5. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan
bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik Sudjana, 2010.
Proses adalah kegiatan yang yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adaalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dalam Sudjana, 2010 membagi tiga macam hasil belajar,
a. Ketrampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Sedangkan, Gagne dalam Sudjana, 2010 membagi lima kategori hasil belajar, yaitu:
a. Informal verbal
b. Ketrampilan intelektual
c. Strategi kognitif
d. Sikap, dan
e. Ketrampilan motoris
Menurut Winkel 1987 hasil belajar adalah suatu aktifitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman aspek
kognitif, ketrampilan aspek psikomotor dan nilai sikap aspek afektif. Dimana menurut
Arikunto,dkk., 2008 aspek kognitif mempunyai tujuan yaitu berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual. Aspek afektif
mencakup watak perilaku seperti seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar. Menurut Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan
Karthwohl dalam Imam dan Anggarini, 2012 yakni: menjadi mengingat remember, memahami atau mengerti understand, menerapkan apply,
menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan menciptakan create a.
Ranah Kognitif 1.
Mengingat remember Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama tidak didapatkan. Mengingat merupakan dimensi
yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna maningful learning dan pemecahan masalah problem solving.
Kemampuan ini
dimanfaatkan untuk
menyelesaikan berbagai
permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali recognition dan memanggil kembali recalling.
2. Memahami atau mengerti understand
Memahami atau mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
Memahami atau mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan classification dan membandingkan comparing.
3. Menerapkan apply
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural procedural knowledg. Menerapkan meliputi
kegiatan menjalankan prosedur executing dan mengimplementasikan implementing.
4. Menganalisis analyze
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap
– tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap
– tiap bagian tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaiatan dengan proses kognitif memberi atribut
attributeing dan mengorganisasikan organizing. 5.
Mengevaluasi evaluate Evaluasi berkaiatan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria
atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi mliputi mengecek checking dan mengkritisi critiquing.
Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat
dengan berpikir kritis. 6.
Menciptakan create Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa
pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah paa proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan
siswa untuk menciptakan. Menciptakan ini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh
semua siswa. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan generating dan memproduksi producing. Menggeneralisasikan merupakan kegiatan
mempresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan.
Memproduksi mengarah
pada perencanaan
untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif menurut Sudjana 2012, ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau
sederhana sampai tingkat yang kompleks. 1.
Receiving penerimaan, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaraan, keinginan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2. Responding jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang
datang kepada dirinya. 3.
Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya
kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4. Organisation pengorganisasian yakni pengembangan dari nilai ke dalam
satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain dan pemberian nilai yang telah dimilikinya.
5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunnya. Kedalamannya termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya. 1.
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar Perubahan tingkah laku yang terjadi oleh individu akibat dari kegiatan belajar
merupakan hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Nasution dkk dalam Djamarah 2006 memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri
sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu :
a. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan
malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Kesejukan udara dan ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang
kondusif untuk terlaksanannya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
2. Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di
sekolah. Contohnya pabrik, pasar dan arus lalu lintas yang dekat dengan sekolah tentunnya dapat mengganggu pembelajaran di kelas. Mengingat
pengaruh yang kurang menguntungkan tersebut, tentunya alan sangat bijaksana bila pembangunan gedung sekolah di tempat yang jauh dari
lingkungan pabrik, pasar dan arus lintas. b.
Faktor Instrumental 1.
Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur
substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan
dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. 2.
Program PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan
pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah
yang tersedia, baik tenaga, finansial ddan sarana prasarana. 3.
Sarana dan Fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah
misalnya sebagai tempat yang strategi bagi berlangsunya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah
adalah pemilihan gedung sekolah. Selain masalah sarana, fasilitas kelengkapan sekolah juga tidak bisa diabaikan. Buku pegangan anak didik
harus lengkap sebagai peunjang kegitan belajar. Fasilitas mengajar juga merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah.
Jadi sarana dan fasilitas sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4. Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada amak didik, tetapi guru
tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. c.
Kondisi Fisiologis 1.
Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya di
bawah anak-anak yang tidak kekurang gizi. Mereka cepat lelah, mudah mengantuk dan sikar menerima pelajaran.
2. Kondisi Panca indra
Sebagian besar yang dipelajari manusia anak yang belajar adalah dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi,
mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah dan sebagainya. Karena pentingnya peranan penglihatan dan pendengaran inilah maka
lingkungan pendidikan formal orang melakukan penelitian untuk menemukan bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat
dan di dengarkan. d.
Kondisi Psikologi 1.
Minat Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak
banyak yang dpat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seorang anak yang tidak berminat untk mempelajari sesuatu.
2. Kecerdasan
Prabu dalam Djamarah 2006 mengatakan bahwa anak-anak yang tarah intelegensinya di bawah rata-rata, yaitu dull normal, debil, embicil
dan idiot sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan mencapai pendidikan tinggi karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan
anak-anak yang taraf intelegensinya normal, di atas rata-rata seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
superior, gifled atau genius, jika saja lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan pendidikan turut menunjang, maka mereka akan dapat
mencapai prestasi dan keberhasilan dalam hidupnya. 3.
Kemampuan Kognitif Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat
dikenal diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut
kepada anak didik untuk dikuasai, karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir.
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang
menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau. Sedangkan berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan yang disertai dengan sikap pasif dari
subyek yang berpikir.
6. Sistem Reproduksi pada Manusia