu mendapat perhatian dari pelaksana program, mengingat peningkatan status kesehatan bayi sangat dipengaruhi dari
kekebalan bayi terhadap penyakit yang dimunculkan dari kekurangan imunisasi tersebut Dinkes Aceh, 2011.
Berdasarkan Profi Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, cakupan imunisasi Campak di Indonesia mencapai 93,65 dan pada tahun 2012 turun menjadi 86,3.
Pada tahun 2011 terdapat 21.893 kasus campak di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Aceh pada tahun 2011 cakupan imunisasi campak menduduki peringkat 27 dari 33
Provinsi di Indonesia. Dan pada tahun 2012 Provinsi Aceh menduduki peringkat 20 dengan cakupan imunisasi campak mencapai 79,5.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh bahwa jumlah penduduk Provinsi Aceh pada tahun 2010 adalah 4.494.400, sedangkan balita
berjumlah 493.400 dan pada tahun 2011 jumlah penduduk 4.597.300 sedangkan balita berjumlah 504.700 Balita BPS Provinsi Aceh, 2013.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara bahwa jumlah penduduk Aceh Utara pada tahun 2010 adalah 529.751, sedangkan balita
berjumlah 56.897 dan pada tahun 2011 jumlah penduduk 541.878 sedangkan balita berjumlah 58.200 Balita BPS Aceh Utara, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Cakupan imunisasi Campak pada bayi di Provinsi Aceh tahun 2009 mencapai 92,3 dan pada tahun
2010 mencapai 81,2, Hal ini menunjukkan adanya penurunan cakupan imunisasi sebesar 11,1 dari tahun 2009. Kemungkinan drop out yang tinggi dan kegiatan luar
gedung untuk mengejar sasaran yang tidak datang ke fasilitas kesehatan harus secara intens dilakukan. Sedangkan pada tahun 2011 mencapai 81,6, tidak ada
peningkatan secara signifikan dari tahun 2010. Jumlah kasus Campak di Provinsi Aceh pada tahun 2010 sebesar 650 kasus, dan pada tahun 2011 sebesar 708 kasus.
Dinkes Aceh, 2012. Cakupan imunisasi Campak pada bayi di Kabupaten Aceh Utara tahun 2010
adalah 83,3 dan pada tahun 2011 mencapai 86,2. di Kecamatan Lhoksukon khususnya wilayah kerja Puskesmas Lhoksukon pada tahun 2010 adalah 84,4 dan
pada tahun 2011 turun menjadi 74,6. Sedangkan wilayah kerja Puskesmas Buket Hagu pada tahun 2010 adalah 92,4 dan pada tahun 2011 mencapai 96,0.
Dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2010 sebanyak 131 kasus 20,15 dari kasus Provinsi Aceh, paling banyak ditemukan di
Kecamatan Lhoksukon yaitu 110 kasus, pada tahun 2011 di Aceh Utara terdapat 25 kasus 3,53 dari kasus Provinsi Aceh, dan pada tahun 2012 Jumlah kasus Campak
di Kabupaten Aceh Utara sebesar 243 kasus sedangkan di Kecamatan Lhoksukon 76 kasus Dinkes Aceh Utara, 2013.
Pemberian imunisasi campak pada bayi ada kaitannya dengan perilaku ibu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan Notoatmodjo 2012 yang
Universitas Sumatera Utara
mengutip pendapat Kar 1983, dapat disimpulkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya behaviour intention, dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya social-support, ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan accessebility of information, otonomi pribadi, yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan personal autonomy, situasi yang
memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action situation.
1.2 Permasalahan