Tinjauan Umum tentang Ampas Tahu

23 Kriteria yang tersembunyi meliputi nilai gizi, keamanan mikroba, dan cemaran logam diketahui dengan melakukan penelitian laboratorium dan harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian. Berdasarkan kriteria pada tabel 2.1 Tentang syarat mutu nugget, kriteria nugget adalah nugget yang terbuat dari jenis pangan protein dengan bumbu. Tentang keadaan warna, aroma, tekstur dan rasa dalam keadaan normal.

2.2 Tinjauan Umum tentang Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan hasil sampingan dalam pembuatan tahu yang meliputi perendaman kedelai, penggilingan, pendidihan bubur kedelai dan pengepresan Tim Fatemeta IPB, 1981. Seiring dengan berkembangnya industri tahu pada saat ini maka akan semakin banyak ampas tahu yang dihasilkan. Masyarakat juga beranggapan bahwa ampas tahu kurang bermanfaat dan sudah tidak mengandung gizi serta tidak layak konsumsi. Jadi minat untuk memanfaatkan ampas tahu untuk menjadi suatu produk olahan makanan yang bergizi serta ekonomis masih sangat rendah sekali. Ampas tahu memiliki tekstur lembek dengan kadar air yang tinggi serta hanya mampu bertahan selama 24 jam, setelah itu ampas tahu berangsur-angsur akan mengeluarkan bau busuk atau membentuk unsur NH 3 . NH 3 ini disebabkan oleh protein yang mengalami degradasi. Degradasi adalah pemecahan molekul komplek yaitu pemecahan protein menjadi 24 molekul yang lebih sederhana. Degradasi membentuk gas NH 3 yang berbau busuk. Selama proses pembusukan, ampas tahu dapat memproduksi racun yang dikenal dengan mikotoksin. Mikotoksin merupakan zat yang diproduksi oleh kapang selama bahan makanan akibat proses fermentasi Koswara, 1995. Prabowo dkk., 1983 menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Kandungan senyawa pada ampas tahu yang cukup berpotensi adalah sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan berfungsi sebagai pencegah beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, kanker dan aterosklerosis Schmildz dan Labuza, 2000. Jenis antioksidan yang terdapat dalam ampas tahu adalah senyawa isoflavon. Hasil penelitian Wahyu, 2004, menunjukkan bahwa ampas tahu masih mengandung 0,98 isoflavon sedangkan pada kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu mengandung 5,5 isoflavon. Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Ampas Tahu per 100 gram Bahan Basah Zat Gizi Kandungan Energi kkal 67.0 Protein g 5.0 Lemak g 2.1 Karbohidrat g 8.1 Kalsium mg 460 Phospor mg 88.0 Besi mg 1.0 Sumber: Direktorat Gizi Depkes 1990 25 Kandungan lain pada ampas tahu yaitu serat kasar yang sangat tinggi, yakni 23,58 . Serat kasar tersebut berfungsi positif bagi kesehatan. Winarno 1997 mengatakan serat makanan adalah salah satu komponen aktif dalam pangan fungsional fungsional food. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung didalamnya. Lebih lanjut Susalit 2003 mengatakan bahwa pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Harianto 1996 mengatakan bahwa konsumsi serat pangan memiliki dampak positif terhadap kesehatan. Dampak tersebut adalah mengurangi gejala sembelit dan diare, mencegah wasir dan kanker usus, mengontrol lemak darah dan penyakit jantung serta mengatur insulin dan gula darah. Menurut Almatsier 2003 mengatakan serat makanan dapat mencegah kegemukan, konstipasi, hemaroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus, penyakit diabetes melitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.

2.3 Penanganan ampas tahu sebelum diolah menjadi bahan pangan