30
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance KNKCG 2006:6, dalam mewujudkan pertanggungjawaban perusahaan harus mematuhi
peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Menurut The Organization for Economic Cooperation and Development
OECD yang dikutip oleh Arifin 2005:14, responsibilitas diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan
dan hukum yang berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur
mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak- pihak lain yang berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang
hendak dicapai GCG yaitu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis dan pihak-pihak
lainnya.
2.2.1.2.5. Kewajaran Fairness
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada para pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan
informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam insider trading.
31
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi
kepentingan minoritas, membuat pedoman kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, konflik kepentingan serta
menetapkan peran dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi dan komite, termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau pengungkapan
penuh material apapun dan mengedepankan Equal Job Opportunity. Kewajaran adalah kesetaraan atau keseimbangan dalam pemenuhan hak-hak
stakeholders yang berdasarkan perjanjian atau perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan harus dapat menjamin bahwa setiap pihak yang berkepentingan dengan perusahaan mendapatkan perlakuan yang sama atau adil sesuai dengan peraturan atau
perundang-undangan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance KNKCG
2006:7, dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. Prinsip kewajaran fairness merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi
seluruh pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan
pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan
32
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Menurut The Organization for Economic Cooperation and Development OECD yang dikutip oleh Arifin 2005:14, prinsip kewajaran menekankan pada
adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor lainnya.
Praktek kewajaran juga mencakup adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak. Hal ini penting untuk
melindungi kepentingan pemegang saham dari praktik kecurangan fraud dan praktik-praktik insider trading yang dilakukan oleh agenmanajer. Prinsip kewajaran
ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang timbul dari adanya hubungan kontrak antara pemilik dan manajer karena diantara kedua pihak tersebut memiliki
kepentingan yang berbeda conflict of interest.
2.2.1.3. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance