Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Billboard Transportasi

Dari penyampaian pesan atau informasi kepada masyarakat melalui iklan media massa banyak yang menggunakan perempuan sebagai citra image yang ditonjolkan dalam menawarkan produk kepada masyarakat. Selain itu, tulisan dan gambar juga mempengaruhi makna pesan iklan. Sehingga informasi atau pesan tentang produk itu menjadi tidak jelas dan ambigu oleh kuatnya pencitraan produk, hal ini menyebabkan jalinan alur cerita iklan seakan-akan mengena, meski sebenarnya jalinan imajinasinya sama sekali tidak terkait. Oleh karena, itu dari berbagai macam iklan yang muncul di media massa, khususnya di sebuah billboard iklan oli kendaraan bermotor dengan pesan iklannya “ Mau Enteng?? Pake “ menarik dan terdapat fenomena untuk di teliti, fokus dalam penelitian ini adalah menyangkut gambar, tanda atau symbol, dan tulisan yang di gunakan untuk menyampaikan pesan dalam iklan oli kendaraan bermotor serta penggambaran seorang perempuan dengan oli kendaraan bermotor. Tetapi yang lebih diperlihatkan dalam iklan ini adalah gambar seorang perempuan dengan oli kendaraan bermotor.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang peneliti uraikan di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana makna iklan oli Global Petro America di media billboard” ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna iklan oli Global Petro America kedalam sistem komunikasi berupa tanda dan lambang.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wacana ilmu pengetahuan khususnya masalah semiotika visual Gambar pada sebuah iklan.

1.4.2 Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai literatur tentangiklan dengan menggunakan pendekatan semiotik, terutama yang berkaitan dengan konsep gambar, dan mengapa gambar perempuan sebagai objek dalam iklan tersebut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Periklanan

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan calon pembelinya. Jefkins, 1997:15 Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Tidak ada perusahaan yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Demikian pentingnya peran iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bonafiditas perusahaan terletak pada berapa besar dana yang dialokasikan untuk iklan tersebut. Di samping itu, iklan merupakan jendela kamar dari sebuah perusahaan. Keberadaanya menghubungkan perusahaan dengan masyarakat, khususnya konsumen. Didalam periklanan, tanda-tanda digunakan secara aktif dan dinamis, sehingga orang tidak lagi membeli produk untuk pemenuhan kebutuhan need, melainkan membeli makna-makna simbolik, 13 Yang menempatkan konsumen di dalam struktur komunikasi yang dikonstruksikan secara sosial oleh sistem produk atau konsumsi. Amir, 2002:287 Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran juga merupakan kegiatan komunikasi. Kegiatan pemasaran meliputi strategi pemasaran, yakni logika pemasaran yang dipakai unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasaran Kotler, 1991:416. Menurut liliweri 1991:20, kegiatan komunikasi adalah penciptaan interaksi perorangan dengan menggunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga berarti pembagian unsur-unsur perilaku, atau cara hidup dengan eksistensi seperangkat ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung dari siapa khalayak sasaran yang dituju, dan melalui media apa sajakah iklan tersebut sebaiknya disampaikan.

2.1.2 Definisi iklan

Jika dilihat dari fungsi dan tujuannya, maka iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi, hal ini dapat di cermati dari definisi iklan yang dikemukakan oleh Arens, bahwa : Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk-produk barang jasa, dan gagasan oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media Arens dalam Noviani, 2002:23. Dari definisi diatas terlihat bahwa iklan memiliki fungsi utama menyampaikan pesan informasi tentang produk kepada massa, ia menjadi penyampai informasi yang sangat terstruktur. Yang menggunakan elemen- elemen verbal maupun non verbal, dalam menjalankan fungsi komunikasinya. Dalam komunikasi periklanan, ia tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna, dan bunyi. Disisi lain iklan adalah sebuah bentuk tontonan yang mengiringi sebuah produk, yang menawarkan sebagai acuan nilai moral masyarakat baikburuk, benarsalah. Padahal citra-citra tersebut, sebagaimana yang dikatakan oleh Haug, sesungguhnya adalah dalam rangka mengendalikan konsumen, seperti sebuah suntikan bius. Amir, 2002:289 Sedangkan definisi iklan menurut institusi inggris adalah periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang paling ekonomis. Jefkins, Frank 1997 Definisi standar dari periklanan menurut sustina mengandung enam elemen yaitu : 1. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang di bayar, walapun bentuk periklanan seperti layanan masyarakat, biasanya menggunakan ruang khusus yang gratis atau walaupun harus membayar tapi dengan jumlah yang sedikit. 2. Dalam iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya dapat menampilkan menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tetapi juga sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan. 3. Periklanan merupakan upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen. 4. Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampaian pesan. 5. Periklanan memiliki sifat non personal bukan pribadi. 6. Audience. Tanpa identifikasi audience yang jelas, pesan yang disampaikan dalam iklan tidak akan efektif. sustina, 2003:275-276. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan bentuk komunikasi non personal yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi menggunakan media massa untuk membujuk atau juga mempengaruhi konsumen. Pembuatan program periklanan harus selalu dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian mambuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yang disebut lima Kotler, 2007:578. 1. Mission misi : Apakah tujuan periklanan ? 2. Money uang : Berapa banyak yang dapat dibelanjakan ? 3. Message pesan : Pesan apa yang harus disampaikan ? 4. Media media : media apa yang digunakan ? 5. Measurement pengukuran : Bagaimana evaluasi hasilnya ?

2.1.3 Manfaat dan fungsi Iklan

Kasali menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat iklan, yakni : 1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. 2. iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. 3. iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya. Kasali, 1995:16 Seiring dengan menjamurnya penawaran-penawaran produk melalui berbagai media maka konsumennya juga dipermudah dalam melakukan pemilihan produk sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Konsumen juga dapat dengan mudah dapat membandingkan dan memilih secara langsung tentang produk mana yang lebih baik. Melalui penyampaian pesan dalam penjualan produk akan efektif. Jika sebelumnya produsen menjual produknya dengan cara bertatap muka secara dan langsung dan terbatas akan ruang dan waktu melalui iklan produsen, maka saat ini dapat langsung mempromosikan produknya, mengenai manfaat, memperlihatkan fisik produk yang dibuat dari produsen, baik secara harga, kualitas, materi bahan yang digunakan untuk membuat produk, dan sebagainya dapat dilakukan melalui media. Terlebih lagi dalam iklan tersebut juga ditampilkan seorang model perempuan yang mengenakan pakaian sedikit terbuka untuk menarik perhatian dari khalayak demi menjual produk tersebut, sehingga khalayak tentu akan semakin tertarik untuk membeli produk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan ban kendaraan roda dua yang di pasarkan oleh Indopart, dari iklan yang di buat tersebut dapat dilihat seberapa besar animo khalayak akan mengenal, meningkatkan, dan mempercayai produk yang ditawarkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan terus menerus guna memikat konsumen agar dapat mengenal, selalu ingat dan percaya akan sebuah produk tersebut. Wright dkk 1978 mengatakan, dalam periklanan mencakup bebrapa fungsi, antara lain : 1. Fungsi pemasaran 2. Fungsi komunikasi 3. Fungsi pendidikan 4. Fungsi ekonomi 5. Fungsi sosial 6. Fungsi yang ditinjau dari segi komunikator dan komunikasi. Wright dalam Liliwerti, 1992:52 Fungsi pemasaran dalam periklanan merupakan fungsi komunikasi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Melihat fungsi komunikasi dalam periklanan, semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media, sehingga dalam berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri dari atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Pada umumnya seseorang yang belajar akan sesuatu dari iklan yang dibacanya, ditonton serta didengar maka hal tersebut yang menjadikan perikalanan memiliki fungsi sebagai pendidikan. Selain itu iklan mengakibatkan seseorang semakin tahu dan mengerti akan produk-produk tertentu yang ditawarkan, baik pelayanan jasa maupun pemenuh kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan financial, tentunya hal ini yang menyebabkan dalam periklanan memiliki fungsi ekonomi. Sifat manusia yang ingin terus menerus dan menjadi lebih baik, dalam iklan juga memiliki fungsi sosial yang membantu menggerakkan sesuatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia.

2.1.4 Tujuan kegiatan periklanan

Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya. Menurut Kotler, 2002:695 mengatakan bahwa iklan itu untuk membujuk, menginformasikan, atau mengingatkan. Periklanan informative, biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk. Tujuannya adalah membentuk permintaan pertama. Periklanan persuasive penting dilakukan pada tahap kompetitif tujuannya adalah membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. Beberapa iklan persuasive telah beralih jenis ke periklanan perbandingan comparative advertising, yang berusaha untuk membentuk keunggulan suatu merek melalui perbandingan atribut spesifik dengan suatu atau beberapa merek lain di sebuah jenis produk yang sama. Iklan pengingat sangat penting untuk sebuah produk yang telah mapan. Bentuk iklan ini adalah iklan penguat reinforcement advertising, yang bertujuan meyakinkan pembeli untuk memilih produk guna memenuhi kebutuhannya.

2.1.5 Kreatifitas Iklan

“ Kreatifitas” adalah salah satu kata yang mungkin paling sering dan umum digunakan dalam industri periklanan. Iklan bahkan kerap disebut dengan kata “kreatif ” saja, mereka yang terlibat dalam produksi iklan sering disebut dengan “ tim kreatif ” atau “ orang kreatif “. Tanggung jawab tim kreatif adalah mengubah seluruh informasi mengenai produk seperti atribut atau manfaat produk hingga tujuan komunikasi yang ditetapkan menjadi suatu bentuk konsep kreatif yang mampu menyampaikan pesan pemasaran kepada khalayak. Pandangan mengenai apa yang dimaksud dengan iklan yang kreatif ternyata tidak sama. Salah satu pandangan mengatakan bahwa iklan kreatif adalah iklan yang mampu meningkatkan penjualan produk. Pandangan lain menyebutkan iklan yang kreatif adalah iklan yang berasal dari ide orisinil, memiliki nilai artistik dan estetik dan mampu memenangkan penghargaan. Pendapat lain menyebut iklan kreatif adalah iklan yang mampu menarik dan mampu memberikan efek kepada audiens. Morrisan, 2007:265

2.1.6 iklan sebagai media informasi

Informasi adalah pengetahuan yang dimiliki Funk, 1955, dalam segers, 2000:10. Maka jelas dikatakan bahwa hubungan antara informasi dan isi komunikasi tidaklah identik. Informasi tidak hanya dipetik oleh penerima yang relevan saja, tetapi juga sejumah alternatif yang dapat dipilih dari pengirim informasi tersebut. Informasi menunjukkan data atau fakta yang sebelumnya di peroleh dari tindakan berkomunikasi. Informasi bukanlah sebuah peristiwa, tetapi merupakan wujud material secara konseptual karena kehadirannya yang terbentang sepanjang waktu. Sehingga dapat dikatakan berisi informasi, atau informasi yang dapat dikirimkan dan diterima melalui sebuah saluran, atau informasi dapat dipilih dari lingkungan dalam bentuk seperangkat stimuli. Pada dasarnya iklan tidak dibuat untuk mencari keuntungan semata, melainkan untuk penjualan produk. Tetapi iklan juga dibuat untuk meningkatkan image atau reputasi produk atau perusahaan. Iklan dirancang untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan tentang merk, sikap target sasaran terhadap produk yang positif dan yang terakhir yakni untuk mendorong perilaku konsumen dalam hal mengkonsumsi suatu produk yang dipasarkan tersebut. Maka, para pembuat iklan akan memberikan sebuah informasi kepada khalayak yang relevan atau nyata dan baik terhadap sebuah produk yang ditawarkan. Tetapi tidak semata-mata bertujuan menawarkan dan mempengaruhi pada calon konsumen untuk membeli produk-produk barang atau jasa, melainkan juga turut menanamkan nilai-nilai tertentu yang secara tidak pasti tersirat didalamnya. Hamelink 1983 menyatakan bahwa iklan merekayasa kebutuhan dan menciptakan ketergantungan psikologis Deddy Mulyana dan Idi Subandy Ibrahim, 1997:158. Di dalam penyampaian pesannya, iklan selalu menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya dalam masyarakat yang akan mereka sasar. Periklanan juga memiliki berbagai jenis, jika kita bedakan secara umum maka dibagi mencadi 2, yaitu iklan above the line dan iklan bellow the line. Iklan media above the line adalah media yang bersifat massa. Massa yang dimaksud adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar, antara satu sama lain tidak saling kenal dan menerpa pesan iklan secara serempak. Sedangkan iklan media bellow the line adalah iklan yang menggunakan media khusus. Media itu sendiri adalah suatu alat sarana komunikasi yang berfungsi sebagai perantara antara kamunikator dengan komunikan-nya dalam penyampaian pesan. Media yang kita ketahui ada media cetak koran, majalah dan elektronik tv, radio yang kita spesifikasikan dengan media massa. Karena semakin banyaknya media maka khalayak komunikan-nya juga berperan dalam pemilihan medianya, seperti model Uses and Gratifications, dikatakan bahwa semakin banyak media yang bermunculan maka khalayak juga semakin bisa memilih media yang akan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya agar mencapai suatu tujuannya. Model Uses and Gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Effendy, 2003 : 289 Pembagian periklanan secara umum seperti yang sudah disebutkan diatas tadi salah satunya adalah Iklan above the line. Iklan above the line ada 5 media, yaitu pers koran dan majalah, radio, televisi, lembaga jasa iklan luar- ruang outdoor,dan sinemabioskop Jefkins, 1997 : 86, dan billboard adalah iklan outdoor. Iklan luar ruangan outdoor terdiri dari poster-poster dalam berbagai ukuran, dan papan-papan bercat, entah itu terbuat dari besi, kayu, atau bambu, serta dihias dan dipajang di jalan-jalan dan atau pada tempat- tempat yang terbuka atau yang sekiranya strategis untuk dilihat sebanyak mungkin orang yang lewat. Jefkins, 1997:127 Iklan luar ruangan juga memiliki beberapa karakteristik, antara lain : 1. Ukuran dan Dominasi Karena ukuran yang pada umumnya cukup besar, maka poster mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian. 2. Warna Kebanyakan poster dihiasi dengan aneka warna, dengan gambar-gambar dan pemandangan yang realistis sehingga memudahkan pemirsa untuk mengingat produk yang diwakilinya. 3. Pesan-pesan Singkat Karena dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang yang sedang bergerak, dan poster hanya saja dilihat dari kejauhan, maka kalimat atau pesan-pesan yang ditulis, biasanya terbatas pada selogan singkat atau sekedar satu nama yang sengaja dicetak dengan huruf yang besar-besar dan mencolok. 4. Zoning Kampanye iklan secara umum dapat diorganisir dalam suatu daerah atau kota tertentu. Tetapi sebuah kampanye iklan yang berskala nasional dapat dirancang secara rinci jika iklannya menggunakan poster. Pemasangan poster dalam jumlah minimum bias diatur di setiap kota untuk menjamin kesempatan penyimak yang maksimum dari pemirsa. Penempatan poster secara strategis dapat menciptakan suatu kampanye iklan yang sangat ekonomis. Dalam perencanaan kampanye yang memakai aneka rupa media, wilayah siaran televise regional biasanya digunakan sebagai basis pemilahan masing-masing media iklan. 5. Efek Mencolok Mungkin karakteristik poster yang paling penting adalah kemampuannya dalan menciptakan kesan atau ingatan pemirsa melalui penebalan, warna, ukuran dan pengulangan. Jefkins, 1997:128 Poster juga memiliki beberapa ukuran standar salah satunya adalah double crown. Double crown : 762 mm x 508 mm 30 Inchi x 20 Inchi. Ini adalah unit ukuran paling besar. Misalnya saja 16 sheet adalah setara dengan 16 double crown. Double crown digunakan pada billboard dan pada panel informasi yang ditempatkan pada trotoardan tempat-tempat belanja Jefkins, 1997:130, maka poster yang berukuran besar dan sesuai dengan ketentuan diatas tadi dapat dikatakan sebagai billboard.

2.2 Billboard

Berasal dari kata bill yang artinya poster, karena poster-poster iklan tersebut kemudian ditempel di papan agar lebih eye cathing maka kemudian dinamakan billboard. Ada tiga format billboard: poster panel, painted bulletins, dan spectaculars Sigit, 2002, p.16. Billboard harus diletakkan dimana banyak dilihat oleh konsumen, biasanya ada di jalan besar atau jalan raya. Billboard harus menggunakan kata-kata yang simple dan mudah yang mengandung point utama yang dapat ditangkap dengan cepat oleh konsumen karena konsumen melihat iklan tersebut dengan cepat sambil mengendarai mobil atau kendaraan yang lain. Agar lebih efektif maka desain billboard dibuat dengan desain yang simple dan clean agar lebih banyak menarik perhatian dan dengan menggunakan warna semenarik mungkin.

2.3 Perempuan

Menurut definisi dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, perempuan adalah orang manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui. Konsep perempuan sendiri berasal dari kata empu, bermakna dihargai, dipertuan atau dihormati. Sedangkan kata wanita, diyakini dari bahasa sansekerta, dengan dasar wan yang berarti nafsu, sehingga kata wanita mempunyai arti yang dinafsui atau sebagai obyek seks. Kata wanita konon juga berasal darikata wani berani dan tapa menderita. Lkis,2004:vi. Pada penggelaran justifikasi ideology gender dalam iklan, selain eksploitasi daya tariktubuh dan seksualitas perempuan, yang tidak kalah menonjolnya adalah penggambaran perempuan dalam iklan yang stereotipenya adalah tak lebih sebagai mahkluk second sex, yang senantiasa tersubordinasi secara sosial dihadapan mahkluk lain, yang berjenis kelamin laki-laki. Untuk memberikan penggambaran perihal kasus ini dapat dilihat, betapa perempuan sering diilustrasikan dalam representasi iklan di media massa dengan posisi sosial amat terbatas, yakni tersubordinasi di wilayah domestic dengan peran reproduktifnya, misalnya seputar pengurusan rumah tangga dan pengasuhan anak. Kalau pun suatu ketika perempuan ditampilkan di ruang publik dalam sebuah representasi wacana iklan komersial misalnya, maka yang segera tampak adalah, citra posisi serat peran kerja yang disandangnya cenderung sebagai sekertaris atau pegawai kantor kebanyakan, yang notabene yakni bawahan laki-laki. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada figure laki-laki. Laki-laki kerap kali mengejawantahkan dalam system tanda iklan, bukan sebagai obyek sebagaimana perempuan melainkan lebih bermakna sebagai subjek, karena citra posisi dan peran yang dikenakan pada dirinya yakni ekspresi makna yang relative tinggi, civilzed dan diuntungkan, baik dalam konteks iklan yang menggambarkan prototype peran di wilayah domestik dan publik. Memaknai fenomena ini, dengan meminjam istilah Simone de Beauvoir, laki-laki adalah “sang subjek” , “sang absolute”, sedangkan perempuan adalah “adalah sosok yang lain” the others. Disinilah sekali lagi sebenarnya tanpa disadari, ekspresi representasi system tanda atau bahasa dalam iklan di media massa, telah bersinggungan terlalu jauh dengan satu sisi ideology “ gender “ Kasiyan, 2008:6 Di lain pihak Perempuan adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia yang berjenis kelamin betina. Lawan jenis dari perempuan adalah laki-laki. Perempuan adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan untuk perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada pada umur 16 hingga 21 tahun disebut juga sebagai anak gadis perempuan yang memilki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui http:www.angelfire.comjournalfsulimelightbetina.html diakses 10 maret 2010, 01:20.

2.3.1 Perempuan dalam iklan

Media massa adalah salah satu agen sosialisasi. Media bagi individu menjadi sumber informasi utama dan media membentuk sikap, persepsi dan kepercayaan individu. Tampilnya perempuan dalam iklan merupakan elemen yang sangat menjual. Bagi produk pria, kehadiran perempuan ataupun eksistensinya. Sementara bila target marketingnya adalah perempuan, maka kehadiran perempuan merupakan wajah atau gambaran akan jati dirinya atau eksistensinya. Suryandaru, 2002:14 Dalam pemaknaan yang terkait dengan fungsinya, beriklan di media massa bukanlah sebuah wacana baru dalam diskursus politik ekonomi kapital dan budaya massa. Fakta empiris keseharian menunjukkan, mana kala bersinggungan dengan media massa, cetak maupun elektronik, wacana iklan menjadi sebuah keniscayaan. Iklan menjadi instrumen paling vital bagi tumbuh kembangnya industrialisasi dan kapitalisme di zaman modern ini. Sebab ia menjadi kanal terpenting yang berfungsi ditributif atas apapun yang diproduksi secara masif. Akan tetapi, fakta keseharian juga menunjukkan bahwa hampir semua iklan untuk kepentingan menawarkan produk apapun sekarang ini nyaris tidak pernah lepas dari penggunaan figur perempuan. Perempuan dipercaya memiliki aura kuat untuk menjaring konsumen. Lihatlah, misalnya, iklan untuk produksi-produksi hasil rekayasa teknologi mutakhir seperti mobil, komputer, handphone, sampai produk yang remeh temeh, seperti permen karet, hampir semuanya menggunakan perempuan. Pada konteks tersebut, figur perempuan lebih bermakna sebagai objek tanda, bukan subyek tanda. Karena, representasi keseluruhannya cendrung bermakna eksploitatif, deskriminatif, dan subordinatif. Bahkan, bentuk iklan seperti itu, menurut Kasiyan, telah menyalahi filosofi estetika iklan sebagai bentuk seni terapan. Hal itu dikarenakan harmonium antara moment of beauty dan moment of truth dalam iklan telah tersekulerkan. Iklan seolah sudah sama sekali tidak peduli dengan nilai-nilai estetika dalam arti yang sebenarnya. - dalam Kasiyan - Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan. http:batampos.co.idKepriindex.php?option=com_contenttask=viewid= 5821Itemid=394 , diakses pada 11 Maret 2010 pukul 13.30. Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan banyak digunakan sebagai iklan. Keterkaitan perempuan terhadap pasar terdapat dua faktor, yaitu pertama, bahwa perempuan adalah pasar yang sangat besar dalam industri. Faktor kedua yakni bahwa perempuan dipercaya mampu menguatkan pesan iklan. Perempuan merupakan elemen agar iklan mempunyai unsur menjual. Penggunaan perempuan dalam iklan setidaknya akan menambah daya tarik khalayak untuk menikmati pesan iklan. Perempuan adalah bumbu sebuah iklan. Keterlibatan perempuan terhadap iklan, akan makin sedap dinikmati. Iklan dipercaya akan mampu mendapatkan pengaruh bila menggunakan perempuan sebagai salah satu ilustrasi atau modelnya, bahkan seklaipun produk tersebut bukan digunakan untuk khlayak perempuan Rendra,2005: 41- 42. Ini berarti bahwa perempuan dalam media masa masih banyak digambarkan sebagai stereotype seorang istri, ibu, pacar, sebagai pekerja tradisional, bahkan sebagai objek seksual. Menurut Tamagola 1998:335-344 ada lima kategori penggambaran perempuan yang ditemukan dalam media cetak. Pertama, penggambaran pigura, yang menggambarkan perempuan sebagai makhluk yang arus memikat dengan menonjolkan ciri biologis tertentu sebagai daya tarik seperti buah dada, pinggul, maupun cirri keperempuanan yang di bentuk oleh budaya seperti, rambut panjang, betis ramping mulus, dan sebagainya. Kedua, penggambaran pilar yang menggambarkan perempuan sebagai pilar utama rumah tangga yang berakibat pada pembagian wilayah kerja perempuan dan laki-laki yang berbeda. Ketiga, penggambaran peraduan yang menggambarkan perempuan adalah objek pemuas laki-laki, khususnya pemuas seksual. Kecatikan perempuan disediakan untuk dikonsumsi kaum laki-laki melalui kegiatan konsumtif yakni menyentuh, memandang, mencium. Keempat, penggambaran pinggang dimana digambarkan bahwa setinggi apapun pengghasilannya, kewajibannya adalah tetap di dapur. Kelima, penggambaran perempuan yang sebagaimana perempuan digambarkan sebagai makhluk yang dipenuhi kekhawatiran tidak memikat, tidak tampil menawan, dan sebagainya. Menurut Lawrence H. Wortzel dan John M. Friesbe mengemukakan bahwa ada 5 kategori peranan perempuan yang muncul dalam iklan. Mereka membagi visualisasi perempuan dalam iklan kedalam kategori- kategori sebagai berikut: 1. Iklan dengan peranan kekeluargaankerumah-tanggaan adalah iklan yang mengguanakan latar belakang tempat tinggal baik didalam rumah ataupun di luar rumah, menampilkan model iklan perempuan yang berperan sebagai anggota keluarga ibu, istri, nenek yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga. Seperti : memasak, membersihkan rumah, merawat anak, berbelanja, dan lain- lain. 2. iklan dengan perempuan sebagai objek keindahan. Iklan yang termasuk dalam kategori ini adalah iklan yang menonjolkan fisik perempuan untuk menarik perhatian pembaca. Termasuk disini adalah iklan yang menggambarkan kegiatan perempuan untuk berusaha tampil memikat atau menarik perhatian lawan jenis dan mempertegas kemampuannya secara fisik. Misalnya yaitu berusaha memiliki kulit yang lebih putih, halus, memiliki tubuh yang tidak gemuk, tampil lebih muda, terlihat bahagia dengan rambut yang indah, berhasil menarik perhatian lawan jenis dengan keadaan tersebut, dan sebagainya. Dalam penggambarannya sering kali ditonjolkan dengan keadaan anggota fisik perempuan seperti : tampil lebih cantik, percaya diri, indah, menawan, lembut berkilau, lebih langsing, berbadan ideal, dan lain-lain. 3. iklan dengan peranan perempuan sebagai objek seks. iklan dengan peranan ini adalah iklan yang menampilkan kecantikan perempuan secara seksual. Termasuk disini adalah iklan yang menggambarkan perempuan sebagai pasangan pria secara seksual, disinitampak perempuan berupaya untuk memenuhi “kepentingan” pria, atau suaminya, atau digambarkan perempuan tersebut hanya menghargai “kekuatan” seksual pasangannya. Sering kali visualisasi penggunaan kata-kata sering kali dibuat secara eksplisit sehingga khalayak sendiri membayangkan maksudnya. 4. iklan dengan peranan karier. Iklan berperan karier bila latar belakang iklan tersebut adalah perkantoran atau lokasi pekerjaan, diluar ataupun didalam gedung, menampilkan perempuan yang sedang bekerja di dalam kantor atau dilapangan dalam kegiatan untuk mendapatkan imbalan uang biasanya yang memperlihatkan kegiatan formal dengan pakaian yang formal seperti jas atau blazer. 5. iklan dengan peranan netral. Iklan berperan netral bila peranan yang muncul merupakan kombinasi atau gabungan dari peranan secara tradisional kekeluargaan atau ibu rumah tangga, objek keindahan, objek seks, maupn peranan karier. Misalnya pada perempuan yang mempunyai berbagai macam peranan ganda seperti ibu rumah tangga tetapi juga menampilkan keindahan penampilan fisik. Peranan netral juga terdapat iklan yang menyangkut studi, hobi, atau minat diluar pekerjaan dan rumah-tanggaan. Termasuk dalam peranan netral ini adalah iklan yang terdapat di internet yang berusaha menginformasikan produk menonjolkan produk tanpa ada maksud menonjolkan model iklan secara fisik Wortzel Friesbe dalam Setyowati. Karena keindahannya, tidak bisa dimungkiri perempuan sering ditampilkan dalam iklan, meskipun terkadang kehadirannya terasa agak diada- adakan. Menurut Nanik Ismiani 1997, karena keindahannya pula, untuk iklan sebuah produk yang bobot kehadiran tokohnya sama-antara pria dan perempuan-biasanya perempuanlah yang dipilih. Kriterianya antara lain karena keindahannya, perempuan sering menjadi sumber inspirasi, termasuk dalam melahirkan sebuah produk. Pengiklan dan perusahaan periklanan berpandangan bahwa penggunaan sosok perempuan dalam ilustrasi iklan merupakan satu tuntutan estetika untuk memperebutkan perhatian konsumen. Di kalangan pekerja kreatif fenomena tersebut ditanggapi dengan memunculkan beberapa alasan tentang dipilihnya perempuan sebagai bintang iklan yang menjadi juru bicara bagi keberadaan sebuah produk.

2.4 Transportasi

Transportasi merupakan saran yang dibutuhkan banyak orang sejak jaman dahulu dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk angkutan. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Mengenai jalurnya bisa melalui udara seperti pesawat terbang, laut atau perairan seperti kapal atau perahu, dan darat seperti mobil, pedati dan sebagainya. Kegiatan dari transportasi memindahkan barang commodity of goods dan penumpang dari satu tempat origin atau port of call ke tempat lain atau port of destination, maka dengan demikian pengangkut menghasilkan jasa angkutan atau dengan perkataan lain produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan sangat bermanfaat untuk pemindahan pengiriman barang- barangnya. http:www.lawskripsi.comindex.php?option=com_contentview =articleid=8Itemid=8 di akses pada 26 April 2010 pukul 01:09

2.5 Pelumas Pelumas lubricant atau sering disebut lube adalah suatu bahan

Dokumen yang terkait

“PEMAKNAAN IKLAN EXTRA JOSS VERSI LAKI DI TELEVISI” (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan Extra Joss Versi Laki di Media Televisi).

1 7 96

PEMAKNAAN IKLAN 3 ( THREE ) CELLULAR ( Studi Semiotik Pemaknaan Iklan 3 ( Three ) Cellular Versi Balon Mengangkat Tiga Truk Dump Kalttapilar Bermuatan Pada Media Billboard ).

0 4 86

PEMAKNAAN IKLAN ATTACK VERSI “AIR” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik mengenai pemaknaan iklan Attack versi Air di media cetak Nyata edisi 2018).

0 0 77

PEMAKNAAN IKLAN DUNLOP “DRIVING TO THE FUTURE” ( Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan Ban Dunlop Di Media Cetak).

1 16 87

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi).

1 13 94

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi)

0 0 16

PEMAKNAAN IKLAN OLI GLOBAL PETRO AMERICA ( Studi Semiotika tentang Pemaknaan Iklan Oli Global Petro America di Media Billboard)

0 0 23

PEMAKNAAN IKLAN LA LIGHTS MENTHOL VERSI ”LUKISAN MONALISA” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan L.A Lights Menthol versi “Lukisan Monalisa” di Media Cetak)

0 0 15

PEMAKNAAN IKLAN 3 ( THREE ) CELLULAR ( Studi Semiotik Pemaknaan Iklan 3 ( Three ) Cellular Versi Balon Mengangkat Tiga Truk Dump Kalttapilar Bermuatan Pada Media Billboard )

0 0 19

PEMAKNAAN IKLAN DUNLOP “DRIVING TO THE FUTURE” ( Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan Ban Dunlop Di Media Cetak).

0 0 18