Pola Pengelolaan Pemasaran Komunitas Musik Indie

D. Pola Pengelolaan Pemasaran Komunitas Musik Indie

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya selain dari melakukan proses produksi, faktor lain yang dilakukan oleh komunitas musik indie dalam upaya mengenalkan produk album rekaman yang telah dihasilkan adalah melalui proses pemasaran. Pemasaran merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan produk yang dihasilkan secara langsung kepada konsumen sehingga secara pribadi masyarakat mampu menilai apakah produk tersebut layak mereka konsumsi atau tidak. Effendi, Ekonomi pemasaran. 1996, hal 43 Maraknya dunia entertainment khususnya bidang musik membawa dampak ketatnya persaingan para musisi atau band dalam meraih pangsa pasar para pengemar musik. Ketatnya persaingan tersebut memunculkan ketatnya pula strategi pemasaran yang dilakukan oleh berbagai jenis, aliran, atau genre musik dari band-band atau musisi yang ada. Dampak modernisasi teknologi membawa komunitas indie untuk membuat strategi khusus dalam memasarkan produk yang telah dihasilkannya. Seperti yang telah kita tahu media televisi sudah didominasi oleh ikla n- iklan produk musik yang berbenderakan Major Label, namun dengan landasan misi inggin merasa diakui bahwa mereka ada komunitas indie juga memasuki media tersebut sebagai salah satu wadah atau media untuk memasarkan produknya terhadap masyarakat banyak. Selain media televisi media-media lain yang digunakan oleh komunitas musik indie dalam memasarkan produk mereka adalah melalui internet yaitu dengan membuat Web site yang merupakan salah satu program elektronik dimana seseorang atau siapapun dapat mengakses secara bebas segala informasi berkaitan dengan berbagai hal yang inggin diketahui hingga pada proses transaksi jual beli. Latar belakang pengambilan media internet sebagai salah satu media yang digunakan dalam proses pemasaran adalah asumsi bahwa dijaman yang serba modern saat ini hampir segala bentuk kegiatan tidak terlepas dari media elektronik, komputer atau internet sehingga memunculkan peluang yang cukup besar bahwa produk yang dipasarkan melalui media ini akan dengan cepat bisa dikenal masyarakat luas. Media lain yang digunakan komunitas indie memasarkan produknya yaitu tabloid, ataupun surat kabar. Diilhami dari minimnya modal atau keuangan yang mereka miliki memunculkan ide yang dijadikan sebagai strategi komunitas musik indie untuk memasarkan produk mereka, yaitu dengan menciptakan berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai pihak termasuk diantaranya adalah dengan media surat kabar. Maraknya komunitas indie yang berkembang di Yogyakarta tidak hanya bergerak dalam aspek musik saja, selain itu ada pula komunitas-komunitas yang bergerak dalam bidang lain namun masih dalam kategori indie, diantaranya adalah komunitas film indie, komunitas majalah indie, komunitas garmen indie dan lain sebgaianya. Keberadaan dari komunitas indie yang bergerak dalam berbaga i bidang tersebut memberikan peluang terhadap komunitas musik indie untuk membuat strategi pemasaran yaitu dengan menjalin kerjasama dengan komunitas-komunitas lain yang ada dengan sifat saling menguntungkan. Selain dari media-media yang sudah disebutkan diatas banyaknya stasiun- stasiun radio lokal yang ada di Yogyakarta seperti Geronimo FM, Suara Gama FM, dan stasiun radio lainnya tidak luput dari sasaran komunitas indie dalam memasarkan produk mereka yaitu melalui program yang dikenal Indie 10 yang bertuj uan untuk menyiarkan secara langsung 10 musik indie yang dianggap populer dikalangan masyarakat pecinta musik. Seperti yang diungkapkan oleh Lukas Adi prasetya yang mengungkapkan: Band-band indie di Yogyakarta biasanya mengawali jalan panjang mereka dengan mengirim demo -demo lagu ke stasiun radio. Misalnya Geronimo yang memiliki Ajang Musikal yang diputar seminggu sekali. Selain Geronimo, Swaragama, Prambors FM, dan Star FM juga punya acara serupa. Ajang Musikal sudah ada sejak tahun 1996. Di sini kami memutar 20 lagu dari 10 band indie asal Yogyakarta. Masing-masing band kami putarkan dua lagunya. Namun, lagu yang bisa naik tentu yang sesuai style kami, ujar Henky, Promotion Staff Geronimo. Yang fantastis adalah setiap hari Geronimo minimal menerima kiriman demo dari 10 band indie. Lukas Adi Prasetya, www.indie.com Secara garis besar dapat dikatakan bahwa segala bentuk media yang memberikan peluang besar terhadap proses pemasaran terhadap karya-karya dari komunitas musik indie agar mampu dikenal masyarakat dengan segera akan dimasuki komunitas tersebut dengan didasarkan pada berbagai bentuk kerjasama dalam upaya menyusun strategi agar karya-karya mereka mampu dikenal oleh masyarakat luas khusunya para pecinta musik. Perkembangan lain yang memberikan ruang gerak terhadap pemasaran komunitas musik indie adalah maraknya acara-acara atau event-event yang kini banyak mengusung identitas indie. Salah satu contoh adalah munculnya acara Made In Indonesia setiap sabtu jam 19.30 di Lativi dengan moto “boleh dibeli jangan dibajak” yang menyuguhkan band-band baru yang belum masuk dalam major label untuk digojlok dan diuji seberapa besar kemampuan mereka dalam bermusik. Tak hanya sampai disitu band-band atau musisi yang telah mendaftarkan diri tersebut memperoleh kesempatan melihat secara langsung seberapa besar presentase para pengemar musik menilai hasil karya mereka. Dan tanpa persyaratan khusus dengan segera perusahaan-perusaahan sekelas Major Label akan segera melakukan taken contrac memberikan tanda tangan kontrak sebagai pihak yang mau mengelola band tersebut dengan acuan menunjukan hasil penilaian bahwa lebih dari 50 masyarakat pengemar musik menilai musik mereka dapat diterima dan dinilai bagus. Selain dari acara Made in Indonesia, muncul juga acara-acara lain ditelevisi yang membuka diri terhadap komunitas musik indie. Contoh lainnya adalah adanya program MTV local habis yang disajikan setiap hari jam 12 siang. Program salah satu televisi tersebut bertujuan bahwa segala bentuk album atau video klip dari musisi atau band yang memiliki jenis, aliran atau genre yang berbeda-beda memiliki peluang yang sama akan di putar distasiun televisi tersebut sehingga karya-karya mereka dapat diketahui atau dinilai oleh masyarakat umum dan tentunya mampu meraih pasarnya sendiri-sendiri. Dalam memasarkan produknya komunitas indie membuat cover sampul album mereka dengan bentuk atau desain khusus yang ditujukan untuk menarik minat pengemar musik agar membelinya. Selain itu demi mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan karya-karya mereka komunitas indie rela memajang album rekaman mereka ke internet- internet secara gratis dan para pengemar musik tinggal mengaksesnya saja. Untuk mencegah ketidakpuasan konsumen dalam membeli produk album mereka secara langsung, komunitas indie memberikan service atau jaminan terhadap produk mereka yang dinilai rusak atau tidak dapat diputar untuk bisa ditukar dengan yang baru selama tidak melebihi masa garansi yang telah ditentukan. Karena sungguh dimaklumi bahwa kemasan produk dalam bentuk CD sangat riskan terhadap kerusakan, kebijakan diatas diambil sebagi upaya memuaskan konsumen, karena bagaimanapun komunitas indie menganggap bahwa pembeli adalah raja yang harus memperoleh pelayanan sebaik mungkin. Bagan V.3. Arus Pemasaran Komunitas Musik Indie Live Performance Media Radio Loka l Media Komputer Internet Sponsor Media Surat Kabar Media Televisi Konsumen

E. Pola Pengelolaan Personalia Komunitas Musik Indie