Pria dan Wanita TINJAUAN PUSTAKA
Pemikiran negatif yang menyimpang itu selalu menyertai suatu episode depresi. Pemikiran negatif yang potensial muncul pada penderita stroke adalah
penalaran emosional. Penalaran emosional adalah ketika seseorang menginterpretasikan perasaan dan peristiwa berdasarkan emosi dan bukan pada
pertimbangan-pertimbangan yang adil terhadap bukti Burns, 1988. Penalaran emosional hampir selalu memainkan peran dalam semua depresi. Pada penderita
stroke munculnya distorsi kognitif tersebut diakibatkan hendaya fisik yang dialami oleh penderita stroke, sehingga mereka menjadi kesal dan marah dengan
kondisi fisik yang dideritanya, yang kemudian baik pria maupun wanita akan merasa sebagai orang yang tidak berguna akibat ketidakberdayaan fisik yang
dialaminya setelah stroke. Baik pria maupun wanita yang pernah mengalami stroke berpotensi
mengalami distorsi kognitif berupa penalaran emosional. Namun adanya perbedaan karakteristik antara pria dan wanita menyebabkan adanya perbedaan
pola dalam merespon perasaan mereka ketika mengalami depresi Hoeksema dalam Brannon, 1996. Karakteristik pria yang tidak emosional dan mampu
mengatasi persoalan, membuat pria akan cenderung memilih terlibat dalam kegiatan fisik untuk mengatasi perasaan negatifnya. Terlibatnya pria dalam
bentuk kegiatan fisik dapat mengurangi perasaan tidak berdaya yang dialami oleh pria. Hal itu dapat membuktikan bahwa perasaan negatif yang dirasakan tersebut
tidak benar, karena dengan terlibat dalam kegiatan fisik mereka merasa mampu untuk melakukan sesuatu hal, sehingga dengan demikian distorsi kognitif yang
dialaminya tidak berlangsung lama dan membuat tingkat depresi menjadi lebih rendah.
Wanita memiliki karakteristik yang lebih emosional, wanita akan cenderung memberi reaksi dengan cara menyesali keadaan yang dialaminya.
Penderita stroke wanita akan terus-menerus memikirkan ketidakberdayaannya dan membenarkan persepsi yang menciptakan perasaan negatifnya tersebut, bahwa
memang mereka merasa tidak berharga karena tidak mampu melakukan apa-apa. Hal tersebut justru akan membuat distorsi kognitif yang dialami semakin
bertambah, yang semula hanya penalaran emosional berkembang menjadi pembesaran dan pengecilan serta mendiskualifikasikan hal-hal positif dan hal ini
justru akan semakin memperkuat keadaan depresi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema Perbedaan Tingkat Depresi Antara Pria dan Wanita Pasca Stroke