Hasil Uji Kecukupan Data

Tabel 3. Hasil pengolahan data antrian yang sudah ada dengan rumus model antrian baku Loket Poliklinik Umum Perusahaan Pasien Lama Pasien Baru Suster Dokter Pa ra me ter nilai Waktu detik nilai Waktu detik nilai Waktu detik nilai Waktu detik nilai Waktu detik nilai Waktu detik ρ 0,57 0,70 0,64 0,44 0,49 0,45 Lq 0,74 1,61 1,14 0,34 0,46 0,23 Ls 1,31 2,31 1,78 0,77 0,95 1,13 Wq 0,02 78,46 0,04 157,08 0,01 50,14 0,01 44,79 0,03 92,18 0,01 45,71 Ws 0,04 138,46 0,06 225 0,02 78,26 0,03 102,86 0,05 189,47 0,06 225,71 Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, rata-rata waktu menunggu pada loket pendaftaran perusahaan cenderung lebih lama dibandingkan loket pendaftaran umum. Hal ini dikarenakan pasien harus mengisi surat bukti pembayaran sehingga waktu pelayanan menjadi lebih lama. Pada loket pendataan pasien lama, antrian pasien terjadi ketika para pasien secara bergiliran menyerahkan kartu SIREM ke dalam loket untuk di-barcode. Apabila kartu sudah diserahkan maka pasien dapat langsung menuju ke poli tujuan tanpa melihat apakah kartu mereka sudah di-barcode atau belum. Sementara itu, antrian pasien yang terjadi pada loket pendataan pasien baru terjadi karena kecepatan masing-masing pasien untuk mengisi formulir pendaftaran berbeda-beda. Pelayanan pada loket ini dapat berlangsung sangat cepat jika pasien dapat mengisi formulir pendaftaran dengan cepat dan benar. Namun, pelayanan akan sangat lama jika terjadi kesalahan penulisan atau ketidaklengkapan pengisian formulir oleh pasien sendiri. Hasil perhitungan pada Poli Penyakit Dalam di atas dengan dokter sebagai server-nya menggunakan asumsi bahwa tidak terjadi idle time waktu tunggu terhadap pasien yang disebabkan oleh kegiatan visit dokter ke pasien rawat inap sebelum melayani pasien rawat jalannya. Namun, dalam kenyataannya dokter diharuskan melakukan kegiatan visit terlebih dahulu ke pasien rawat inapnya sehingga mengakibatkan terjadinya idle time pasien di poli, maka terjadilah antrian pasien rawat jalan. Berdasarkan perhitungan, rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran perusahaan dan merupakan pasien lama Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu tunggu dalam sistem selama 718,44 detik 11,97 menit. Rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran perusahaan dan merupakan pasien baru Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu tunggu selama 742,80 detik 12,38 menit. Sementara itu, rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran umum dan merupakan pasien lama Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu tunggu dalam sistem selama 631,90 detik 10,53 menit. Rata-rata pasien yang melalui loket pendaftaran perusahaan dan merupakan pasien baru Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor mendapatkan waktu tunggu selama 656,50 detik 10,94 menit.

4.5. Pemilihan Model Antrian

Antrian pasien yang terjadi pada Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor ini terjadi karena ketidakseimbangan antara kecepatan kedatangan pasien dengan kecepatan pelayanan pasien oleh server. Pasien juga memiliki keterkaitan yang erat dengan kecepatan waktu pelayanan terutama pada loket yang mengharuskan pasien untuk mengisi formulir atau surat seperti loket pendaftaran perusahaan dan loket pendataan pasien baru. Pemilihan model antrian perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit. Pengembangan model antrian terutama bertujuan untuk mengurangi waktu tunggu pasien sehingga pasien merasa lebih nyaman dalam memperoleh pelayanan. Terdapat tiga alternatif pengembangan model antrian yang dapat dilakukan yaitu mengubah waktu kerja, mengubah komposisi server pada setiap loket kerja dan menggabungkan beberapa loket kerja. Masing-masing alternatif pengembangan model antrian tersebut dibahas dalam sub bab berikut.

4.5.1. Mengubah Waktu Kerja