Identifikasi Sumber Daya Pemberdayaan Usaha Sektor Informal Di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung Provinsi Jawa Barat
Data pada tabel 13 menunjukkan bahwa stakeholder yang perlu dilibatkan terdiri dari Pemerintah Kota Bandung Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota
Bandung, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perekonomian, pemerintah Kecamatan dan Kelurahan, Kamar Dagang dan Industri, Lembaga Swadaya
Masyarakat, LPM dari Perguruan Tinggi, LPM Kelurahan, Komunitas Usaha Sektor Informal, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, dan perwakilan
Masyarakat. Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perekonomian
memberikan perhatian yang sangat kondusif terhadap pengembangan usaha sektor informal dengan menghadirkan beberapa program yang berlandaskan
pemberdayaan ekonomi rakyat. Kamar Dagang dan Industri Kota Bandung memberikan perhatian yang baik terhadap pengembangan usaha sektor
informal. Stakeholder lainnya yang memiliki perhatian adalah LPM dari Perguruan Tinggi salah satu diantaranya LPM STKS Bandung. Stakeholder
yang berasal dari lingkungan Kelurahan Campaka antara lain LPM Kelurahan Campaka, Komunitas Usaha Sektor Informal, Ketua RW dan Ketua RT, Tokoh
Masyarakat, dan perwakilan masyarakat. Pemerintah Kota berperan sebagai fasilitator dan pemberi bantuan pinjaman dan menjalin kerjasama dengan Kamar
Dagang dan Industri. Pihak LPM dari Perguruan Tinggi berperan memberikan dukungan terhadap eksistensi dan pengembangan usaha sektor informal. LPM
Kelurahan Campaka berperan sebagai pemberi dukungan dan saran terhadap kemajuan usaha sektor informal. Stakeholder utama dilakukan oleh komunitas
usaha sektor informal dibantu oleh Ketua RW, Ketua RT, dan segenap unsur masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pemberdayaan usaha sektor
informal. Keterpaduan tiga komponen utama Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat merupakan dasar strategi pengembangan masyarakat.
Penyusunan Strategi Program
Pemulihan perekonomian nasional merupakan salah satu solusi makro yang dapat memberikan pengaruh positif dan peluang bagi usaha sektor informal
untuk mengembangkan usaha dan mencapai kemajuan usaha sebagaimana yang diharapkan. Keberadaan pihak yang memberikan perhatian dan pembelaan
terhadap usaha sektor informal memang diperlukan. Keberadaan pihak luar
komunitas usaha sektor informal sangat diperlukan dimana mereka pada saat ini berupaya memperhatikan dan memperjuangkan aspirasi, harapan dan tujuan
pelaku usaha sektor informal dalam memajukan usaha mereka. Pemecahan masalah persaingan usaha sejenis dilakukan melalui
pembentukan kelompok usaha sejenis. Antar anggota kelompok yang memiliki tempat usaha berdekatan masing-masing mengupayakan pembedaan produk
yang dijualnya dan harga yang relatif sama jika ada produk yang sama di tempat usaha anggota yang lain. Hal tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi yang
terjalin antar anggota kelompok usaha sejenis yang dikembangkan secara berkesinambungan melalui suatu jaringan informasi.
Penyusunan strategi program didasarkan pada ruang lingkup internal dan eksternal komunitas usaha sektor informal. Program ditujukan kepada internal
dan eksternal komunitas melalui pengembangan Jaringan Informasi Usaha Sektor Informal. Jaringan ini mengupayakan peningkatan kemampuan komunitas
usaha sektor informal sehingga dapat memberdayakan usaha sektor informal oleh pelaku usaha sektor informal. Jaringan ini mengupayakan terciptanya
jaringan usaha yang kuat dan komunikasi yang baik antar pelaku usaha, serta penyebaran informasi secara menyeluruh kepada seluruh pelaku usaha sektor
informal. Rincian kegiatan pembentukan Jaringan Informasi Usaha Sektor Informal dapat dilihat dalam tabel berikut :