Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Warna Hasil Pengujian Inderawi Mengenai Aroma

72

4.1.1.1 Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Warna

Warna merupakan kenampakan yang dapat langsung dilihat oleh indera penglihatan. Sehingga warna menjadi indikator pertama yang langsung dilihat atau diamati oleh panelis. Data penilaian panelis hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda pada indikator warna dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Warna Kode Skor Penilaian Warna Rerata Kriteria 4 3 2 1 n n n n A 1 B 1 12 60 7 35 1 5 0 3,58 Kuning keemasan A 1 B 2 12 60 3 15 5 25 0 3,45 Kuning keemasan A 2 B 1 12 60 8 40 0 0 0 3,67 Kuning keemasan A 2 B 2 14 70 4 20 2 10 0 3,77 Kuning keemasan Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar panelis memberikan skor 4 pada keempat sampel dengan persentase 60-70. Skor 4 tertinggi diberikan panelis pada sampel dengan kode A 2 B 2 dengan persentase 70. Hasil keseluruhan uji panelis menunjukkan bahwa keempat sampel nugget ampas tahu mempunyai kriteria hasil warna yang sama yaitu kuning keemasan. 73 Untuk memperjelas rerata skor dari masing –masing sampel nugget ampas tahu pada indikator warna dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator warna

4.1.1.2 Hasil Pengujian Inderawi Mengenai Aroma

Aroma merupakan salah satu indikator yang dapat langsung dirasakan dengan indera penciuman. Data hasil pengujian inderawi nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda pada indikator aroma diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.2 Hasil Penilaian Nugget Ampas Tahu Pada Aspek Aroma Kode Skor Penilaian Aroma Rerata Kriteria 4 3 2 1 n n n n A 1 B 1 0 3 15 17 85 0 2,23 Kurang harum A 1 B 2 1 5 9 45 10 50 0 2,75 Cukup harum A 2 B 1 13 65 6 30 1 5 0 3,72 Harum A 2 B 2 16 80 3 15 1 5 0 3,75 Harum Penilaian panelis terhadap indikator aroma pada keseluruhan sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Skor 4 merupakan nilai tertinggi yang diberikan panelis pada sampel A 2 B 2 dengan persentase 80 sehingga dihasilkan kriteria harum khas nugget. 74 Sebaliknya penilaian panelis yang memberikan skor 2 pada sampel A 1 B 1 dengan persentase 85 dan kriterianya kurang harum. Kedua sampel yang lain yaitu sampel A 1 B 2 dengan kriteria cukup harum serta sampel A 2 B 1 dengan kriteria harum. Rerata skor dari masing – masing sampel nugget ampas tahu dengan campuran jenis pangan sumber protein dan jenis filler yang berbeda pada indikator aroma dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini. Gambar 4.2 Grafik rerata skor sampel nugget ampas tahu pada indikator aroma

4.1.1.3 Hasil Pengujian Inderawi Mengenai Tekstur