Kualitas Pelayanan Publik Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik

Untuk kategori rendah : 32 - 36 Untuk kategori sangat rendah : 27 - 31 Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi yang ada di UPT Samsat Medan Selatan, dapat dilihat dari rekaptulasi jawaban responden dalam tabel berikut ini: Tabel 30 Rekaptulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Budaya Organisasi Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 47 – 50 7 7 Tinggi 42 – 46 29 29 Sedang 37 – 41 34 34 Rendah 32 – 36 26 26 Sangat Rendah 27 – 31 4 4 Jumlah 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan tabel 30 diatas dapat dilihat bahwa budaya organisasi Pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan berada di kategori sedang, yang ditunjukkan dari 34 responden 34, kategori tinggi sebanyak 29 responden 29, kategori rendah 26 responden 26, kategori sangat tinggi 7 responden 7, dan kategori sanga rendah 4 responden 4.

5.1.2. Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas Pelayanan Publik adalah totalitas dari karakteristik suatu produk barang atau jasa atas segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh pegawai UPT Samsat Medan Selatan. Adapun yang menjadi indikator dari kualitas pelayanan publik tersebut terdiri dari bukti langsung, daya tanggap, keandalan, jaminan, empati. Dari ke lima indikator tersebut di uraikan menjadi sepuluh pertanyaan guna menjawab bagaimana kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh para pegawai di kantor UPT Samsat Medan Selatan kepada masyarakat. Setelah mendapat data dilapangan dan menganalisis data maka didapat nilai tertinggi adalah 50 sedangkan nilai terendah adalah adalah 27. Untuk menentukan jarak interval maka digunakan rumus: Dibulatkan menjadi 5. Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai berikut: Untuk kategori sangat tinggi : 47 - 50 Untuk kategori tinggi : 42 - 46 Untuk kategori sedang : 37 - 41 Untuk kategori rendah : 32 - 36 Untuk kategori sangat rendah : 27 - 31 Untuk mengetahui kulaitas pelayanan yang diberikan para pegawai di kantor UPT Samsat Medan Selatan, dapat dilihat dari rekaptuliasi jawaban responden dalam tabel berikut ini Tabel 31 Rekaptulasi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Kualitas Pelayanan Publik Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 47 – 50 5 5 Tinggi 42 – 46 19 19 Sedang 37 – 41 38 38 Rendah 32 – 36 28 28 Sangat Rendah 27 - 31 10 10 Jumlah 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan publik pada Kantor UPT Samsat Medan Selatan, berada pada kategori sedang dengan 38 responden 38, kategori rendah 28 responden 28, kategori tinggi 19 responden 19, sangat rendah 10 responden 10, dan kategori sangt tinggi 5 responden 5.

5.1.3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Budaya Organisasi X terhadap Kualitas Pelayanan Publik Y, maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus Product Moment. Untuk melihat sejauh mana atau seberapa besar pengaruh yang diberikan Budaya Organisasi X terhadap Kualitas Pelayanan Publik Y, maka digunakan rumus Koefisien Determinan.

5.1.3.1. Product Moment

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas pelayanan publik pada kantor UPT Samsat Medan Selatan, maka digunakan rumus product moment Sugiyono 2005:212 untuk mengetahui koefisien korelasi antara dua variabel tersebut ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ √ √ √ √ Hasil perhitungan korelasi tersebut yaitu 0.76 bernilai positif, berarti ada hubungan antara budaya organisasi terhadap kualitas pelayanan publik pada kantor UPT Samsat Medan Selatan. Dari hasil perhitungan korelasi sebelumnya perlu disesuaikan dengan nilai tabel. Dari perhitungan korelasi diatas diperoleh nilai r hitung 0,76, bila dikonsultasikan dengan nilai r tabel untuk n = 100 dan kesalahan 5, maka r tabel adalah 0,195. Dengan demikian korelasi itu signifikan. Karena r hitung r tabel . Dari hasil perhitungan yang mengggunakan rumus koefisen korelasi Product Moment maka diperoleh hasil r = 0,76. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya budaya organisasi memberi pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan publik di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Dengan kata lain apabila salah satu variabel terjadi peningkatan maka diikuti dengan peningkatan variabel yang berkorelasi. Untuk mengetahui kadar lemah kuatnya koefisien korelasi, maka di perlukan interpretasi sebagai berikut Sugiyono, 2005:214: Tabel 32 Interpretasi Koefinisen korelasi Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi Sumber : Sugiyono 2005:214 Selain itu, dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman interpretasi Sugiyono, maka dapat dilihat bahwa r = 0,76 berada pada interval koefisen 0.60 – 0.799. Jadi tingkat pengaruh antara variabel X dan Variabel Y berada pada kategori tinggi. Berarti pengaruh antara Budaya Organisasi X Terhadap Kualitas Pelayanan Y adalah berada pada tingkat Tinggi.

5.1.3.2. Uji Signifikan Uji t

Untuk menguji signifikan antara variebel X dan variabel Y dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : √ √ √ √ √ √ √ Harga t hitung adalah 11,576 dan jika dilihat pada tabel t lihat lampiran untuk kesalahan 5 dan dk = 100-2 = 98, maka didapat t tabel = 1,67 Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis : a. Jika harga t hitung t tabel , maka Ho hipotesa Nol ditolak dan Ha hipotesa Alternatif diterima, artinya ada pengaruh signifikan antara budaya organisasi terhadap kualitas pelayanan publik pada kantor UPT Samsat Medan Selatan. b. Jika harga t hitung t tabel , maka Ho hipotesa Nol diterima dan Ha hipotesa Alternatif ditolak , artinya tidak ada pengaruh signifikan antara budaya organisasi terhadap kualitas pelayanan publik pada kantor UPT Samsat Medan Selatan. Dengan membandingkan antara t hitung dengan nilai 11.576 dan t tabel 1,67 , maka dapat diketahui bahwa t hitung t tabel 11.576 1,67 , hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada dampak yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kualitas pelayanan publik pada kantor UPT Samsat Medan Selatan.

5.1.3.3. Koefisien Determinan

Tujuan koefisien determinan ini mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Dengan persamaan determinasi maka diperoleh hasil sebesar 57.90. Ini berarti pencapaian kualitas pelayanan publik pada Kantor UPT Samsat Medan Selatan dipengaruhi oleh adanya budaya organisasi sebesar 57.90. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yakni sebanyak 42.10. 5.2. Interpretasi Data 5.2.1. Budaya Organisasi Berdasarkan hasil rekaptulasi jawaban responden tabel 30 diketahui bahwa budaya organisasi pada kantor UPT Samsat Medan Selatan berada pada kategori sedang. Ini berarti pegawai UPT Samsat Medan Selatan mempunyai budaya organisasi yang cukup baik. Adapun indikator budaya organisasi tersebut meliputi inisiatif individual, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, toleransi terhadap konflik, pola komunikasi. Apabila dilihat dari inisiatif individual, para pegawai di UPT Samsat Medan Selatan sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel 13a, dimana mayoritas para pegawai yaitu 27 pegawai 51.92 sudah mempunyai tingkat tanggung jawab yang baik. Jawaban yang diberikan oleh para pegawai juga didukung oleh penilaian masyarakat yang mendapatkan pelayanan disana. Dari hasil data kuisioner pada tabel 13b, mayoritas masyarakat menilai tingkat tanggung jawab para pegawai sudah baik. Dengan 24 masyarakat 50 menilai demikian. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua pegawai mempunyai tingkat tanggung jawab yang baik. Ada satu orang 2.08 masyarakat yang menilai bahwa adanya pegawai yang masih saja mempunyai tingkat tanggung jawab yang buruk. Pada indikator pengarahan, penulis ingin melihat bagaimana manajer atau atasan memberikan pengarahan kepada pegawai dan bagaimana para pegawai mengimplementasikan pengarahan yang sudah diberikan. Oleh karena itu, penulis membagi menjadi tiga pertanyaan. Pertama, bagaimana pengarahan yang diberikan oleh manajer atau atasan kepada pegawai. Hasil yang diberikan untuk pertanyaan ini berdasarkan tabel 10a, mayoritas para pegawai dengan 30 pegawai 57.69 mengatakan bahwa atasan atau manajer sudah baik didalam memberikan pengarahan kepada bawahannya. Pernyataan ini didukung oleh penilaian yang diberikan oleh masyarakat. Dengan penilaian pada tabel 10b, mayoritas masyarakat dengan 28 orang 58.33 menjawab serupa dengan pernyataan dari para pegawai. Kedua, bagaimana pemahaman para pegawai terhadap visi, misi, dan tujuan yang di arahakan oleh atasan atau manajer di Kantor UPT Samsat Medan Seatan. Hasil yang ditunjukkan atas pertanyaan tersebut menyatakan bahwa pemahaman para pegawai atas visi, misi dan tujuan di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah dilakukan dengan baik. Bahkan tidak sedikit para pegawai yang memahami dengan sangat baik atas visi, misi, dan tujuan yang ada di UPT Samsat Medan Selatan. Hal tersebut di paparkan pada tabel 12a dimana sebanyak 25 pegawai 48.08 memahami dengan baik ketiga hal tersebut dan sebanyak 22 pegawai 42.31 memahami dengan sangat baik tentang visi, misi dan tujuan di UPT Samsat Medan Selatan. Adapun hal tersebut kurang didukung oleh penilaian yang diberikan oleh masyarakat. Walaupun mayoritas masyarakat menilai pemahaman para pegawai terhadap visi, misi, dan tujuan di UPT Samsat Medan Selatan sudah cukup baik tetapi masih ada masyarakat yang menilai berbeda. Bila dilihat dari tabel 12b ada dua orang 4.17 yang menilai bahwa masih ada pegawai yang masih buruk didalam pemahaman visi, misi, dan tujuan di UPT Samsat Medan Selatan. Hal ini dapat disebabkan oleh pegawai tersebut masih baru bekerja di kantor UPT Samsat Medan Selatan sehingga belum memahami dengan betul visi, misi, dan tujuan di UPT Samsat Medan Selatan. Ketiga, penulis ingin melihat prilaku yang diberikan dari para pegawai kepada para masyarakat berdasarkan pengarahan yang diberikan oleh atasan atau manajer. Berdasarkan tabel 14a para pegawai sebanyak 29 pegawai 55.77 seudah memberikan perilaku yang baik kepada para masyarakat, bahkan sebanyak 20 pegawai 38.46 memberikan perilaku yang sangat baik kepada para masyarakat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tidak berpendapat sama dengan apa yang diberikan oleh pegawai. Adapun penilaian yang diberikan masyarakat atas perilaku yang diberikan oleh para pegawai dapat dilihat dari tabel 14b. Mayoritas masyarakat dengan jumlah 28 orang 47.92 menilai bahwa perilaku para pegawai yang diberikan kepada masyarakat hanya dinialai pada tingkat cukup baik. Bahkan ada satu orang 2.08 masyarakat pernah mendapatkan perilaku yang buruk dari pegawai di UPT Samsat Medan Selatan. Apabila dilihat jawaban dari ketiga pertanyaan yang sudah penulis bagikan kepada pegawai dan masyarakat dapat dilihat bahwa indikator dari pengarahan yang diberikan oleh atasan atau manajer sudah dikatakan baik secara keseluruhan. Mulai dari pengarahan yang di berikan oleh atas itu sendiri sampai pada implementasi yang diberikan oleh pegawai itu sendiri. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada pegawai yang belum dapat mengimplementasikan pengarahan dari atasan atau manajer dengan baik. Indikator lain untuk melihat budaya organisasi di Kantor UPT Samsat Medan Selatan pada penelitian ini yaitu indikator integrasi. Integrasi yang dimaksudkan disini adalah sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit organisasi untuk mekerja dengan cara yang terkoordinasi. Berdasarkan hasil pertanyaan untuk menjawab indikator tersebut yang disajikan pada tabel 19a, mayoritas pegawai menjawab bahwa integritas para pegawai sudah sangat baik. Dengan 25 pegawai 48.08 menjawab demikian, bahkan 24 pegawai 46.15 menjawab baik didalam integrasi antar pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Namun, jawaban yang diberikan oleh para pegawai adanya kurang didukung oleh penilaian yang diberikan oleh masyarakat. Mayoritas masyarakat menilai integritas antar pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan hanya pada tingkatan cukup baik. Hal tersebut disajikan pada tabel 19b dimana sebanyak 29 orang 60.40 dan hanya 19 orang 39.58 yang menjawab baiknya integritas para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Tetapi secara keseluruhan integritas antar pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah baik. Hal ini juga dapat penulis nilai setelah melakukan observasi selama penulis melakukan penelitian. Para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Indikator dukungan manajemen yang diteliti untuk melihat budaya organisasi di Kantor UPT Samsat Medan Selatan secara keseluruhan dapat dikatakan sudah baik. Hal ini di tunjukkan dengan hasil jawaban pertanyaaan yang disajikan pada tabel 11a. Para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan mayoritas mendapatkan dukungan manajemen yang sangat baik dari atasan mereka. Dengan 26 pegawai 50 mendapatkan dukungan manajemen dengan sangat baik bahkan 20 pegawai 38.46 mendapatkan dukungan manajemen yang baik dari atasan atau manajer. Berbeda dengan pegawai, masyarakat menilai para atasan atau manajer belum memberikan dukungan yang sangat baik kepada bawahannya. Hal tersebut dilihat dari tabel 11b, mayoritas masyarakat menilai dukungan dari atasan kepada bawahanya hanya pada tingkatan cukup baik dengan jumlah 24 orang 50 menilai demikian. Bahkan ada satu orang 2.08 masyarakat yang menilai buruknya dukungan atasan yang diberikan. Masyarakat tersebut menilai bahwa atasan jarang memberikan bantuan kepada para bawahannya saat para bawahannya mengalami kesulitan didalam menjalankan pekerjaannya. Selama penulis melakukan observasi di Kantor UPT Samsat Medan Selatan, memang sering kali pegawai mengalami masalah didalam pekerjaannya. Namun, atasan hampir tidak pernah ikut didalam mengatasi masalah tersebut, apabila masalah tersebut tidak dalam kategori dalam masalah yang besar. Atasan sering membiarkan agar pegawai lain yang membantu sesama pegawai dalam mengatasi masalah yang ada. Pertanyaan tentang peraturan-peraturan yang berlaku di UPT Samsat Medan Selatan dijalankan dengan baik atau tidak, akan menjawab dari indikator kontrol yang menjadi salah satu karakteristik dari budaya organisasi. Jawaban dari pertanyaan tersebut dilihat dari tabel 16a, para pegawai menjawab peraturan yang berlaku di UPT Samsat Medan Selatan dijalankan dengan baik dengan 28 pegawai 53.85 menjawab demikian . hal ini juga didukung dengan pendapat dari para masyarakat yang mayoritas berpendapat sama dengan para pegawai. Dari tabel 16b, dapat dilihat bahwa 22 masyarakat 45.83 menjawab peraturan di UPT Samsat Medan Selatan dijalankan dengan baik. Hasil observasi yang dilakukan penulis juga menunjukkan hal yang serupa. Peraturan yang ada di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah dijalankan dengan baik. Dengan demikian indikator dari kontrol sudah dapat dikatakan baik. Indikator lain yang menjadi karakteristik budaya organisasi adalah indikator indetitas. Indikator indetitas sebagaimana yang menjadi salah satu karakteristik dari budaya organisasi didalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana anggota organisasi dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dalam organisasi. Adapun yang menjadi jawaban dari indikator tersebut dapat dilihat dari tabel 15a, dimana para pegawai manjawab mayoritas pegawai mempunyai tingkat kesatuan kerja yang baik. Dengan 23 pegawai 44.23 menjawab hal tersebut bahkan ada 19 pegawai 36.54 menjawab sangat baik didalam tingkat kesatuan kerja di UPT Samsat Medan Selatan. Berbeda dengan para pegawai, adanya sedikit perbedaan atas penilaian yang diberikan oleh masyarakat. Ada beberapa masyarakat yang menilai buruknya tingkat kesatuan kerja para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Penilaian tersebut dapat dilihat dari tabel 15b, ada dua orang 4.17 masyarakat yang menulai buruknya tingkat kesatuan kerja di UPT Samsat Medan Selatan. Walaupun demikian mayoritas dari masyarakat sebanyak 22 orang 45.83 menjawab baiknya tingkat kesatuan kerja dari para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Berdasarkan kedua jawaban dari masyarakat dan pegawai, indikator tingkat kesatuan kerja di UPT Samsat Medan Selatan dapat dikatakan sudah baik. Indikator lain didalam penelitian ini adalah indikator toleransi terhadap konflik. Indikator toleransi terhadap konflik dilihat dengan sejauh mana para pegawai atau karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Berdasarkan hasil jawaban para pegawai yang ada pada tabel 18a, mayoritas pegawai sudah baik didalam mengatasi konflik yang terjadi di UPT Samsat Medan Selatan dengan 25 pegawai 48.08 yang berpendapat demikian. Bahkan ada 13 pegawai 25 yang mengatakan para pegawai sangat baik didalam mengatasi konflik yang ada di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Jawaban dari para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan didukung oleh penilaian dari masyarakat pada tabel 18b yang menilai bahwa konflik di Kantor UPT Samsat Medan Selatan dapat diselesaikan dengan baik. Sebanyak 21 masyarakat 43.75 menjawab hal tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada dua masyarakat 4.17 menilai bahwa buruknya para pegawai didalam menyelesaikan konflik yang ada di kantor UPT Samsat Medan Selatan. Secara keseluruhan indikator toleransi terhadap konflik di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah dapat dikatakan baik. Indikator terakir untuk melihat budaya organisasi di Kantor UPT Samsat Medan Selatan pada penelitian ini adalah indikator pola komunikasi. Jawaban atas indikator ini dapat dilihat di tabel 17a, dimana mayoritas pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan menjawab baiknya komunikasi di sana. Adapun sebanyak 28 pegawai 53.85 menjawab demikian bahkan ada 20 pegawai 38.46 menjawab komunikasi antar pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah sangat baik. Penilaian yang diberikan oleh masyarakat atas indikator tersebut sedikit berbeda dengan apa yang menjadi jawaban dari para pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Hanya dua orang 4.17 masyarakat menilai sangat baiknya komunikasi antar pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Bahkan ada tiga masyarakat 6.25 menilai buruknya komunikasi antar pegawai di Kantor UPT Samsat Medan Selatan. Namun indikator dari pola komunikasi di Kantor UPT Samsat Medan Selatan sudah dikatan baik secara keseluruhan.

5.2.2. Kualitas Pelayanan