3. Simbol
Simbol adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan di dalam
masyarakat . Hubungan kategori tanda tersebut oleh Pierce digambarkan sebagai
berikut :
Ikon
Indeks Simbol
Gambar 2.2 Model Kategori Tanda
Sumber : John Fiske dalam Karin, 2002:115
2.9 Komunikasi non verbal
Kita mempersepsi manusia tidak hanya melalui bahasa verbal : bagaimana bahasanya halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan
sebagainya, namun juga dari perilakunya yang nonverbalnya. Pentingnya psan nonverbal ini “ bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia
mengatakannya”. Lewat perilaku non verbalnya, kita dapat mengetahui
suasana emosionalnya seseorang, apakah ia sedang sedih, bingung, bahagia, ataupun marah. Kesan awal kita terhadap seseorang sering didasarkan pada
perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh. Secara sederhana pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.
Menurut Larry A. Samoviar dan Richard E. Porter, dalam Mulyana2005:308 komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan
verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial
bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja maupun yang tidak disengaja, sebagai bagian dari perstiwa
komunikasi yang secara keseluruhan. Kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Jurgen rusech dalam Mulyana2005:317 mengklarifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian. Pertama, bahasa tanda sign language
acungan jempol ketika memperlihatkan prestasi yang menawan. Kedua, bahasa tindakan action language semua gerakan tubuh yang tidak digunakan
secara eksklusif untuk memberikan sinyal, misalnya, berjalan. Ketiga, bahasa objek object language pertunjukkan benda, pakaian, lambang nonverbal
bersifat publik lainnya seperti ukuran ruangan, bendera, gambar lukisan, musik marching band, dan sebagainya, baik secara sengaja maupun tidak.
Secara garis besar Larry A. Samoviar dan Richard E. Porter membagi pesan- pesan nonverbalnya menjadi dua kategori besar, yakni : Pertama, perilaku
yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh, ekspresi
wajah, kontak mata, sentuhan bau-bauan, dan parabahasa. Kedua, ruang, waktu dan diam. Klasifikasi Samoviar dan Porter ini sejajar dengan klasifikasi
John R.Wenburg dan William W. Wilmot, yakni isyarat-isyarat nonverbal perilaku behavioral dan isyarat-isyarat nonverbal bersifat publik seperti
ukuran ruangan dan faktor-faktor situasional lainnya. Meskipun secara teoritis, komunikasi nonverbal dapat dipisahkan
dari komunikasi verbal, dalam kenyataan kedua jenis komuniksi itu saling menjalin dalam komunikasi tatap muka sehari-hari. Seperti dijelaskan Mark
L.Knapp, istilah nonverbalnya biasanya digunakan untuk melukiskan semua peritiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat ang sama
kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non verbal.Mulyana, 2005: 312.
2.10 Warna