variasi jawaban yang terlalu banyak, maka sebaiknya pertanyaan yang diajukan jawabannya sudah bersifat pasti. Tes ini membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan dengan tes benar salah dan pilihan ganda. d
Penjodohan matching Dalam tes penjodohan, peserta tes akan diminta untuk menjodohkan,
mencocokkan, menyesuaikan, atau menghubungkan antara dua buah pernyataan di antara beberapa pernyataan lain. Sebagai alternatif, dapat dibedakan jumlah
pernyataannya agar dapat menimalisir adanya kebetulan jawaban yang benar karena disebabkan oleh adanya sisa dari pernyataan yang belum terjawab.
Untuk penilaian hasil belajar siswa melalui tes objektif, Djiwandono 2008
:45 menyatakan, “Untuk menekan keinginan dan praktek menjawab dengan sekedar mengkira-kira dan untung-untungan, sementara orang menerapkan sistem
denda correction guessing ”. Sistem penilaian dengan menggunakan denda
tersebut diwujudkan dalam rumus berikut. SA = Skor akhir
JB = Jumlah jawaban benar JS = Jumlah jawaban salah
JA = Jumlah pilihan jawaban setiap butir Dalam menggunakan media lagu untuk keterampilan menyimak level
pemula dan menegah, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana siswa menyimak lagu yang telah diperdengarkan.
Tagliante 1994:85 memberikan beberapa contoh persoalan yang dapat diberikan adalah:
les grilles d’écoute active tabel pertanyaan menyimak aktif , les grilles d’impresion et de sentiments tabel pertanyaan mengenai perasaan, les grilles
SA = ƩJB - ƩJS-JA
thématiques tabel pertanyaan mengenai tema, les grilles lexicales tabel pertanyaan leksikal, les grilles vraifaux tabel pernyataan benar atau salah, le
repérage des mots mengisi kata, le repérage de la structure vide menjelaskan kata.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi keterampilan menyimak harus benar-benar mengukur keterampilan siswa dalam
memahami pesan yang diberikan secara lisan. Persoalan-persoalan yang dimunculkan dalam tahap evaluasi haruslah sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki oleh pembelajar. Untuk pemula, siswa hanya diberikan pertanyaan yang tidak membutuhkan analisis maupun penalaran lebih lanjut. Pertanyaan-
pertanyaan ini disajikan dalam bentuk tes objektif tradisional yang jawabannya bersifat otentik. Untuk mengurangi praktek menjawab secara asal-asalan maupun
untung-untungan, guru dapat menerapkan sistem penilaian denda.
3. Hakikat Media Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
Menurut Sadiman, dkk 2011 :7, “Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan
atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
pembelajaran secara efisien dan efektif Asyhar, 2012:8.
Munadi 2013:5 menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sumber- sumber belajar selain guru yang digunakan sebagai penyalur atau penghubung
pesan ajar yang diadakan danatau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik. Sementara itu Sanaky 2013:3 berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Indriana 2011:15 menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses pembelajaran. Dikatakan demikian
karena didalam media pengajaran terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyalurkan pesan
dari guru kepada pembelajar agar lingkungan belajar menjadi kondusif.
b. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran
Terdapat empat tujuan penggunaan media pembelajaran yaitu: 1 mempermudah proses pembelajaran di kelas; 2 meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran; 3 menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar; dan 4 membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
Sanaky, 2013:5. Menurut Indriana 2011:46, “Keberhasilan balajar sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor, dan salah satunya adalah penggunaan media pengajaran yang berfungsi sebagai perantara, wadah, atau penyambung pesan-pesan pembelajaran.
Sementara itu Daryanto 2010:8 mengemukakan “Dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa”.
Munadi 2013:36 menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi media pembelajaran yang didasarkan pada medianya, yakni 1 media pembelajaran
berfungsi sebagai sumber belajar; 2 fungsi semantik; dan 3 fungsi manipulatif. Media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah ketika media tersebut dapat
memberikan pengetahuan sama dengan yang diberikan seorang guru. Dengan kata lain media tersebut dapat menggantikan seorang guru sebagai penyalur maupun
penyampai informasi. Fungsi semantik dalam media pembelajaran merupakan suatu fungsi untuk menambah perbendaharaan kosakata pembelajar ketika
menggunakan media pembelajaran tersebut. Media juga digunakan untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, fungsi ini disebut dengan fungsi
manipulatif. Salah satu contoh dari fungsi manipulatif adalah penggunaan media yang digunakan untuk menghadirkan kembali kejadian yang telah berlalu.
Selain ketiga fungsi media pembelajaran tersebut, Munadi 2013:43 menambahkan dua fungsi menurut penggunaannya.
1 Fungsi Psikologis
a Fungsi Atensi
Fungsi atensi adalah fungsi media pembelajaran untuk mendapatkan perhatian siswa terhadap meteri yang sedang diberikan kepadanya. Dengan kata
lain, media pembelajaran yang baik adalah media yang mampu menarik perhatian siswa sehingga perhatian siswa dapat terfokus pada bahan ajar.
b Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi media pembelajaran sebagai sebuah sarana untuk memunculkan emosi, perasaan, penolakan maupun penerimaan
siswa.Media yang baik adalah media yang dapat membuat pembelajar menerima atau menyambut suatu stimulus atau rangsangan.
c Fungsi Kognetif
Ketika siswa menemui sebuah media pembelajaran, ia akan membuat sebuah gambaran mengenai media tersebut. Gambaran-gambaran tersebut akan
muncul ketika ia berusaha menceritakan suatu objek yang bersinggungan dengan media pembelajaran yang telah ia temui sebelumnya.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran digunakan untuk mendapatkan perhatian siswa sehingga pemberian
informasi dapat terjadi lebih baik. Selain itu, media juga dapat mempersempit ruang dan waktu sehingga dapat membawa penggambaran objek atau kejadian
yang tidak dapat dihadirkan secara nyata. Tidak hanya itu, media dapat menciptakan emosi siswa, dan menambah kosakata.
c. Macam Media Pembelajaran
1 Media Audio
Munadi 2013:64 menyatakan, “Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melelui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif,
baik verbal bahasa lisankata-kata maupun nonverbal bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dll”.
Sejalan dengan pernyataan Munadi, Sanaky 2013:106 menyatakan bahwa media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan
indera pendengaran, pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-