Rumusan Masalah Fokus Penelitian

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Kejahatan Anak

1. Pengertian Kejahatan Anak

Anak yang berada di sebuah lembaga permasyarakatan atau dengan adanya penerapan diversi sehingga putusan pengadilan menempatkan anak di PSMP merupakan anak yang telah melakukan tindak kejahatan dalam berbagai macam bentuk. Bentuk-bentuk kejahatan yang dilakukan adalah mencuri, membunuh, memperkosa, dan lain sebagainya. Anak yang melakukan tindak kejahatan memiliki istilah yang biasa disebut dengan kejahatan anak. Istilah asing untuk anak dengan perilaku menyimpang tersebut adalah delinquent. Kartini Kartono 2011:6, menjelaskan bahwa juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada masa remaja. Sedangkan kenakalan dalam bahasa aslinya delinquent berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, a-sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, dan lain-lain. Menurut Walker Sprague dalam Smith Tyler, 2010: 238 kejahatan remaja merupakan “students who a greater probability than others of running into trouble with the law and winding up in the juvenile justice sys tem”. Maksud dari pengertian di atas adalah siswa yang lebih 11 cenderung memiliki perilaku atau masalah yang berhubungan dengan hukum dan sistem peradilan anak. Siegel Welsh 2008: 12 juga menambahkan mengenai kejahatan remaja yaitu “juvenile who has been adjudicated by a judicial officer of a juvenile court as having committed a delinquent act”. Maksud dari pengertian di atas adalah remaja yang telah diputuskan oleh petugas pengadilan dari pengadilan anak-anak karena telah melakukan tindakan bermasalah atau kejahatan. Santrock 2003: 519 juga menjelaskan bahwa “kenakalan remaja juvenile delinquency mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial misalnya bersikap berlebihan di sekolah sampai pelanggaran status seperti melarikan diri hingga tindak kriminal misalnya pencurian”. Beberapa ahli telah menjelaskan mengenai anak tindak pidana, maka dapat disimpulkan bahwa anak dengan tindak pidana merupakan anak yang berusia di bawahusia dewasa yaitu 18 tahun dan telah melakukan pelanggaran hukum dan norma. Selain itu, telah adanya keputusan dari pihak pengadilan bahwa anak tersebut telah melakukan tindak pidana dan harus menjalani masa tahanan. Bentuk dari kejahatan yang dilakukan antara lain adalah mencuri, membunuh, memperkosa, membolos, perkelahian, dan lain sebagainya yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Dalam dunia pendidikan khususnya Pendidikan Luar Biasa PLB biasa kejahatan anak atau remaja juvenile deliquensi disebut dengan