1. Faktor Kemampuan ability Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan
potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, setiap pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatanya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan sesuai dengan keahliannya. Menurut seseorang dapat dilihat dari keahlian atau skill yang dimiliki seseorang. Keahlian tersebut dipengaruhi oleh
latar belakang pendidikan dan pengalaman Suyadi,2000:193. 2. Faktor Motivasi Motivation
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai
harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi. Artinya, seorang pegawai harus memiliki sikap mental, mampu
secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.
2.3 Hubungan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Dalam hal ini kepemimpinan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja karyawan Karena kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.” Dalam hal ini dimaksudkan bahwa kepemimpinan selalu menyangkut dalam hal mempengaruhi orang lain demi tercapainya suatu tujuan yang baik.
Seorang pemimpin dituntut memiliki tanggung jawab yang besar dan mampu menunjukkan jalan yang baik atau benar, namun dapat pula dituntut untuk
mengepalai suatu pekerjaan atau kegiatan. Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari cara seseorang itu memimpin dan
mempengaruhi kawan sepekerjaannya untuk mencapai tujuan yang menguntungkan perusahaannya. Seorang pemimpin harus mampu berkontribusi
terhadap prediksi adanya pemberdayaan pada bawahan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan juga dituntut untuk memotivasi bawahannya agar mereka
mempertahankan prestasinya dalam dunia kerja dan menghasilkan hasil kinerja yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif metode kuantitatif. Menurut Juliandi pada bukunya “Metodologi
Penelitian Kuantitatif” 2013:14 penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu variabel secara mandiri. Hipotesis umumnya
tidak diperlukan, kecuali terdapat teori, kaidah, atau standar-standar tertentu yang dapat melandasi hipotesis.
3.2 Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Bank Syariah Mandiri kantor Cabang Pembantu Graha Helvetia, Medan.
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Margono 2004:11 pengertian populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
dengan banyaknya manusia. Menurut Kerlinger Furchan, 2004: 193 pengertian populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah
dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan karyawan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Pembantu
Graha Helvetia Medan sebanyak 35 orang.
Universitas Sumatera Utara