Kelas XI SMAMASMKMAK 98
Semester 1
Pada perkembangan selanjutnya, teater menjadi sarana pengajaran dan hiburan yang mengusung nilai-nilai moral, sosial,
ekonomi, politik, dll. Demikian pula perkembangannya pada teater tradisional di Asia dan di Nusantara. Lakon-lakon yang kita
saksikan melalui “Oedipus Sang Raja”, “Mahabharata”, Ramayana, “Romeo Juliet”, “Lutung Kasarung”, “Malin Kundang”, dll.
Semua menceritakan nilai baik-buruk, dimana masyarakat yang menontonnya bisa bercermin.
F. Beberapa Jenis Teater Tradisional Nusantara
Kata tradisi berasal dari kata Inggris, tradition, yaitu; - buah pikiran, kepercayaan, adat-istiadat, pandangan hidup yang
diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yang dimaksud dengan teater tradisional adalah; bentuk tontonan
yang diwariskan nenek moyang secara turun-temurun kepada masyarakat. Dramawan biasanya berupaya untuk mengaktualisasikan
teater tradisi itu dengan konsep-konsep kekinian, agar tontonan yang disuguhkan tidak berjarak dengan penontonnya.
1. Lenong
Lenong merupakan teater tradisional Betawi. Ada dua bentuk Lenong; Lenong Denes dan Lenong Preman. Tontonan Lenong
Denes yang lakonnya tentang raja-raja dan pangeran, sekarang sudah jarang kita jumpai, karena hampir tidak ada penerusnya.
Pertunjukan lenong Preman yang lakonnya tentang rakyat jelata, seperti yang kita kenal sekarang, pada mulanya, dimainkan
semalam suntuk. Karena jaman berkembang dan tuntutan keadaan, maka terjadi perubahan-perubahan. Bersamaan dengan
diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki, lenong yang tadinya hanya dimainkan di kampung-kampung,
oleh SM. Ardan, dibawa ke Taman Ismail Marzuki, tapi waktu pertunjukannya diperpendek menjadi satu atau dua setengah
jam saja.
Teater tradisional Betawi yang lain; Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng Jinong.
• Lenong menggunakan musik Gambang Kromong • Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar
• Topeng Blantek menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang • Jipeng atau Jinong menggunakan musik Tanjidor
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.
99 Seni Budaya
Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta
Gambar 6.13 Pementasan Lenong Preman, yang sudah dikenal sejak tahun 1920-an.
2. Longser
Salah satu teater tradisional di Jawa Barat disebut Longser. Ada yang berpendapat, bahwa kata Longser berasal dari kata
Melong melihat dan seredet tergugah. Diartikan bahwa siapa yang melihat menonton pertunjukan hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain, tontonan Longser juga bersifat hiburan. Sederhana, jenaka dan
menghibur.
Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja, karena tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya
dengan duduk melingkar.
Sumber: Dok. Dinas Pariwisata, Jawa Barat.
Gambar 6.14 Pementasan Longser, dari Priangan Selatan, Kabupaten Manyar Pameungpeuk Ranch.
Puncak popularitasnya tahun 1920 – 1960. Tokoh- tokohnya, antara lain; Ateng Japar, Tilil Bang, Bang
Tawes, Bang Soang, dll.
3. Ketoprak
Teater Tradisional yang paling populeh di Jawa Tengah adalah Ketoprak. Pada mulanya Ketoprak hanyalah permainan orang-
orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung di bulan Purnama, yang disebut gejogan. Pada perkembangannya
menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang lengkap.