63
3.3.1.2 Uji Kesukaan Uji organoleptik
Uji organoleptik atau uji kesukaan adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk mengungkap, mengukur, menganalisa dan menafsir reaksi indera
penglihatan, perasa, pembau dan peraba ketika menangkap karakteristik produk Bambang Kartika, dkk, 1988:4. Uji organoleptik dilakukan oleh panelis
berdasarkan faktor kesukaan. Uji organoleptik atau uji kesukaan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk
abon kulit pisang. Untuk Uji Organoleptik ini panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih. Profil kesukaan produk abon kulit pisang dinilai sesuai
aspek warna, aroma, tekstur dan rasa.
3.3.2 Penilaian Objektif
Penilaian obyektif yaitu dengan melakukan uji Laboratorium di Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, JL. Ki Mangunsarkoro No. 6,
Semarang. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui zat-zat yang terkandung yaitu serat, fosfor, kalsium di dalam abon hasil eksperimen.
3.3.2.1 Uji Kandungan Serat kasar, Kalsium, Fosfor, Lemak Penilain objektif diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan di laboratorium
kimia. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat-alat laboratorium untuk mengetahui kandungan gizi pada makanan. Dalam penelitian ini, kandungan gizi
yang akan peneliti ujikan adalah kandungan serat, kalsium, fosfor. Pengujian ini akan dilakukan di laboratorium Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran
Industri Semarang.
64
3.4 Instrumen atau Alat Pengumpulan Data
Intrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode suharsimi arikunto, 2010:192. Salah satu syarat untuk mendapatkan
panelis terlatih adalah instrumen panelis yang valid dan reliabel. Upaya yang dilakukan untuk memperoleh instrument adalah dengan validitas instrument dan
reliabilitas instrument. 3.4.1 Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih adalah panelis yang tidak melakukan latihan sebelum melakukan pengujian. Panelis tidak terlatih digunakan untuk uji organoleptik
yaitu untuk mengetahui kesukaan masyarakat terhadap abon kulit pisang. Dalam tingkat kesukaan terhadap suatu makanan semakin banyak jumlah panelis, maka
hasilnya akan semakin baik. Jumlah panelis tidak terlatih minimal 80 orang Bambang Kartika, 1988:32. Panelis tidak terlatih yang digunakan adalah panelis
yang dapat mengenal produk abon kulit pisang dan panelis tidak perlu melakukan latihan penilaian.
Untuk mendapatkan jumlah panelis tidak terlatih yang mewakili kelompok konsumen tidak berdasarkan golongan umur karena abon dapat dikonsumsi segala
umur. Panelis tidak terlatih yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Perum Polda Durenan Indah, kec.
Tembalang Semarang. Panelis tidak terlatih ini tidak perlu dilatih lebih dahulu Soekarto, 1985:53 karena panelis ini tidak melakukan penginderaan berdasarkan
kemampuan seperti dalam uji inderawi Bambang Kartika dkk, 1988:4.