53
BAB V PEMBAHASAN
A. Komunitas Musik Indie Sebagai Perlawanan Anak Muda Terhadap
Monopoli Pasar Oleh Pihak Major Label
Musik adalah dunia yang universal, dengan alunan musik manusia mampu berimajinasi bahkan berapresiasi atas segala keingginannya. Lebih dari itu
bermain musik mampu membawa empati seseorang untuk merasa bangga dan bahagia mampu melakukan segala kreativitasnya dalam bermusik.
Dalam perkembangannya aspek musik didominasi oleh keberadaan anak muda yang haus akan segala bentuk kreativitas tak terkecuali dalam bidang
musik. Hal tersebut terlihat dengan jelas dari maraknya pentas-pentas seni yang cenderung diprakarsai oleh anak muda baik dalam konsep seni ataupun
sekedar iseng belaka. Melihat para musisi idolanya yang sering tampil di layar televisi, para pengemar musik sering dibuai oleh asumsi bahwa menjadi
musisi sungguh memiliki kehidupan yang sangat membahagiakan. Hanya berbekal mampu memainkan sejumlah peralatan musik mereka mampu
mencukupi kehidupannya bahkan mungkin justru berkelimpahan. Sela in itu dengan menjadi musisi seseorang mampu memperoleh popularitas terkenal
berdasarkan karya-karya yang telah dihasilkan. Dalam bidang industri musik rekaman masyarakat sering mendengar
istilah yang sudah tidak asing dan biasa disebut Major label, yaitu secara persuku kata dapat diartikan sebagai, Major adalah berarti besar perusahaan
besar sedangkan label adalah logo atau trade atau merek, dan secara
keseluruhan dapat diartikan sebagai perusahaan besar bidang industri musik rekaman. Major Label selaku perusahaan industri musik rekaman mengusung
aliran, jenis, genre musik yang tidak semata- mata sembarangan melainkan sebuah bentuk industri yang mengadopsi pada jenis, aliran, atau genre musik
yang sedang ngetrend atau populer saat itu. Fokus industri mus ik Major label adalah mengelola jenis, aliran, atau genre musik yang dinilai mampu
memperoleh pangsa pasar. Secara garis besar keputusan Major Label untuk mengelola salah satu
aliran, jenis atau genre, musik adalah didasarkan pada peluang pasar yang dimunculkan yaitu dengan cara mengadopsi jenis, aliran, atu genre musik
yang ngetrend di era masa kini. Kebebasan bermusik yang sebelumnya diartikan sebagai kebebasan dalam mengekspresikan idealis gaya bermusik
justru harus dipaksa menyesuaikan dengan pangsa pasar yang ada. Ironisnya kebebasan bermusik itupun mendapat batasan dari berbagai institusi atau
aturan yang cenderung lebih mementingkan perluasan pangsa pasar dalam dunia musik untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dibandingkan dengan
perinsip kebebasan mengekspresikan segala bentuk kegiatan dalam menentukan karya.
Adapun sisi positif yang dapat dimunculkan Major label sendiri adalah adanya jaminan bahwa para musisi ataupun Band yang masuk dalam industri
perusahaan ini akan memperoleh popularitas terkenal dan nilai jual yang tinggi terhadap karya-karyanya. Hal ini didukung oleh adanya ketersediaan
modal yang dimiliki oleh pihak major label dalam mengelola segala bentuk
aktivitas usahanya. Faktor penting yang menjadi acuan adanya jaminan popularitas dan nilai jual yang tinggi terhadap karya-karya musik yang
dihasilkan dilatarbelakangi oleh sebuah asumsi bahwa Major Label merupakan perusahaan yang didominasi oleh para kaum pemodal dengan
tujuan meraup pangsa pasar yang seluas- luasnya sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya pula. Dengan kata lain
segala bentuk kegiatan usaha akan memperoleh hasil yang maksimal jika didukung oleh ketersediaan modal usaha yang mampu mendukung segala
aktivitas kegiatan itu sendiri. Dari tujuan di atas dapat ditarik benang merah bahwa perusahaan industri
musik rekaman Major Label memiliki tujuan meraup nominal sebesar- besarnya, yaitu dengan menciptakan perluasan pasar seluas-luasnya khususnya
dalam bidang musik. Ketersediaan modal usaha yang dimiliki oleh pihak Major Label
memberikan sebuah asumsi bahwa perusahaan tersebut akan mampu mengelola dengan baik segala bentuk kegiatan usahanya meliputi
aktivitas produksi, keuangan, pemasaran hingga pada pengelolaan personalia. Oleh karena hal di atas patut dimaklumi bahwa para musisi atau band yang
berbenderakan Major Label selain mampu meraih popularitas juga mampu memperoleh nilai jual yang tinggi terhadap karya-karya mereka. Adapun
kebijakan yang menjadi prasayarat terhadap para musisi ataupun band yang masuk dalam Major Label adalah megikuti segala bentuk peraturan bermusik
yang intinya harus difokuskan pada perolehan pangsa pasar sesuai dengan institusi atau peraturan yang sudah diciptakan oleh pihak Major Label.
Sisi negatif dari Major Label itu sendiri muncul akibat dari kebijakan yang diambil bahwa jenis, aliran, atau genre musik yang dikelola adalah musik yang
berjenis, aliran ataupun bergenre musik masa kini atau sedang ngetrend. Akibatnya banyak musisi lokal yang memiliki aliran, jenis, atau genre musik
yang berbeda dan dianggap sudah sudah usang atau ketinggalan jaman tersingkir dan tidak mendapatkan tempat di kelas Major label. Sony record
music , EMI Entertainment Music Industries, Universal record music
merupakan beberapa perusahaan industri musik rekaman yang masuk dalam kelas Major Label yang menghasilkan para musikus diera masa kini. Dalam
perkembangannya perusahaan-perusahaan tersebut mampu mendominasi pasar industri musik rekaman yang ada baik pada aliran, jenis, atau genre musik
yang sedang dianggap ngetrend atau yang sudah dianggap usang. Hal tersebut makin dikukuhkan dengan kenyataan yang ada bahwa perusahan industri
musik rekaman memiliki jumlah modal yang sesuai dengan bentuk-bentuk kegiatan yang akan dijalankan.
Rasa tersingkir dan sudah dianggap ketinggalan jaman, membentuk sebuah keingginan para musisi yang berakar dari anak-anak muda yang memiliki
musik beraliran, jenis, atau genre diluar Major Label untuk tetap melakukan kreativitas bermusik dengan bentuk-bentuk usahanya sendiri. Keterbatasan
pihak-pihak musisi ataupun band yang sudah dinilai tidak masuk dalam kategori industri musik Major Label melahirkan sebuah semangat perlawanan
bahwa tanpa harus berpijak pada institusi pasar segala bentuk kegiatan akan memperoleh pasarnya sendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada situasi modern
yang membawa masyarakat secara lebih baik mampu menilai produk-produk ataupun karya-karya yang layak mereka konsumsi khususnya dalam bidang
musik. Berdasar pada latar belakang diatas para musisi ataupun band yang sudah
dianggap tidak layak masuk dalam kelas Major Label membentuk pasarnya sendiri dengan bergabung dalam sebuah komunitas yang disebut dengan
“indie”. Komunitas indie lebih mementingkan bentuk kreativitas mereka dalam bermusik tanpa harus dekekang oleh pihak manapun. Dengan kata lain
komunitas indie lebih terfokus pada rasa kepuasan inggin diakui bahwa karya- karya mereka ada dan bukan semata- mata untuk meraup pangsa pasar dengan
tujuan popularitas ataupun nominal yang besar. Erwin Satya, Outmagz 2001. Komunitas indie yakin bahwa dengan paham kebebasan tanpa mau
dikendalikan oleh institusi pasar, musik mereka dapat diterima oleh masyarakat luas. Hal tersebut tercermin dari maraknya tayangan televisi pada
masa sekarang yang justru sering menampilkan musisi atau band-band yang mampu memperoleh popularitas maupun nilai jual yang tinggi terhadap karya-
karyanya. Sebut saja Endank Soekampti band, Sheila on 7 band, Shaggy dog band, dan mungkin masih banyak band-band atau musisi- musisi lain yang
justru mampu meraih popularitas tanpa harus menganut faham- faham institusi pasar.
Faham kebebasan tanpa sudi dikendalikan oleh pihak manapun memberikan ruang gerak para komunitas indie untuk berkarya sesuai dengan
apa yang mereka ingginkan. Bagi komunitas ini pasar akan terbentuk dengan
sendirinya jika mereka konsisten pada karya-karya mereka sendiri Erdi, Flower Market Band 2007. Beracuan dari hal tersebut komunitas musik indie
seperti mendapat pengukuhan bahwa jalan terbaik untuk memunculkan perlawanan terhadap situasi pasar khususnya pasar industri musik rekaman
adalah dengan menghasilkan karya-karya yang optimal yaitu mampu diterima masyarakat pecinta musik.
Maka untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana pengelolaan dari komunitas musik indie dalam menjalankan usahanya peneliti memfokuskan
penelitian pada bidang pengelolaan produksi, pola pengelolaan keuangan, pola pengelolaan pemasaran, dan pola pengelolaan personalia sebagaimana seperti
yang sudah terinci dibawah ini.
B. Pola Pengelolaan Produksi Komunitas Musik Indie