Autokorelasi Multikolinieritas Heterokedastisitas Uji Asumsi Klasik

sebaran normal. Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai residual menggunakan statistik uji Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan uji Kolmororov Smirnov lebih besar dari 0.05 α = 5, maka distribusi adalah normal Sumarsono, 2004:43. Hasil pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 17 : Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Kolmogorov ‐Smirnov Z 0,425 Nilai Signifikansi 0,994 Sumber : Data hasil kuesioner Lampiran 4-A Berdasarkan hasil uji Kolmororov Smirnov didapat nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan α = 0.05, yaitu 0.994, maka disimpulkan residual berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2006:95. Pendeteksian atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena gejala autokorelasi biasanya terjadi pada data time series, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.2 Multikolinieritas

Multikolinieritas menunjukkan dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinieritas menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas Ghozali, 2006:92. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh nilai Variance Inflation Factor VIF sebagai berikut: Tabel 18 : Hasil uji Multikolinieritas Variabel Bebas Tolerance VIF Partisipasi Pemakai X 1 0,535 1,869 Dukungan Manajemen Puncak X 2 0,667 1,499 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi X 3 0,574 1,743 Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai X 4 0,836 1,197 Sumber : Data hasil kuesioner Lampiran 4-D Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilaiVIF keempat variabel bebas berada dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas diantara masing-masing variabel bebas. Dengan demikian asumsi tidak ada multikolinieritas terpenuhi.

4.4.3 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas menunjukkan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengandung adanya heterokedastisitas. Pendeteksian ada atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan menggunakan metode korelasi Rank Spearman , yaitu dengan mengkorelasikanmasing-masing variabel bebas dengan nilai residual. Jika signifikansi Rank Spearman 0.05 α = 5, maka model regresi bebas dari heterokedastisitas. Berikut hasil uji heterokedastisitas untuk masing-masing variabel bebas menggunakan korelasi Rank Spearman. Tabel 19 : Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Bebas Nilai Signifikansi Korelasi Rank Spearman Partisipasi Pemakai X 1 0,405 Dukungan Manajemen Puncak X 2 0,425 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi X 3 0,313 Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai X 4 0,490 Sumber : Data hasil kuesioner Lampiran 4-B Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan korelasi Rank Spearman untuk keempat variabel bebas, semuanya lebih besar dari 0.05, yang berarti tidak terdapat korelasi signifikan antara residual dengan variabel bebasnya. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga asumsi tidak ada heterokedastisitas terpenuhi.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

STUDY ANALISA STABILITAS TRANSIENT SETELAH LOAD SHEDDING PADA POWER PLANT 1 DI JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ), TUBAN

3 45 21

PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) EKSPLOITASI MINYAK BUMI (Studi di Joint Operating Body Pertamina - Petrochina East Java di Kabupaten Bojonegoro)

0 4 25

LKP : Prototype Aplikasi Routing Document pada Joint Operating Body Pertamina – Petrochina East Java.

0 6 82

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERTANGGUNG JAWABAN JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA TERHADAP PENGENDALIAN DAMPAK EKSPLRASI DAN EKSPLOITASI DI KABUPATEN TUBAN, JATIM.

0 3 11

PENDAHULUAN PERTANGGUNG JAWABAN JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA TERHADAP PENGENDALIAN DAMPAK EKSPLRASI DAN EKSPLOITASI DI KABUPATEN TUBAN, JATIM.

0 2 12

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERTANGGUNG JAWABAN JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA TERHADAP PENGENDALIAN DAMPAK EKSPLRASI DAN EKSPLOITASI DI KABUPATEN TUBAN, JATIM.

1 6 67

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA.

0 8 94

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software JD Edwards) PADA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

0 0 20

Analisis Stabilitas Transien Dan Perancangan Pelepasan Beban Pada Joint Operation Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java - ITS Repository

0 0 111