Angket Metode Pengumpulan Data

meliputi beberapa tahapan yaitu; 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 evaluasi, 4 Analisis hasil evaluasi, 5 tindak lanjut, dan 6 menyusun laporan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standard untuk memperoleh data yang diperlukan. Penyelenggaraan pengumpulan data bermaksud mengumpulkan seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan atau tujuan penelitian. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket kuesioner, wawancara, dan observasi. Berikut akan dipaparkan penjelasan tentang: 1 angket, 2 wawancara, 3 observasi, dan 4 prosedur penyusunan instrumen.

3.4.1 Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2010: 199. Peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpul data karena angket merupakan salah satu alat pengumpul data yang tepat dan sesuai dalam mengungkap atau memperoleh data mengenai keadaan dilapangan, dimana responden dalam penelitian ini yang tersebar diwilayah luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono 2010: 199 yang menyebutkan bahwa kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Ada bermacam-macam bentuk dan jenis angket, menurut Sugiyono 2008: 143 bahwa angket digolongkan menjadi dua, yaitu angket yang terstruktur tertutup dan angket tidak berstruktur terbuka. Yang dimaksud angket terstruktur atau tertutup adalah angket yang memiliki sifat tegas dan kongkrit, dengan pertanyaan yang terbatas sehingga responden hanya memberi cek atau silang pada jawaban tersebut. Sedangkan yang dimaksud angket tak berstruktur atau terbuka adalah angket yang pertanyaan-pertanyaannya masih memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi responden untuk menambahkan jawaban yang belum lengkap dalam pertanyaan tersebut. Menurut Arikunto 2006: 152 ada beberapa keuntungan menggunakan angket yaitu sebagai berikut: a. Tidak memerlukannya hadirnya peneliti. b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing- masing, dan menurut waktu senggang responden. d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab. e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang bener-benar sama. Selain terdapat beberapa keuntungan, angket juga mempunyai kelemahan dalam penggunaannya. Arikunto 2006: 153 menjelaskan beberapa kelemahan angket yaitu: a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya. b. Seringkali sukar dicari validitasnya. c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang betul atau tidak jujur. d. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang- kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat. Angket ini berisikan pernyataan-pernyataan tentang pelaksanaan kunjungan rumah oleh guru bimbingan dan konseling. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket tertutup. Angket tertutup artinya, angket diberikan langsung kepada responden kemudian responden tinggal memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan. Pemilihan menggunakan angket tertutup ini beralasan bahwa peneliti ingin memperoleh jawaban dari guru bimbingan dan konseling sesuai dengan data yang ingin diungkap. Pada angket ini terdapat lima pilihan jawaban yaitu SS Sangat sesuai, S Sesuai, KS Kurang sesuai, TS Tidak sesuai, dan STS Sangat tidak sesuai. Pemberian skoring pada angket didasarkan skala likert. Pada jawaban diberlakukan angka skor, sehingga analisis dilakukan terhadap skor tersebut. Data yang dihasilkan berupa data interval. Berikut kategori jawaban dan cara pemberian skor angket ini adalah: Tabel 3.2 Kategori Penskoran Angket Kategori Skor Pernyataan Positif Negatif SS Sangat Sesuai 5 1 S Sesuai 4 2 KS Kurang Sesuai 3 3 TS Tidak Sesuai 2 4 STS Sangat Tidak Sesuai 1 5 Untuk menghindari dan mengatasi kecenderungan kebanyakan responden memilih jawaban yang hanya tertumpu pada satu pilihan alternatif jawaban, maka dalam penyusunan butir pernyataan dibuat pernyataan positif dan pernyataan negatif.

3.4.2 Wawancara

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI DI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 68

ANALISIS KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMP NEGERI SE-KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 86

Analisis Kinerja Guru Pembimbing Dalam Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

0 3 73

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 8 60

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DIKAJI DARI PARTISIPASI MEREKA TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 MAOS TAHUN AJARAN 2013 2014

1 23 159

TINGKAT PEMAHAMAN KONSELOR TERHADAP IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA SE KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2013 2014

11 52 194

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE KOTA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 44 169

PERSEPSI GURU MATA PELAJARAN TENTANG KINERJA GURU BK TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KOTA MEDAN TAHUN AJARAN 2013-2014.

1 6 18

KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MERANCANG PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH :Studi Deskriptif terhadap Guru Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 43

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL.

0 1 255