tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin benarnya data kelebihan yang tercantum pada
aktiva-aktiva tersebut. 3.
Rasio Solvabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable
adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.
4. Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan
keuntungan profitabilitas pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu.
5. Rasio pasar, rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relative
terhadap nilai buku perusahaan.
2.1.3 Signaling Theory
Signaling theory merupakan teori yang mencerminkan bahwa sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk mepertimbangkan dan
menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan Suwardjono, 2005. Informasi merupakan unsur
penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat
ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Menurut Jogiyanto 2008: 392,
informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi
tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik good news atau signal buruk bad news.
Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Dalam hal ini,
perubahan harga atau volume saham yang diamati memberikan bukti adanya manfaat dari informasi tersebut. Jadi dapat disimpulkan, sebuah informasi dapat
dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju, yang
ditunjukkan adanya asosiasi antara peristiwa event dengan return, harga atau volume saham di pasar modal Suwardjono, 2005.
2.1.4 Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman
mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010:78 :
1. Teori irelevansi dividen dividend irrelevance theory Teori bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk
menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap harga
saham.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori burung di tangan bird-in-the-hand theory Penelitian yang telah dilakukan Litner 1962 mengemukakan bahwa para
pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Mendukung penelitian tersebut Keown
2000:611 menunjukkan bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal. Alasan mereka adalah
pembayaran dividen merupakan penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain.
3. Tax preference theory
Apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gains, pemodal menginginkan agar dividen tersebut
dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
2.1.5 Rasio Lancar Current Ratio