Tujuan Khusus Pemberdayaan Usaha Sektor Informal Di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung Provinsi Jawa Barat

1 2 3 4 5 6 7 8 Lembaga Swadaya Masyarakat ƒ Mengawasi dan memberikan saran terhadap pelaksanaan program pengembangan masyarakat ƒ Perlu adanya peningkatan perhatian - 9 9 - - LPM dari Perguruan Tinggi ƒ Memberikan saran terhadap pelaksanaan program pengembangan masyarakat ƒ Perancangan strategi pemecahan masalah usaha sektor informal - 9 9 - - Pengurus LPM Kelurahan ƒ Membantu melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengembangan masyarakat ƒ Perlu adanya penataan kembali tata laksana dan tata tertib keorganisasian ƒ Perlu adanya pembenahan visi dan misi keorganisasian 9 9 - - Komunitas Usaha Sektor Informal ƒ Menjadi pemrakarsa dan pelaksana program-program pengembangan masyarakat ƒ Penyiapan dan penentuan koordinator dan anggota kelompok usaha sektor informal ƒ Pengembangan pengetahuanwawasan tentang berbagai program pengembangan masyarakat ƒ Pendisiplinan diri dalam melaksanakan program pengembangan masyarakat ƒ Penguatan inisiatif lokal dan peningkatan kemandirian dalam mengembangkan usaha sektor informal ƒ Keterbatasan kemampuan dalam mengembangkan usaha ƒ Keterbatasan dalam mengakses dan mengkontrol sumber daya ƒ Keterbatasan dalam melakukan jejaring usaha ƒ Keterbatasan dalam pengorganisasian diri ƒ Keterbatasan dalam mengorganisir diri dalam lingkup intra komunitas - 9 9 - - 1 2 3 4 5 6 7 8 Ketua RT ƒ Pendataan ulang pelaku usaha sektor informal ƒ Penyiapan perwakilan anggota masyarakat pelaksana program- program pengembangan masyarakat ƒ Melakukan keterlibatan dalam perencanaan program pengembangan masyarakat ƒ Pengelolaan pembelajaran kedisiplinan pembayaran angsuran dana bergulir ƒ Perlu adanya peningkatan pengetahuanwawasan mengenai program- program pengembangan masyarakat ƒ Perlu adanya pemahaman dan pemikiran yang kritis dalam pelaksanaan program- program pengembangan masyarakat - 9 9 - - Ketua RW ƒ Penyiapan perwakilan anggota masyarakat pelaksana program pengembangan masyarakat ƒ Melakukan keterlibatan dalam perencanaan program pengembangan masyarakat ƒ Pengelolaan pembelajaran kedisiplinan pembayaran angsuran dana bergulir pada setiap program pengembangan masyarakat ƒ Perlu adanya peningkatan pengetahuanwawasan mengenai program- program pengembangan masyarakat ƒ Perlu adanya pemahaman dan pemikiran yang kritis dalam pelaksanaan program- program pengembangan masyarakat - 9 9 - - Tokoh Masyarakat ƒ Melakukan keterlibatan dalam perencanaan program pengembangan masyarakat ƒ Peningkatan pengetahuan, pemahaman dan pemikiran yang kritis dalam pelaksanaan program pengembangan masyarakat ƒ Menumbuhkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat. ƒ Peningkatan perhatian dan dukungan terhadap program-program pengembangan masyarakat - 9 9 - - 1 2 3 4 5 6 7 8 Masyarakat ƒ Melakukan keterlibatan dalam perencanaan program pengembangan masyarakat ƒ Pengembangan pengetahuan mengenai program-program pengembangan masyarakat ƒ Pengembangan kesadaran dan kedisiplinan anggota komunitas dalam program pengembangan masyarakat ƒ Peningkatan kapasitas partisipasikeswadayaan dan kemandirian masyarakat ƒ Peningkatan kapasitas masyarakat dalam kelembagaan dan modal sosial ƒ Perlu adanya peningkatan pengetahuanwawasan mengenai program- program pengembangan masyarakat ƒ Perlu adanya pemahaman dan pemikiran yang kritis dalam pelaksanaan program- program pengembangan masyarakat - 9 9 - - Keterangan : Stakeholder : Pihak-pihak yang perlu terlibat dalam proses pemberdayaan usaha sektor informal Peranan : Peran yang dilaksanakan untuk melakukan proses pemberdayaan usaha sektor informal Kondisi Kapabilitas Keorganisasian : Keadaan yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam mengorganisir diri untuk melakukan pemberdayaan usaha sektor informal InterestKomitmen : Kecenderungan pelaksanaan program Status quo : Suatu arah pemikiran yang tidak menghendaki adanya perubahan Terbuka Terhadap Perubahan : Suatu arah pemikiran yang terbuka dan menghendaki adanya perubahan Kualitas Pengaruh : Suatu kondisi yang menyatakan kekuatan pengaruh terhadap program pemberdayaan usaha sektor informal Data pada tabel 13 menunjukkan bahwa stakeholder yang perlu dilibatkan terdiri dari Pemerintah Kota Bandung Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perekonomian, pemerintah Kecamatan dan Kelurahan, Kamar Dagang dan Industri, Lembaga Swadaya Masyarakat, LPM dari Perguruan Tinggi, LPM Kelurahan, Komunitas Usaha Sektor Informal, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, dan perwakilan Masyarakat. Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perekonomian memberikan perhatian yang sangat kondusif terhadap pengembangan usaha sektor informal dengan menghadirkan beberapa program yang berlandaskan pemberdayaan ekonomi rakyat. Kamar Dagang dan Industri Kota Bandung memberikan perhatian yang baik terhadap pengembangan usaha sektor informal. Stakeholder lainnya yang memiliki perhatian adalah LPM dari Perguruan Tinggi salah satu diantaranya LPM STKS Bandung. Stakeholder yang berasal dari lingkungan Kelurahan Campaka antara lain LPM Kelurahan Campaka, Komunitas Usaha Sektor Informal, Ketua RW dan Ketua RT, Tokoh Masyarakat, dan perwakilan masyarakat. Pemerintah Kota berperan sebagai fasilitator dan pemberi bantuan pinjaman dan menjalin kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri. Pihak LPM dari Perguruan Tinggi berperan memberikan dukungan terhadap eksistensi dan pengembangan usaha sektor informal. LPM Kelurahan Campaka berperan sebagai pemberi dukungan dan saran terhadap kemajuan usaha sektor informal. Stakeholder utama dilakukan oleh komunitas usaha sektor informal dibantu oleh Ketua RW, Ketua RT, dan segenap unsur masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pemberdayaan usaha sektor informal. Keterpaduan tiga komponen utama Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat merupakan dasar strategi pengembangan masyarakat. Penyusunan Strategi Program Pemulihan perekonomian nasional merupakan salah satu solusi makro yang dapat memberikan pengaruh positif dan peluang bagi usaha sektor informal untuk mengembangkan usaha dan mencapai kemajuan usaha sebagaimana yang diharapkan. Keberadaan pihak yang memberikan perhatian dan pembelaan terhadap usaha sektor informal memang diperlukan. Keberadaan pihak luar komunitas usaha sektor informal sangat diperlukan dimana mereka pada saat ini berupaya memperhatikan dan memperjuangkan aspirasi, harapan dan tujuan pelaku usaha sektor informal dalam memajukan usaha mereka. Pemecahan masalah persaingan usaha sejenis dilakukan melalui pembentukan kelompok usaha sejenis. Antar anggota kelompok yang memiliki tempat usaha berdekatan masing-masing mengupayakan pembedaan produk yang dijualnya dan harga yang relatif sama jika ada produk yang sama di tempat usaha anggota yang lain. Hal tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi yang terjalin antar anggota kelompok usaha sejenis yang dikembangkan secara berkesinambungan melalui suatu jaringan informasi. Penyusunan strategi program didasarkan pada ruang lingkup internal dan eksternal komunitas usaha sektor informal. Program ditujukan kepada internal dan eksternal komunitas melalui pengembangan Jaringan Informasi Usaha Sektor Informal. Jaringan ini mengupayakan peningkatan kemampuan komunitas usaha sektor informal sehingga dapat memberdayakan usaha sektor informal oleh pelaku usaha sektor informal. Jaringan ini mengupayakan terciptanya jaringan usaha yang kuat dan komunikasi yang baik antar pelaku usaha, serta penyebaran informasi secara menyeluruh kepada seluruh pelaku usaha sektor informal. Rincian kegiatan pembentukan Jaringan Informasi Usaha Sektor Informal dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 14 Pembentukan Jaringan Informasi Usaha Sektor Informal Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung No. Item Penjelasan 1 2 3 1. Nama Kegiatan Pembentukan Jaringan Informasi Usaha Sektor Informal Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan upaya penciptaan suatu wadah yang dapat membantu pelaku usaha sektor informal dalam memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan bagi pengembangan usaha sektor informal Penanggung jawab Pemerintah Kelurahan Campaka Pelaksana Lembaga Pengabdian Masyarakat Kelurahan Campaka Stakeholder terkait 1. Pemerintah Kota Bandung Bagian Perekonomian, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Koperasi dan UKM 2. Pemerintah Kecamatan Andir 3. Pemerintah Kelurahan Campaka 4. LPM Kelurahan Campaka 5. Ketua RW dan Ketua RT 6. Tokoh Masyarakat 7. Komunitas Usaha Sektor Informal Tujuan 1. Tujuan Umum : Mengembangkan kemampuan pelaku usaha sektor informal untuk mencapai peningkatan taraf pendapatan dan kemajuan usaha secara berkesinambungan. 2. Tujuan Khusus : a. Meningkatkan akses terhadap sumber daya finansial dengan memanfaatkan sumber daya kelembagaan dan modal sosial 1 2 3 b. Meningkatkan akses terhadap pemasaran c. Mengembangkan pengorganisasian diri pelaku usaha sektor informal dan pengembangan jejaring usaha d. Meningkatkan akses pengetahuan dan keterampilan usaha. Jenis Kegiatan 1. Sosialisasi penyamaan persepsi mengenai kebutuhan pembentukan jejaring untuk mengatasi permasalahan usaha sektor informal. 2. Pendataan ulang pelaku usaha sektor informal di setiap Rukun Tetangga 3. Musyawarah pembentukan jaringan a. Merumuskan latar belakang pembentukan jaringan b. Merumuskan cakupan jaringan c. Merumuskan dan mengesahkan susunan pengurus, keanggotaan dan sekretariat tingkat Kelurahan, rukun warga, dan rukun tetangga d. Merumuskan agenda kegiatan, sumber dan alokasi dana, serta mekanisme pertanggungjawaban e. Merumuskan legalitas formal jejaring 4. Pengesahan legalitas keberadaan jejaring oleh pihak pemerintah kelurahan Campaka 5. Perencanaan dan pelaksanaan pertemuan rutin berkala jaringan informasi usaha sektor informal Wilayah Pelaksanaan Setiap lingkungan RT di setiap RW di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Sasaran Penduduk Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung yang berkecimpung dalam usaha sektor informal di sektor perdagangan dan termasuk kategori keluarga Sejahtera I dan II 1 2 3 Sumber Pendanaan 1. Swadaya masyarakat 2. Bantuan dari perusahaan yang ada di dalam atau di luar wilayah Kelurahan Campaka 3. Stakeholder LSM, Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Kelurahan dan Kecamatan, LPM Kelurahan Campaka, dan Komunitas Pelaku Usaha Sektor Informal Waktu Pelaksanaan Januari – Desember 2007 Mekanisme Pelaksanaan 1. Melakukan pendataan ulang para pelaku usaha sektor informal di setiap RT 2. Pembentukan kelompok usaha diawali mulai tingkat RT; panitia pembentukan kelompok usaha terdiri dari LPM Kelurahan Campaka, Ketua RW dan Ketua RT. 3. Kelompok usaha setiap RT memberikan perwakilannya di tingkat RW untuk membentuk jaringan informasi antar kelompok usaha tingkat Rukun Warga 4. Jaringan informasi antar kelompok usaha tingkat RT memberikan perwakilannya di tingkat Kelurahan untuk membentuk jaringan informasi antar kelompok usaha tingkat Kelurahan 5. Kelompok usaha tingkat RTdibagi kembali dalam sub kelompok misalnya satu sub kelompok terdiri dari 5 orang pelaku usaha 6. Jaringan informasi tingkat Kelurahan bekerja sama dengan pihak LPM Kelurahan berupaya mencari berbagai informasi tentang program pemberdayaan masyarakat dan informasi usaha. 7. Jaringan informasi tingkat Kelurahan menyampaikan berbagai informasi yang diterima ke setiap Ketua RW, dan informasi menyebar dari Ketua RW ke setiap Ketua RT. 1 2 3 8. Jaringan informasi tingkat Kelurahan menyampaikan berbagai informasi yang diterima ke setiap Ketua jaringan informasi tingkat RW, kemudian ke setiap Ketua Kelompok Usaha tingkat RT dan selanjutnya informasi disebarkan ke seluruh anggota kelompok. 9. Kelompok usaha setiap RT memberikan perwakilannya di tingkat RW untuk membentuk jaringan informasi antar kelompok usaha tingkat Rukun Warga 10. Jaringan informasi antar kelompok usaha tingkat RT memberikan perwakilannya di tingkat Kelurahan untuk membentuk jaringan informasi antar kelompok usaha tingkat Kelurahan 11. Kelompok usaha tingkat Rukun Tetangga dibagi kembali dalam sub kelompok misalnya satu sub kelompok terdiri dari 5 orang pelaku usaha 12. Jaringan informasi tingkat Kelurahan bekerja sama dengan pihak LPM Kelurahan berupaya mencari berbagai informasi tentang program pemberdayaan masyarakat dan informasi usaha. 13. Jaringan informasi tingkat Kelurahan menyampaikan berbagai informasi yang diterima ke setiap Ketua RW, dan informasi menyebar dari Ketua RW ke setiap Ketua RT. 14. Jaringan informasi tingkat Kelurahan menyampaikan berbagai informasi yang diterima ke setiap Ketua Forum Komunikasi tingkat RW, dan informasi menyebar dari jaringan informasi tingkat RW ke Ketua Kelompok Usaha tingkat RT dan selanjutnya informasi disebarkan ke seluruh anggota kelompok. Hasil yang diharapkan 1. Pelaku usaha sektor informal dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan bagi pengembangan usaha sektor informal. 2. Kelompok usaha yang sudah terbentuk di setiap RT menjadi dasar penentuan sasaran program-program pemberdayaan usaha sektor informal. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Kesimpulan Pemberdayaan usaha sektor informal dalam rangka pengembangan masyarakat merupakan suatu upaya yang direncanakan dan dilakukan secara bersama-sama oleh pelaku usaha sektor informal yang ditujukan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan ekonomi berdasarkan perspektif SWOT Analysis. Pemberdayaan usaha sektor informal memiliki pengertian bahwa pelaku usaha sektor informal harus mampu dan memperoleh akses terhadap sumber daya untuk memajukan usahanya. Pelaku usaha sektor informal adalah mereka yang menjadikan usaha sektor informal sebagai sumber pencaharian nafkah utama. Sebagian besar pelaku usaha sektor informal berada pada lapisan keluarga Sejahtera 1 dan Sejahtera 2. Para pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir semuanya memilih usaha di sektor informal berdasarkan motivasi sendiri, didukung oleh motivasi dari keluarga. Alasan pemilihan usaha di sektor informal dikarenakan keterbatasan kondisi perekonomian keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sebagai alternatif kerja paska Pemutusan Hubungan Kerja PHK. Jejaring usaha sektor informal di Kelurahan Campaka masih bergerak dalam hubungan intra komunitas dimana sumber modal sebagian besar mengandalkan pinjaman dari keluarga 55 dan 30 menggunakan modal sendiri, serta pemasaran produk yang dijual masih terbatas pada konsumen di dalam komunitas intra komunitas. Pelaku usaha sektor informal masih memiliki keterbatasan dalam melakukan hubungan dengan kelembagaan di luar komunitas. Program pengembangan masyarakat yang ada di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir seperti P2KP dan program Kredit Barokah GMT belum dapat diakses secara maksimal oleh pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir untuk mengembangkan usahanya dimana para pedagang masih banyak yang belum memperoleh bantuan dari berbagai program pengembangan masyarakat. Pelaku usaha sektor informal belum mampu pula dalam mengakses berbagai program yang dapat membantu usaha sektor informal yang ada di Kota Bandung. Program-program lain yang belum dapat diakses oleh pelaku usaha sektor informal antara lain program-program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat PER, Usaha Ekonomi Desa Simpan, UP2K Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga, MUBR Modal Usaha Bergulir Remaja, Pengembangan Produk Unggul Daerah, Teknologi Tepat Guna, dan Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung; Kemitraan Usaha UKM dan BUMN pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung; program Kredit Barokah GMT Genah Marenah Tumaninah yang dilandasi prinsip mudah, transparan, manusiawi, halal, dan murah yang mengupayakan pemerataan pemberian bantuan pinjaman dan pinjaman yang diberikan merupakan pinjaman bergulir dengan sistem syariah pada Pemerintah Kota Bagian Perekonomian Kota Bandung. Kegagalan pelaksanaan P2KP terjadi karena ketidakjelasan transparansi pengelolaan P2KP, pengembangan ekonomi lokal lebih cenderung ditujukan pada usaha yang dirintis masih baru dan dana tersebut banyak dimanfaatkan oleh beberapa oknum tertentu di masyarakat. Ketidakmengertian masyarakat yang menganggap dana bantuan P2KP adalah hibah mengakibatkan kemacetan pembayaran cicilan dana P2KP dan hal tersebut diperparah oleh ketidakmampuan pengurus dalam mengelola dana P2KP, sehingga sulit sekali diharapkan adanya partisipasi masyarakat dalam program P2KP untuk bersama- sama bertanggung jawab mengelola dana bantuan P2KP secara baik dan benar sesuai visi dan misi, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan P2KP. Kondisi yang terjadi pada P2KP diharapkan tidak terulang kembali pada pelaksanaan program pengembangan masyarakat lainnya di Kelurahan Campaka. Oleh karena itu, seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program pengembangan masyarakat harus bersama-sama merancang suatu program bersama masyarakat khususnya pelaku usaha sektor informal. Pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengakses sumber daya seperti peralatan, keuangan, teknologi, informasi, dan kelembagaan formal maupun informal. Kesulitan dalam mengakses sumber daya terutama terjadi dalam hal pengaksesan kreditpinjaman dari program pengembangan masyarakat yang ada di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir maupun dalam lingkup Kota Bandung. Oleh karena itu, pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir perlu mengembangkan jejaring sosial baik dengan kelembagaan di dalam maupun di luar komunitas yang berkaitan dengan informasi mengenai potensi masyarakat, kepercayaan, kewirausahaan, harga dan peningkatan kualitas produk, potensi pasar, ketersediaan kredit, dan lembaga publik. Harapan pelaku usaha sektor informal terhadap keberadaan program pemberdayaan usaha sektor informal antara lain program pemberdayaan harus memperhatikan pedagang kecil, tepat sasaran, dapat meningkatkan pendapatan sehari-hari, menambah jumlah dan jenis barang dagangan, informasi program sampai ke masyarakat, menambah modal, membantu pembukaan usaha baru, perbaikan sarana dan prasarana usaha, dan membantu strategi pemasaran usaha. Tujuan umum yang akan dicapai dalam upaya pemberdayaan usaha sektor informal antara lain ”Mengembangkan kemampuan pelaku usaha sektor informal untuk mencapai peningkatan taraf pendapatan dan kemajuan usaha secara berkesinambungan”. Tujuan umum ini memiliki pengertian bahwa pengembangan usaha dan peningkatan taraf pendapatan para pelaku usaha sektor informal dapat dicapai melalui pengembangan kemampuan pelaku usaha sektor informal sebagai upaya mengatasi keterbatasan diri pelaku usaha, keterbatasan modal, ketimpangan produktivitas kerja dan laba usaha, dan ketidaksampaian informasi-informasi pengembangan usaha kepada pelaku usaha sektor informal. Tujuan khusus pemberdayaan usaha sektor informal dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah yang ditujukan untuk menanggulangi akibat masalah yang perlu dipecahkan. Tujuan khusus tersebut adalah: a. Meningkatkan akses terhadap sumber daya b. Meningkatkan akses terhadap pemasaran c. Mengembangkan pengorganisasian diri pelaku usaha sektor informal dan pengembangan jejaring usaha d. Meningkatkan akses pengetahuan dan keterampilan Rekomendasi Kebijakan Program pemberdayaan usaha sektor informal yang telah disusun secara partisipatif perlu ditindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi kepada pihak- pihak yang terkait dan dianalisa melalui matriks analisis stakeholder. Rekomendasi diberikan kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Kelurahan Campaka dan Lembaga Pengabdian Masyarakat Kelurahan Campaka.

a. Mekanisme Pelaksanaan Rekomendasi

1. Melakukan pendataan ulang para pelaku usaha sektor informal di setiap RT di Kelurahan Campaka oleh LPM Kelurahan Campaka bekerja sama dengan Ketua-ketua RT se Kelurahan Campaka. 2. Data yang ada kemudian disampaikan kepada setiap Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, Dinas Koperasi dan UKM, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Bandung. 3. Forum komunikasi antar kelompok usaha tingkat Kelurahan melakukan pembentukan jaringan informasi dengan pihak Pemerintah Kota Bandung khususnya dengan Dinas Koperasi dan UKM, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Bandung. 4. Forum komunikasi antar kelompok usaha tingkat Kelurahan melakukan pembentukan jaringan informasi dengan pihak swasta, KADIN, dan LSM. Stakeholder yang perlu dilibatkan secara optimal dalam pelaksanaan rekomendasi antara lain : 1. Pemerintah Kota Bandung Bagian Perekonomian, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Koperasi dan UKM 2. Pemerintah Kecamatan Andir 3. Pemerintah Kelurahan Campaka 4. LPM Kelurahan Campaka 5. Ketua RW dan Ketua RT 6. Tokoh Masyarakat 7. Komunitas Usaha Sektor Informal Sumber daya yang perlu dioptimalkan dalam upaya pemberdayaan usaha sektor informal adalah sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan dan modal sosial. Sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Campaka memiliki potensi untuk mengembangkan upaya pengembangan masyarakat sehingga masyarakat di kelurahan Campaka dapat berdaya secara sosial dan ekonomi. upaya Kelembagaan sosial yang ada di Kelurahan Campaka antara lain Lembaga Pengabdian Masyarakat LPM Kelurahan, PKK, koperasi, usaha simpan pinjam, kelompok arisan, Karang Taruna, kelompok pengajianmajelis taklim, kelompok tani dan peternak, Wirakarya, kelompok pemuda Babakan Cianjur, dan forum Ngadu Bako. Pihak-pihak yang Menerima Rekomendasi a. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Kota Bandung Rekomendasi yang perlu disampaikan kepada pemerintah daerah adalah: 1. Pemerintah Kota diharapkan lebih memahami permasalahan yang dialami usaha sektor informal dan diharapkan lebih memberikan dorongan terhadap usaha sektor informal. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengadakan pertemuan dengan para pelaku usaha sektor informal untuk memberikan motivasi dan penyampaian informasi mengenai program-program pengembangan masyarakat terutama program yang berkaitan dengan pemberdayaan usaha sektor informal. 2. Pemerintah Kota diharapkan dapat memberikan program-program pengembangan masyarakat yang mudah diakses oleh pelaku usaha sektor informal dan diberikan tepat sasaran dalam rangka pengembangan ekonomi lokal, serta memberikan kemudahan kepada pelaku usaha sektor informal dalam memperoleh akses terhadap permodalan dan pemasaran. 3. Pemerintah Kota diharapkan dapat mengembangkan mekanisme komunikasi yang baik dalam penyampaian program pengembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi lagi ketidaktahuan masyarakat terhadap keberadaan program pengembangan masyarakat terutama program yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan usaha sektor informal. Mekanisme komunikasi yang baik dapat dicapai dengan penyampaian informasi secara langsung kepada masyarakat melalui forum informal masyarakat seperti majelis taklim dan temu wicara informal antara pejabat, aparat, dan masyarakat di Kelurahan Campaka temu wicara tersebut adalah forum Ngadu Bako, sehingga penyampaian informasi benar-benar dapat diketahui tepat sasaran. Selain itu, Ketua Rukun Warga dan Rukun Tetangga sebaiknya dilibatkan secara penuh dalam perencanaan, penyampaian informasi dan pelaksanaan program. 4. Pemerintah Kota diharapkan dapat membantu pendampingan usaha sektor informal secara berkala dan berkesinambungan. Pendampingan usaha tersebut merupakan suatu kerjasama dengan berbagai pihak yang berasal dari luar komunitas lembaga pengabdian masyarakat yang berasal dari lingkungan akademis dan dalam komunitas lembaga pengabdian masyarakat di daerah setempat dengan instansi-instansi terkait, sehingga pendampingan usaha dapat diupayakan lebih menyeluruh. 5. Pemerintah Kota diharapkan dapat memelihara dan mengembangkan hubungan kelembagaan lintas sektoral dengan berbagai pihak instansi pemerintah, kalangan swasta, lembaga pelayanan publik independen, kelembagaan intra komunitas dalam rangka peningkatan jejaring sosial untuk memberdayakan usaha sektor informal di tingkat komunitas. b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Kelurahan Campaka Kecamatan Andir dan Pemerintah Kecamatan Andir Pelaksanaan program pengembangan masyarakat difokuskan di tingkat kelurahan. Pembangunan yang dilaksanakan di Kelurahan Campaka selain pembangunan fisik diperlukan pula upaya pemberdayaan masyarakat yang diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pemberdayaan usaha sektor informal merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dalam rangka peningkatan taraf pendapatan warga masyarakat khususnya pelaku usaha sektor informal dan pengembangan ekonomi lokal. Pemberdayaan usaha sektor informal sangat memerlukan perhatian dan bantuan dari pemerintah setempat di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat sehingga masyarakat mampu melaksanakan program pengembangan masyarakat secara partisipatif. Pelaksanaan program-program pengewmbangan masyarakat secara baik dan partisipatif oleh masyakat meruapakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan khususnya di tingkat kecamatan dan kelurahan. Rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah Kelurahan Campaka dan pemerintah Kecamatan Andir adalah: 1. Pemberian kemudahan pengaksesan dan pengontrolan terhadap program pengembangan masyarakat bagi pelaku pelaku usaha sektor informal. Kemudahan dalam memperoleh permodalan dan pengembangan pemasaran. Kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperluas pemasaran hasil usaha sangat diperlukan untuk meningkatkan pendapatan bagi warga miskin terutama pelaku usaha sektor informal yang bergerak di bidang usaha warungan, pedagang keliling, dan pedagang kaki lima. 2. Pemberian bantuan harus didasarkan pada proses seleksi yang ketat, pengujian kelayakan usaha dan kemampuan mencicil angsuran pinjaman. Masyarakat diberikan kesempatan untuk mengajukan permohonan pinjaman dana sesuai dengan kebutuhannya dan sanggup untuk mengembalikan dana yang dipinjamnya, sehingga dana tersebut dapat bergulir dan berkembang. 3. Memberikan kesempatan bagi pelaku usaha sektor informal untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan, sehingga dapat mengurangi atau menanggulangi permasalahan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. 4. Mengembangkan jejaring sosial dengan cara memperluas hubungan kelembagaan di dalam dan di luar komunitas untuk menggalang sumber daya dan memberikan akses dan kontrol bagi pelaku usaha sektor informal agar dapat memanfaatkan program pemberdayaan bagi pelaku usaha sektor informal. Jejaring kelembagaan yaitu mendayagunakan sumber potensi kelembagaan di kelurahan seperti Lembaga Pengabdian Masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah yang dialami oleh pelaku usaha sektor informal. 5. Melakukan tertib administrasi kependudukan dan pendataan langsung secara faktual dan terperinci terhadap pelaku usaha sektor informal, sehingga diperoleh informasi faktual dan aktual bagi pelaksanaan program pengembangan masyarakat kepada pelaku usaha sektor informal. 6. Melakukan re-strukturisasi dan re-organisasi kepada kelembagaan sosial dan ekonomi yang telah ada di Kelurahan Campaka yang mengalami hambatan dalam perkembangannya. Re-strukturisasi dan re-organisasi ini terutama ditujukan pada Koperasi dan Lembaga Pengabdian Masyarakat. Koperasi dan Lembaga Pengabdian Masyarakat dapat dimanfaatkan untuk memajukan usaha sektor informal. c. Rekomendasi Kebijakan kepada Pengurus dan Anggota Lembaga Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Lembaga Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir secara tidak langsung maupun langsung dapat mempengaruhi perkembangan usaha sektor informal. Lembaga Pengabdian Masyarakat merupakan wadah pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan yang dapat berrperan penting untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat khususnya pelaku usaha sektor informal. Rekomendasi kebijakan yang diberikan kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat adalah : 1. Melakukan pendataan ulang para pelaku usaha sektor informal di setiap RT di Kelurahan Campaka bekerja sama dengan Ketua-ketua RT se Kelurahan Campaka. 2. Memperhatikan kebutuhan dan masalah yang dialami oleh pelaku usaha sektor informal berkaitan dengan aspek kelemahan pelaku usaha sektor informal dalam mengakses permodalan, pemasaran, pengetahuan, keterampilan, dan program-program pengembangan masyarakat, 3. Memberikan kesempatan dan peluang bagi pelaku usaha sektor informal untuk memanfaatkan program P2KP dan berbagai program lainnya

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Penjaja Makanan Keliling di RW 10 Kelurahan Sukaluyu Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung Propinsi Jawa Barat

0 9 10

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Penguatan Kelembagaan Kredit Mikro di Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat

0 7 125

Pengembangan kapasitas kelembagaan koperasi penyandang tuna netra: studi kasus di Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cicendo Kota Bandung Provinsi Jawa Barat

0 11 190

Pemberdayaan usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung Provinsi Jawa Barat

0 10 318

Pemberdayaan kelompok pengrajin boneka: studi kasus di Kelurahan Bojongmenteng Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat

0 16 312

Diaspora Madura: Analisis Modal Sosial Dalam Usaha Sektor Informal Oleh Migran Madura di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat

0 4 172

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Penguatan Kelembagaan Kredit Mikro di Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat

0 3 115

ANALISIS SOSIO – EKONOMI TERHADAP PEMBERDAYAAN PEREMPUAN : KASUS PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA SOLO, JAWA TENGAH

0 2 22

TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG.

21 76 42

BAB I PENDAHULUAN - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG RASKIN DI KELURAHAN MALEBER KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG (Studi Kasus di RW: 006 Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung) IMPLEMENTATION OF POLICY ABOUT RASKIN IN THE KELURAHAN MALEBER OF KECAMATAN

1 2 66