sehingga mengakibatkan terjadinya idle time pasien di poli, maka terjadilah antrian pasien rawat jalan.
Berdasarkan perhitungan, rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran perusahaan dan merupakan pasien lama Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor
mendapatkan waktu tunggu dalam sistem selama 718,44 detik 11,97 menit. Rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran perusahaan dan merupakan pasien
baru Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu tunggu selama 742,80 detik 12,38 menit.
Sementara itu, rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran umum dan merupakan pasien lama Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu
tunggu dalam sistem selama 631,90 detik 10,53 menit. Rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran perusahaan dan merupakan pasien baru Unit Rawat
Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu tunggu selama 656,50 detik 10,94 menit.
4.5. Pemilihan Model Antrian
Antrian pasien yang terjadi pada Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor ini terjadi karena ketidakseimbangan antara kecepatan kedatangan pasien dengan
kecepatan pelayanan pasien oleh server. Pasien juga memiliki keterkaitan yang erat dengan kecepatan waktu pelayanan terutama pada loket yang mengharuskan
pasien untuk mengisi formulir atau surat seperti loket pendaftaran perusahaan dan loket pendataan pasien baru.
Pemilihan model antrian perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
Pengembangan model antrian terutama bertujuan untuk mengurangi waktu tunggu pasien sehingga pasien merasa lebih nyaman dalam memperoleh pelayanan.
Terdapat tiga alternatif pengembangan model antrian yang dapat dilakukan yaitu mengubah waktu kerja, mengubah komposisi server pada setiap loket kerja dan
menggabungkan beberapa loket kerja. Masing-masing alternatif pengembangan model antrian tersebut dibahas dalam sub bab berikut.
4.5.1. Mengubah Waktu Kerja
Alternatif pengembangan model antrian dengan mengubah waktu kerja diantaranya adalah mempercepat kedatangan input, mempercepat atau
memadatkan waktu kerja. Dalam masalah antrian pasien Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor, mempercepat kedatangan input yaitu calon pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan pasien tidak bisa dipaksa untuk segera datang ke rumah sakit. Mempercepat atau memadatkan jam kerja
seperti mempersingkat waktu visit dokter dan atau memperpendek jam operasional loket kerja juga tidak memungkinkan untuk dilakukan untuk
memecahkan masalah antrian pasien Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor. Hal ini dikarenakan waktu kegiatan visit dokter yang selalu dilakukan setiap hari sebelum
memeriksa pasien rawat jalannya sulit untuk diubah. Selain itu, jika jam operasional loket dipadatkan atau diperpendek maka akan menambah idle time
bagi pasien karena harus menunggu kehadiran dokter yang lebih lama lagi.
4.5.2. Alternatif dengan Mengubah Komposisi Server Orang yang Melayani
Alternatif pengembangan model antrian dengan mengubah komposisi server pada setiap loket ini mengasumsikan kecepatan kedatangan pasien dan
kecepatan pelayanan server sama seperti keadaan aktual. Pada loket pendaftaran umum dan perusahaan serta loket pendataan pasien lama dan baru masing-masing
jumlah server berubah dari satu orang menjadi dua orang. Penambahan juga dilakukan pada poli dimana jumlah suster yang memeriksa keadaan pasien
berubah dari satu orang menjadi dua orang. Selain itu, pada poli ini juga dilakukan penambahan dokter dari dua orang menjadi tiga orang. Hasil perhitungan
alternatif pengembangan model antrian dengan mengubah komposisi server pada setiap loket dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil perhitungan perubahan komposisi server
Loket Poliklinik
Umum Perusahaan Pasien
Lama Pasien
Baru Suster Dokter
Pa ra
m e
ter nilai
Waktu detik nilai
Waktu detik nilai
Waktu detik nilai
Waktu detik nilai
Waktu detik nilai
Waktu detik
ρ 0,28
0,35 0,32
0,22 0,24
0,3 Lq
0,05 0,1
0,07 0,02
0,03 0,03
Ls 0,62
0,79 0,71
0,46 0,52
0,93 Wq
0 5,24 0 9,42 0 3,22 0 2,89 0 6,12 0 6 Ws
0,02 65,24 0,02 77,35 0 31,34 0,02 60,95 0,03 103,42 0,05 186
Berdasarkan tabel tersebut, alternatif penambahan server di setiap loket ini selain dapat menurunkan rata-rata waktu tunggu dalam sistem ternyata juga dapat
menurunkan rata-rata nilai utilitas server hingga 50 persen. Penurunan rata-rata nilai utilitas server ini mengartikan bahwa tingkat kesibukan server menjadi
sangat rendah sehingga produktifitas server menurun. Pada hasil pengembangan model alternatif ini, perubahan yang masih dapat diterapkan hanya terjadi pada
loket pendaftaran umum, loket pendaftaran perusahaan dan loket pendataan pasien lama. Hal ini dikarenakan pada ketiga loket tersebut penurunan rata-rata waktu
tunggu masih lebih besar daripada penurunan rata-rata nilai utilitas servernya meskipun perbedaanya tidak terlalu besar yaitu 55:50, 66:50, 60:50. Sementara
itu, pada loket pendataan pasien baru, suster dan dokter penurunan rata-rata waktu tunggu masih lebih kecil daripada penurunan rata-rata nilai utilitas servernya yaitu
41:50, 45:50, 17:33 sehingga menjadikannya tidak realistis untuk diterapkan.
4.5.3. Penggabungan Beberapa Loket Kerja
Alternatif penggabungan beberapa loket kerja dilakukan dengan menggabungkan loket pendaftaran pasien dan loket pendataan pasien. Hal ini
dikarenakan kedua loket ini memiliki lokasi dan waktu operasional yang sama. Sementara itu, meskipun rata-rata nilai utilitas suster dan dokter pada poli cukup
rendah, poliklinik dengan loket kerja lainnya tidak memungkinkan untuk digabung karena perbedaan lokasi dan waktu operasional. Alternatif
pengembangan model antrian dengan menggabungkan beberapa loket kerja menggunakan asumsi sebagai berikut :
1 Kecepatan pelayanan operator pada setiap loket kerja seperti kondisi yang ada 2 Waktu operasional seperti kondisi yang ada
3 Jumlah dokter dan suster yang memeriksa kondisi pasien tetap seperti kondisi yang ada
4 Disiplin antrian pada setiap tahapan berupa first in first out FIFO 5 Pola dan kecepatan kedatangan serta pelayanan sesuai dengan data hasil
pengamatan 6 Pasien baru dapat mengisi formulir pendaftaran dengan benar