24
Governance akan terhindar dari kesalahan dan kegagalan, karena perbedaan faktor-
faktor intern dan ekstern perusahaan, yakni prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dapat diterapkan secara berhasil di suatu perusahaan belum tentu dapat berhasil jika diterapkan di perusahaan lain, hal ini tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya Lestariningsih, 2008:118. Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance mencakup lima bidang
utama yaitu: hak-hak para pemegang saham dan perlindungannya, peran para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, pengungkapan yang akurat
dan tepat waktu serta transparansi sehubungan dengan struktur dan operasi perusahaan, tanggung jawab dewan direksi dan komisaris terhadap perusahaan,
pemegang saham, karyawan dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
2.2.1.2.1. Transparansi Transparency
Transparansi adalah keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai kondisi perusahaan. Transparansi dapat diwujudkan oleh
perusahaan dengan selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi keuangan dan non keuangan kepada berbagai pihak yang berkepentingan serta dalam
pengungkapannya tidak terbatas pada informasi yang bersifat wajib. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan
tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas
perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
25
Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang
kepentingan stakeholders. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi
accounting system yang berbasiskan standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas,
mengembangkan Information Technology IT dan Management Information System MIS untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses
pengambilan keputusan yang efektif oleh dewan komisaris dan direksi, mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa semua resiko
signifikan telah diidentifikasi, diukur dan dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas serta mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance KNKCG 2006:5, transparansi diperlukan untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan
bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan
harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk
pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut The Organization for Economic Cooperation and Development OECD yang dikutip oleh Arifin 2005:14, prinsip dasar transparansi berhubungan
26
dengan kualitas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator-indikator yang sarna. Prinsip ini
diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi yang berbasiskan standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan
pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi manajemen untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang
memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh dewan komisaris dan direksi, termasuk juga mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka. Dengan
kata lain prinsip transparansi ini menghendaki adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam penyajian
disclosure informasi yang dimiliki perusahaan.
2.2.1.2.2. Kemandirian Independency