2.4 Tinjauan Tentang Lingkungan Sekolah
2.4.1 Pengertian lingkungan sekolah
Undang-undang No. 20 tahu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi pendidikan formal adalah jalur pendididkan yang terstuktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Tu‟u 2004:1 berpendapat bahwa lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar
berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Gunawan dalam Septiyana 2010 mengemukakan bahwa lingkungan sekolah
merupakan lingkungan kedua bagi anak dan merupakan lingkungan pendidikan formal yang membantu orang tua dalam mengembangkan tanggung jawab
pendidikan. Pendidikan yang diterima di sekolah berupa pembentukan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap mata pelajaran atau bidang studi.
Yusuf 2005:54 mengemukakan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan
latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun
sosial. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
lingkungan sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang berstruktur dan berjenjang dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, dimana dalam
lembaga tersebut menbantu siswa untuk mengembangkan potensinya dengan baik.
2.4.2 Faktor Lingkungan Sekolah
Menurut Slameto 2010:64 menyatakan bahwa faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup :
1. Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu carajalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Oleh karena itu metode mengajar
harus dirancang setepat, seefektif dan seefisien mungkun agar siswa dapat belajar dengan baik.
2. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan itu adalah sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang padat, di atas
kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
3. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses
tersebut juga dipengaruhi oleh relasi dalam proses itu sendiri, jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam
relasi guru dengan siswa yang baik,siswa akan menyukai gurunya, juga
akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
4. Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang
menyenagkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.
Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. 5. Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajian siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup
kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawaikaryawan dalam pekerjaan administrasi dan
kebersihanketeraturan kelas, gedung sekolah,halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta
siswa-siswinya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.
6. Fasilitas sekolah Alat pelajaran erat hubungnnya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajarannya yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.
Berdasarkan uraian mengenai mengenai lingkungan sekolah di atas peneliti mengambil indikator yang mewakili dari lingkungan sekolah Slameto
2010:64 yaitu : 1 Metode mengajar
2 Kurikulum 3 Relasi guru dengan siswa
4 Relasi siswa dengan siswa 5 Disiplin sekolah
6 Fasilitas sekolah
2.5 Penelitian Terdahulu