Wawancara Observasi Prosedur Penyusunan Instrumen

dalam penyusunan butir pernyataan dibuat pernyataan positif dan pernyataan negatif.

3.4.2 Wawancara

Sugiyono 2010:317 menyatakan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini hanya digunakan wawancara terstruktur. Wawncara terstukutur dalam penelitian ini menggunakan pedomanan wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi pengembangan pedoman wawancara. Penggunaan metode interviu atau wawacara dalam penelitian ini ditujukan untuk menggali data penunjang yang terkait pelaksanaan kunjungan rumah oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-Kabupaten Temanggung.

3.4.3 Observasi

Sutoyo 2009: 73 menyatakan bahwa observasi berarti pengamatan secara langsungmaupun tidak langsung terhadap gejala yang diteliti. Penggunaan metode observasi pada penelitian ini ditujukan untuk menggali data penunjang mengenai administrasi kelengkapan kunjungan rumah dan laporan kunjungan rumah.

3.4.4 Prosedur Penyusunan Instrumen

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto 2010: 209 prosedur yang ditempuh dalampenyusunaninstrumentadalahperencanaan, penulisan butir soal, penyuntingan, uji coba, analisis hasil, revisi, dan instrumen jadi. Sedangkan dalam penelitian ini langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam penyusunan instrumen dapat dilihat pada bagan berikut: Bagan 3.1 Bagan Penyusunan Instrumen Langkah-langkah dalam menyusun instrumen dilakukan dalam beberapa tahap. Dalam pembuatan maupun uji cobanya, peneliti menyusun kisi-kisi pengembangan instrumen yang meliputi variabel, komponen, indikator, nomor item dan jumlah pernyatan. Penyusunan butir-butir angket didasarkan atas kisi- kisi angket yang dikonstruksi sesuai landasan teori yang telah dikaji dan dikembangkan. Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diujicobakan kepada sejumlah guru bimbingan dan konseling untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Sehingga dengan kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan.

3.5 Validitas dan Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI DI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 68

ANALISIS KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMP NEGERI SE-KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 86

Analisis Kinerja Guru Pembimbing Dalam Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

0 3 73

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 8 60

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DIKAJI DARI PARTISIPASI MEREKA TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 MAOS TAHUN AJARAN 2013 2014

1 23 159

TINGKAT PEMAHAMAN KONSELOR TERHADAP IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA SE KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2013 2014

11 52 194

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE KOTA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 44 169

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN TENTANG KINERJA GURU BK TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KOTA MEDAN TAHUN AJARAN 2013-2014.

1 6 18

KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH :Studi Deskriptif terhadap Guru Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 43

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL.

0 1 255