Faktor Kondisi Fisik Landasan Teori .1 Olahraga Tenis

11 court, dua back court. Garis pendek yang menandai pertengahan dari baseline disebut center mark. Lapangan untuk permainan double diperluas dengan 4 kaki 6 inci kiri kanan, sehingga seluruhnya menjadi 36 kaki. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi baik ruang main atau pada bidang service. Menurut jenis lapangan, ada lapangan dimana bola melambung keras dan cepat serta pula yang lunak. Urutan menurut jenis bahan adalah seperti : 1 rumput, 2 beton, 3 aspal, 4 tanah keras dan 5 pasir. Olahraga tenis memiliki latar belakang dan tradisi yang mengajarkan sikap perilaku yang positif dan juga nilai sopan santun serta menjujung tinggi aturan-aturan yang berlaku dalam permainan. Oahraga tenis juga membutuhkan latihan dan kesabaran serta sebagian juga membutuhkan petunjuk-petunjuk profesional untuk mencapai suatu kesuksesan. Keberhasilan seorang pemain tenis sebagian ditentukan oleh diri sendiri, karena kemampuannya dalam mengikuti proses latihan dengan didasari oleh niat yang kuat akan membawa perubahan pada peningkatan kemampuan. Setiap pemain tenis pasti ingin memiliki prestasi yang optimal, namun untuk mendapatkan prestasi tersebut seorang pemain tenis harus menguasai teknik dasar, kesiapan fisik yang prima, taktik, serta didukung oleh mental bertanding yang kuat yang dapat diperoleh dari pengalaman bertanding.

2.1.2 Faktor Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh, dan komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun secara 12 keseluruhan terutama dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut M. Sajoto, 1995:8. Kondisi fisik akan baik apabila semua komponen yang ada terpelihara dengan baik. Komponen kondisi fisik menurut M. Sajoto 1995:8-9 meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Olahraga tenis memerlukan faktor pendukung kondisi fisik yang baik. Komponen kondisi fisik yang mendukung olahraga tenis meliputi kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, daya ledak, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak aktifitas fisik, memegang peran penting dalam melindungi atletorang dari kemungkinan cedera, dan dapat memperkuat stabilitas sendi- sendi Harsono, 1988:177. Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dengan waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut Harsono, 1988:155. Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan kordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik M. Sajoto, 1995:9. Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Latihan kelentukan berfungsi untuk memperluas ruang-ruang gerak persendian, selain itu juga bermanfaat untuk mengurangi menghindari cedera, 13 dan juga membantu gerak kordinasi teknik menjadi lebih baik dengan tenaga yang efisien Harsono, 1988:163. Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat Harsono, 1988:200. Daya ledak sangat diperlukan dalam berbagai macam olahraga, salah satunya adalah tenis. Kordinasi adalah kemampuan seseorang dalam meng-intergrasi-kan bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara efektif M. Sajoto, 1995:9. Dalam penerapan latian backhand drive metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan kordinasi adalah urutan keseluruhan gerakan dalam satu kali memukul backhand drive. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ syaraf otot M. Sajoto, 1995:9. Dalam penerapan latihan backhand drive metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan keseimbangan adalah pada saat memukul backhand drive, posisi badan tetap seimbang. Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak- gerak bebas terhadap suatu sasaran M. Sajoto, 1995:9. Dalam penerapan metode latihan backhand drive dengan metode bertahap ke belakang dan metode bertahap ke samping yang dimaksud ketepatan adalah memukul bola pada sasaran yang tepat. Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf atau feeling lainnya M. Sajoto, 1995:10. dalam penerapan metode backhand drive dengan metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping yang 14 dimaksud reaksi adalah kemampuan dalam merespon datangnya bola dan perkenaan bola terhadap raket setelah bola diumpan.

2.1.3 Pengertian dan Prinsip-Prinsip Latihan

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE TENIS MENGGUNAKAN FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND DRIVE

0 11 94

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PEMULA KLUB TENIS

0 2 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BACKHAND DRIVE MELALUI METODE PEMBERIAN GROUNDSTROKES BACKHAND KE DINDING PADA ATLET PUTRI SEKOLAH TENIS PROGRES UNIMED TAHUN 2012.

0 5 21

Perbedaan Latihan Forehand Drive Menggunakan Sasaran Menjauh dan Menyamping Sasaran Terhadap Kemampuan Forehand Drive pada Petenis Umur 14-16 Tahun Walet Tenis Klub Kabupaten Kebumen Tahun 2012.

0 0 97

Pengaruh Latihan Forehand Drive Dengan Metode Three Ball Groundstroke dan Forehand Only Terhadap Kemampuan Forehand Drive Pada Pemain Tenis Klub Phapros Semarang Tahun 2012.

0 0 99

(ABSTRAK) PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PEMULA KLUB TENIS YUNIOR BLORA TAHUN 2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE HIGH VARIABILITY DRILLS DAN LOW VARIABILITY DRILLS TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PHAPROS SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 2

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE HIGH VARIABILITY DRILLS DAN LOW VARIABILITY DRILLS TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PHAPROS SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 66

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE HIGH VARIABILITY DRILLS DAN LOW VARIABILITY DRILLS TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PHAPROS SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 66

PENGEMBANGAN BASE-NET UNTUK SARANA LATIHAN PUKULAN FOREHAND DRIVE DAN BACKHAND DRIVE PADA PEMAIN TENIS KLUB PHAPROS SEMARANG -

0 1 31