Agar pegawai dapat bekerja dengan semangat sehingga hasilnya maksimal, mereka harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam suasanan “kerja sama” dan setiap orang harus
bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya masing-masing. Disamping motivasi yang berasal dari diri sendiri, peranan pimpinan sangat besar dalam memotivasi pegawai agar
bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
Disamping motivasi, komunikasi efektif juga mutlak diperlukan dalam suatu organisasi. Komunikasi yang efektif mendukung terciptanya semangat kerja yang tinggi yang
dapat dilihat dari kedisiplinan termasuk didalamnya kehadiran, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan juga kontribusi yang dapat diberikan kepada perusahaan
tempat dia bekerja. Dengan adanya komunikasi yang efektif, seorang pimpinan dapat memberikan perintah kerja atau tugas kepada bawahannya secara lisan dan tertulis. sehingga
pegawai tersebut dapat mengerjakan tugasnya dengan baik sesuai dengan perintah atasannya sehingga kesalahan dalam mengerjakan tugas dapat ditekan sekecil mungkin.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Komunikasi dan
Motivasi Terhadap Kinerja Organisasi pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cabang Simpang Pos Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah : “Apakah Komunikasi dan Motivasi berpengaruh terhadap
Kinerja Organisasi pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cabang Simpang Pos Medan”?
1.3 Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kinerja organisasi pada
PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cabang Simpang Pos Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Bagi PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cabang Simpang Pos Medan, sebagai bahan masukan dalm membuat kebijakan, terutama mengenai sistem komunikasi dan
motivasi terhadap kinerja organisasi. b.
Bagi penulis, yaitu menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti secara teoritis maupu n aplikasi.
c. Bagi pihak lain, yaitu memberikan sumbangan pemikiran atau referensi bagi pihak-
pihak yang berkepentingan terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Daft 2006:133 Komunikasi adalah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau
mempengaruhi prilaku. Dua elemen umum dalam setiap situasi komunikasi adalah pengirim dan penerima. Pengirim adalah seseorang yang bermaksud mengirim sebuah informasi atau
untuk mengekspresikan suatu pemikiran atau emosi. Penerima adalah orang yang dikirimin pesan. Akhirnya umpan balik feedback terjadi ketika penerima menanggapi komunikasi
pengirim dengan mengirimkan kembali pesan. Tanpa umpan balik, komunikasi hanya berjalan satu arah, dengan umpan balik akan menjadi dua arah. Dalam kehidupan organisasi,
komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan saling pengertian antara karyawan dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai
macam kegiatantugas yang berbeda. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian atau pertukaran informasi kepada orang lain secara langsung atau menggunakan media agar orang tersebut dapat bertindak, sesuai dengan tujuan dari pemberi
pesan.
2.1.2 Pola Komunikasi Bisnis Menurut Purwanto 2011:49, pola komunikasi patterns of communications dapat
dibedakan menjadi saluran komunikasi formal formal communications channel dan saluran komunikasi non formal informal communications channel.
Universitas Sumatera Utara
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing dengan batas dan tanggung jawab dan
wewenangnya. Saluran komunikasi ini terdiri dari : a.
Komunikasi dari atas ke bawah Aliran komunikasi dari manajer ke bawahan, umumnya terkait dengan
tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan
informasi, mengarahkan, mengkordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti alur informasi berasal dari bawahan menuju keatasan. Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah
ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi laporan yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan
negatif atau tidak disenangi oleh atasan cenderung disimpan dan tidak disampaikan. c.
Komunikasi horizontal Komunikasi horizontal atau sering disebut juga adengan istilah komunikasi
lateral adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara
lain untuk melakukan persuasif, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagiandepartemen yang memiliki kedudukan sejajar.
d. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini melibatkan komunikasi antara dua tingkatlevel organisasi yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
2. Saluran Komunikasi Informal
Komunikasi informasi cenderung luwesfleksibel dan tidak ketat, sebagimana komunikasi yang terjadi di saat istrahat kerja kantor.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Menurut Mangkunegara 2011:148 Ada dua tinjauan faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor dari pihak sender atau disebut pula komunikator, dan faktor dari pihak receiver
atau komunikan. 1.
Faktor dari pihak sender atau komunikator: a.
Keterampilan sender, baik dalam menyampaikan pikiran baik secara tertulis maupun lisan.
b. Sikap sender, sikap yang angkuh terhadap receiver dapat mengakibatkan
informasi atau pesan yang diberikan menjadi ditolak oleh receiver. Begitu pula sikap sender yang ragu-ragu dapat mengakibatkan receiver menjadi tidak
percaya terhadap informasi atau pesan yang disampaikan. c.
Pengetahuan sender, yaitu sender mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang disampaikan akan dapat menginformasikannya kepada receiver
sejelas mungkin. Dengan demikian, receiver akan lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh sender.
d. Media saluran yang digunakan oleh sender.
2. Faktor dari pihak receiver:
a. Keterampilan receiver, dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting.
Pesan yang diberikan oleh sender akan dapat dimengerti dengan baik, jika receiver mempunyai keterampilan mendengar dan membaca.
b. Sikap Receiver, sikap receiver terhadap sender sangat mempengaruhi efektif
tidaknya komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengetahuan Receiver, receiver yang mempunyai pengetahuan yang luas akan
lebih mudah dalam menginterpretasikan ide atau pesan yang diterimanya dari sender.
Media Saluran Komunikasi, media saluran komunikasi berupa alat indera yang ada pada receiver sangat menentukan apakah pesan dapat diterima atau tidak untuknya.
2.2 MOTIVASI
2.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi motivation berasal dari kata motif motive yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Motivasi terbentuk dari sikap attitude
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan situation. Didalam perusahaan motivasi berperan sangat penting dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas
karyawan. Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dengan demikian berarti juga
mampu memelihara dan meningkatkan moral, semangat dan gairah kerja, karena dirasakan sebagai pekerjaan yang menantang.
Menurut Arep dan Tanjung 2003:12 motivasi adalah sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan seseorang untuk berkerja. Hasibuan 2005:95 menyatakan bahwa
motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Siagian 2005:143 motivasi adalah suatu keberhasilan, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus akan sekaligus tercapai. Dari definisi motivasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah
suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang dibutuhkannya. Dalam memotivasi karyawan,
Universitas Sumatera Utara
manajer harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan sehingga karyawan mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan perusahaan.
2.2.2 Fungsi Motivasi
Dalam sebuah perusahaan ataupu organisasi, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam bekerja, tidak akan mungkin melaksanakan
tugasnya dengan maksimal. Motivasi diperlukan dalam menentukan sukses atau tidaknya seseorang didalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Sardiman 2007:85 ada 3 fungsi motivasi :
1.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2.
Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
3.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2.2.3 Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006:86 motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu:
1. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat
Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
2. Motivasi Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan
kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
2.2.4 Teori Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai hal yang sulit, sebab untuk mengamati dan mengukur motivasi setiap karyawan belum ada kriterianya, karena motivasi setiap karyawan
berbeda satu sama lain. Menurut Arep dan Tanjung 2003:222 teori-teori motivasi dikelompokkan atas :
1. Teori Kebutuhan Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak dijadikan acuan yaitu teori Hirarki Kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan
manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi yaitu:
a. Kebutuhan fisik Basic Needs yang merupakan kebutuhan pertama dan utama
yang wajib dipenuhi oleh setiap individu. Yang terdiri dari sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu.
b. Kebutuhan akan rasa aman Safety Needs dimana setelah kebutuhan
pertama kebutuhan fisik terpenuhi, timbul perasaan perlunya pemenuhan kebutuhan keamanan.
c. Kebutuhan Sosial Social Needs. Yang termasuk kedalam kebutuhan ini yaitu
kebutuhan akan perasaan diterima dimana ia bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan untuk bisa berprestasi dan kebutuhan untuk bisa ikut serta.
Universitas Sumatera Utara
d. Kebutuhan penghargaan Esteem Needs. Yang termasuk dalam kebutuhan ini
antara lain kebutuhan akan status, pengakuan, apresiasi terhadap dirinya dan respektanggapan yang diberikan oleh pihak lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri Self Actualization Needs. Kebutuhan aktualisasi
merupakan kebutuhan puncak. Bentuk khusus kebutuhan ini akan berbeda- beda setiap individu.
2. Teori Motivasi Mc Cleland
Teori ini lebih dikenal dengan Mc Cleland’s Archievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi Mc Cleland yang merupakan pengembangan dari Teori
Kebutuhan Maslow. Dalam Teori Motivasi Berprestasi Mc Cleland ada tiga kebutuhan yang paling penting, yaitu :
a. Kebutuhan akan prestasi needs for achievement
Artinya adanya keinginan untuk mencapai tujuan yang lebih baik daripada yang sebelumnya.
b. Kebutuhan akan kekuasaan needs for power
Artinya adanya kebutuhan untuk berkuasamendapatkan kedudukan yang lebih baik.
c. Kebutuhan akan afiliasi needs for affiliation
Artinya adanya kebutuhan untuk berinteraksibersosialisasi dengan orangpihak lain.
3. Teori Dua Faktor Herzberg
Untuk mengukur motivasi kerja digunakan indikator-indikator yang dikembangkan oleh Herzberg meliputi motivasi intrinsik terdiri dari : 1 kemajuan, 2 pengakuan, dan 3
tanggung jawab, sedangkan motivasi ekstrinsik terdiri dari : 4 pengawasan, 5 gaji, 6 kebijakan perusahaan dan 7 kondisi pekerjaan. Perubahan motivasi kerja ke arah yang
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi sangat penting. Motivasi ini akan berhubungan dengan : a arah perilaku karyawan, b kekuatan respon setelah karyawan memilih mengikuti tindakan tertentu, c
ketahanan perilaku atau berapa lama orang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.
4. Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer Existence, Relatedness, Growth adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan
pokok manusia, yaitu : a.
Existence Needs Kebutuhan Keadaan yaitu kebutuhan-kebutuhan akan eksistensitetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan rendah yang
meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan material. b.
Relatedness Needs Kebutuhan Berhubungan, yaitu kebutuhan-kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
c. Growth NeedsKebutuhan Pertumbuhan Yaitu kebutuhan-kebutuhan akan
pertumbuhan. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan untuk tumbuh sebagai manusia yang kuat, dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan
pribadi untuk mencapai potensikeunggulan yang maksimal. 5.
Teori Motivasi Ekspektansi Teori harapan menyatakan bahwa motivasi kerja dideterminasi oleh keyakinan-
keyakinan individual sehubungan dengan hubungan upaya kinerja, dan di dambakannya berbagai macam hasil kerja, yang berkaitan dengan tingkat kinerja yang berbeda-beda
sehingga dapat dikatakan bahwa teori tersebut berlandaskan logika.
Universitas Sumatera Utara
2.3 KINERJA
2.3.1 Pengertian Kinerja Organisasi
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehinggaperusahaan instansi menghadapi
krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Menurut Surjadi 2010:7 “Kinerja Organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana
organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya”.
Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sederhananya, kinerja
merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama dalam sebuah organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai
manajemen.
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Universitas Sumatera Utara
Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi atau perusahaan dan salah satu diantaranya adalah komunikasi. Disamping itu ada faktor lain
yang sangat berpengaruh terhadap kinerja di dalam suatu perusahaan yaitu motivasi. Dari kalimat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas
dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari
proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Menurut Mangkunegara 2004:57 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
kinerja organisasi antara lain : a.
Faktor kemampuan. Secara psikologis kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ
dan kemampuan realita pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap attiude seorang pegawai dalam menghadapi situasi situasion kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk
mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.. Motif berprestasi dengan
pencapaian kerja.
2.3.3 Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar manajemen kinerja
menurut Wibowo 2008:11 adalah sebagai berikut: 1.
Kejujuran
Universitas Sumatera Utara
Kejujuran menunjukkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja dan rekan kerja. Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat,
menyampaikan fakta dan memberikan pertimbangan dan perasaan. 2.
Pelayanan Setiap aspek dalam proses kinerja harus memberikan pelayanannya kepada setiap
pekerja, manajer, pemilik dan pelanggan, dalam proses manajemen kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja
3. Tanggung Jawab
Merupakan prinsip dasar dari pengembangan kinerja dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai
tujuan mereka. Pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbarui. 4.
Perumusan Tujuan Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasi
terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi, sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki dan selanjutnya tujuan yang telah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut
menjadi tujuan di tingkat yang lebih rendah, seperti divisi, departemen, tim dan karyawan. 5.
Komunikasi Dua Arah Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka, jujur serta
mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah ini akan menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak.
2.3.4 Indikator Kinerja Organisasi
Menurut Dwiyanto 2008:50-51 indikator dari kinerja organisasi yakni: 1.
Produktivitas Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas
pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output.
Universitas Sumatera Utara
2. Kualitas Layanan
Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi. 3.
Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat
menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
4. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan
organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. 5.
Efisiensi Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi mendapatkan
laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis.
6. Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya organisasi tersebut tercapai? Hal tersebut erat kaitannya organisasi rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen
pembangunan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Triana Dewi Pakpahan 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Bisnis Pada PT Bank Rakyat Indonesia
Persero Tbk. Cabang Iskandar Muda Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang mengukur hubungan–hubungan antar variabel penelitian dan berguna untuk
menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Data yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda.
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel jenuh. Data di proses dengan menggunakan SPSS Versi 16,0
for windows. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel komunikasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan namun untuk
variabel motivasi berpengaruh secara positif dan siginifikan terhadap kinerja bisnis pada PT Bank Rakyat Indonesia persero. Tbk cabang Iskandar Muda Medan.
Janwardi Purba 2011 pada saat itu melakukan penelitian yang berjudul “Kepemimpinan Organisasi dan Motivasi Kerja Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi
Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh.” Permasalahan yang diteliti adalah sebagai berikut: “Bagaimana peranan kepemimpinan dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh”. Tujuan
penelitian ini adalah Untuk mengetahui gaya kepemimpinan organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan, untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan organisasi dapat
memotivasi kerja karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan dan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh
Medan. Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi formal, human relations, kepemimpinan, pesan, motivasi kerja.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Panca Pilar Tangguh. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian HRD jumlah
karyawan yang masih aktif bekerja adalah 396 orang. Untuk menentukan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dan dengan tingkat kepercayaan 90 sehingga
diperoleh sampel sebanyak 100 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling dan Accidential Sampling. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui studi lapangan field research, yaitu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
dimana peneliti mengumpulkan data – data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui : observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap
segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat instrument pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula
oleh responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpinan organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh Medan memiliki peranan penting dan mampu dalam memotivasi para karyawan sehingga mereka bisa menghasilkan kinerja yang
sebaik mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.5 Kerangka Konseptual