Jenis Penelitian Setting Penelitian Subjek penelitian Desain Penelitian

36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research . Wina Sanjaya 2009: 26 menyatakan PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas pola kolaboratif. Pada penelitian tindakan kelas kolaboratif peneliti bekerja sama dengan guru untuk merancang dan melaksanakan penelitian tindakan. Suharsimi Arikunto 2012: 17 menyatakan pada penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Mutual kelas V Abdullah bin Umar pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 20142015. Lokasi SD Mutual berada di Jl. Tidar no. 21A, Kota Magelang. 37

C. Subjek penelitian

Subjek penelitian merupakan siswa kelas V Abdullah bin Umar SD Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang. Jumlah seluruh siswa kelas V Abdullah bin Umar ada 36 siswa yg terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Banyaknya siswa kelas V Abdullah bin Umar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Jumlah siswa kelas V Abdullah bin Umar Jumlah siswa Jumlah total Laki-laki Perempuan 22 14 36

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Hamzah B. Uno,dkk 2011: 87 menyatakan model yang dikemukakan oleh Kemmis McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Desain PTK model Kemmis dan McTaggart digambarkan sebagai berikut. 38 Gambar 2. Desain PTK Model Kemmis McTaggart Hamzah B. Uno, dkk, 2011: 87 Setiap siklus terdiri dari empat tahapan antara lain: 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Penjelasan mengenai tahapan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap perencanaan dimulai dengan mengajukan permohonan izin kepada sekolah. Selanjutnya peneliti bekerja sama dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia merancang tindakan yang akan dilakukan. Langkah-langkah perencanaan antara lain: a menemukan masalah penelitian yang ada di lapangan. Pada fase ini dilakukan melalui pengamatan langsung di kelas V Abdullah bin Umar ketika pembelajaran berlangsung, b meminta izin kepada SD Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang serta guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Keterangan: Siklus I: 1. Perencanaan 2. Tindakan dan observasi 3. Refleksi Siklus II: 1. Perencanaan 2. Tindakan dan observasi 3. Refleksi 39 c menyusun RPP tentang materi yang akan diajarkan sesuai metode pembelajaran yang digunakan, dan d membuat dan mempersiapkan skenario pembelajaran, perangkat pembelajaran, serta menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, dalam hal ini mengukur keterampilan berbicara siswa. e melatih guru memahami langkah-langkah kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan metode debat aktif. 2. Pelaksanaan tindakan Pada tahap ini guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mengajar menggunakan RPP yang sebelumnya telah dibuat oleh peneliti dengan guru. Agar tidak terjadi miskomunikasi antara peneliti dengan guru kelas, maka sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti menginformasikan kepada guru terlebih dahulu langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode debat aktif. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi keterampilan berbicara. Langkah selanjutnya adalah menilai keterampilan berbicara menggunakan metode debat aktif yang telah disiapkan oleh peneliti pada saat melakukan perencanaan. Metode debat digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara siswa kelas V Abdullah bin Umar. 40 3. Observasi Pada tahap ini guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Hal yang dicatat dalam pengamatan berupa proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, situasi tempat dan tindakan, dan kendala yang dihadapi. Semua hal tersebut dicatat pada catatan lapangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran telah berjalan sesuai dengan skenario yang disusun bersama atau tidak. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan. 4. Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan analisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya. Apabila pada tindakan pertama hasil belum sesuai tujuan maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan pada siklus kedua perlu dilakukan pemeriksaan terhadap catatan lapangan dan hasil tes penilaian keterampilan berbicara. 41

E. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode debat terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V MI Misbahul Falah Duren Mekar Kota Depok

0 13 0

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Implementasi Strategi Debat Aktif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Belang

0 1 18

PENERAPAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V Penerapan Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jakenan Pati.

0 1 15

PENERAPAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V Penerapan Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jakenan Pati.

0 2 12

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEBAT PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 050657 STABAT KABUPATEN LANGKAT T.A 2011 / 2012.

0 0 22

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

5 34 31

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2.

0 3 26

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Ke

0 0 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 7

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SUTRAN KECAMATAN BANTUL.

1 8 82