Deskripsi Data Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN

informasi atau mengirimkan tugas yang bersangkutan dengan mata pelajaran. Berikut adalah tabel hasil perhitungan distribusi frekuensi mengenai pemanfaatan teknologi informasi oleh siswa kelas XI IPS dengan bantuan program SPSS versi 22. Tabel IV. 9 Frekuensi Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Siswa Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel di atas diketahui siswa yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi informasi yang rendah berjumlah 8 siswa atau sebesar 12,7. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi informasi sedang yaitu berjumlah 48 siswa atau sebesar 76,2. Siswa yang menyatakan pemanfaatan teknologi informasi tinggi berjumlah 7 siswa atau sebesar 11,1. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki pemanfaatan teknologi informasi sedang yang berarti siswa tidak memanfaatkan teknologi informasi setiap kali belajar atau Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 8 12.7 12.7 12.7 Sedang 48 76.2 76.2 88.9 Tinggi 7 11.1 11.1 100.0 Total 63 100.0 100.0 menyelesaikan tugas tetapi kadang-kadang memanfaatkannya untuk belajar atau menyelesaikan tugas ekonomi. 5. Deskripsi Data tentang Kedisiplinan Belajar Siswa Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalah ketaatan siswa dalam mengikuti ketentuan yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Indikator dalam variabel ini adalah frekuensi mengatur jadwal belajar di rumah, frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran, frekuensi ketepatan waktu dalam mengikuti pelajaran, dan frekuensi ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas. Berikut adalah tabel hasil perhitungan distribusi frekuensi mengenai kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPS dengan bantuan program SPSS versi 22. Tabel IV.10 Frekuensi Kedisiplinan Belajar Siswa Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 12 19.0 19.0 19.0 Sedang 44 69.8 69.8 88.9 Tinggi 7 11.1 11.1 100.0 Total 63 100.0 100.0 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kedisiplinan belajar siswa rendah yaitu berjumlah 12 siswa atau sebesar 19,0 Kedisiplinan belajar siswa sedang berjumlah 44 siswa atau 69,8. Sedangkan siswa yang memiliki kedisiplinan belajar tinggi berjumlah 7 siswa atau sebesar 11,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki kedisiplinan belajar sedang yang berarti siswa tidak selalu mengikuti ketentuan yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya baik di rumah maupun di sekolah tetapi kadang-kadang siswa juga dapat mengikuti ketentuan tersebut. 6. Deskripsi Data tentang Hasil Belajar Siswa Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai rapor semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi. Indikator dalam variabel ini adalah nilai rapor semester 2 siswa pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 20132014. Tabel IV.11 Frekuensi Hasil Belajar siswa Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 5 7.9 7.9 7.9 Sedang 32 50.8 50.8 58.7 Tinggi 26 41.3 41.3 100.0 Total 63 100.0 100.0 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa yang berada ditingkat rendah yaitu berjumlah 5 siswa atau 7,9. Sedangkan jumlah responden yang memiliki hasil belajar sedang berjumlah 32 siswa atau sebesar 50,8 dan siswa yang memiliki hasil belajar tinggi yaitu berjumlah 26 siswa atau sebesar 41,3. Hal tersebut berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang sedang, tidak terlalu tinggi, dan tidak terlalu rendah.

C. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat

a. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 22. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas. Tabel IV.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Fasilitas Belajar Siswa Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Siswa Kedisiplinan Belajar Siswa N 63 63 63 Normal Parameters a,b Mean 7.02 18.41 26.32 Std. Deviation 1.896 2.803 3.839 Most Extreme Differences Absolute .206 .131 .110 Positive .148 .131 .064 Negative -.206 -.108 -.110 Test Statistic .206 .131 .110 Asymp. Sig. 2-tailed .000 c .009 c .055 c Sumber: data diolah, 2014 Dari output diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig 2-tailed fasilitas belajar X1 sebesar 0,000 c , pemanfaatan teknologi informasi X2 sebesar 0,009 c , kedisiplinan belajar X3 sebesar 0,055 c . Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi tidak normal. b. Uji Linieritas Uji linearitas bertujuan mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Hasil uji linearitas dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel IV.13 Hasil Uji Linearitas No. Variabel Sig. Deviation from Linearity Kesimpulan 1 Fasilitas Belajar 0,558 Linier, karena nilai signifikansi 0,558 0,05 2 Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,290 Linier, karena nilai signifikansi 0,290 0,05 3 Kedisiplinan Belajar 0,057 Linier, karena nilai signifikansi 0,057 0,05 Sumber: data diolah, 2014 Pada tabel ANOVA diketahui nilai signifikansi Deviation from Linearity pada variabel status sosial ekonomi sebesar 0,558. Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel fasilitas belajar dengan hasil belajar ekonomi dinyatakan linier. Pada variabel pemanfaatan teknologi informasi diketahui nilai signifikansi Deviation from Linearity sebesar 0,290. Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel pemanfaatan teknologi informasi dengan hasil belajar ekonomi dinyatakan linier. Begitu juga pada variabel kedisiplinan belajar, diketahui nilai signifikansi Deviation from Linearity sebesar 0,057. Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kedisiplinan belajar dengan hasil belajar ekonomi pemberdayaan ekonomi dinyatakan linier.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus korelasi sebagai berikut Sugiyono, 2010: Selanjutnya dengan program SPSS diadakan analisa collinerity statistics. Dari analisis collinerity statistics akan memperoleh VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 5 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas. Hasil dari uji multikolinearitas sebagai berikut: Tabel IV.14 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Fasilitas Belajar Siswa .897 1.115 Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Siswa .932 1.073 Kedisiplinan Belajar Siswa .845 1.183 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan output di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari ketiga variabel yaitu: fasilitas belajar 0,897, pemanfaatan teknologi informasi 0,932 dan kedisiplinan belajar 0,845 lebih besar dari 0,1. Sedangkan nilai VIF dari ketiga variabel tersebut pun lebih dari 5. VIF dari ketiga variabel yaitu: fasilitas belajar 1,115, pemanfaatan teknologi informasi 1,073 dan kedisiplinan belajar 1,183. Maka dapat dikatakan nilai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser dengan cara