dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan, Rivai, 2008:309.
Efendi,2002:125 berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai peranannya
dalam organisasi. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai seseorang baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja dan motivasi karyawan. Hasil kerja seseorang akan memberikan
umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif melakukan pekerjaannya secara baik dan diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang baik pula.
Pendidikan mempengaruhi kinerja seseorang karena dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk berinisiatif dan berinovasi dan selanjutnya berpengaruh
terhadap kinerjanya.
2.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Bernardin dan Russell dalam Nasution 2010:156, penilaian kinerja akan memberikan informasi yang digunakan untuk menyusun kebijakan
kompensasi, peningkatan kinerja atau manajemen, dan dokumentasi. Disamping itu data penilaian kinerja dapat digunakan untuk keputusan penetapan misal
promosi, transfer, pemberhentian, pemensiunan, analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan karyawan, dan riset.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Dharma 2001:252 bahwa hampir seluruh cara pengukuran prestasi kerja karyawan mempertimbangkan kualitas,
kuantitas dan ketepatan waktu.
1. Kuantitas hasil kerja
Kuantitas hasil kerja adalah jumlah atau banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan.
2. Kualitas hasil kerja
Pada dasarnya kualitas kerja ini berkaitan erat dengan cara karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya apakah sesuai dengan standart
perusahaan atau tidak. 3.
Ketepatan waktu kerja seperti yang diungkapkan oleh Dharma 2001:55 bahwa kecepatan
waktu dapat dilihat dari sesuai tidaknya menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu yang telah ditetapkan.
Dengan demikian pengukuran prestasi kerja merupakan hal yang penting dalam meningkatkan motivasi kerja, karyawan membutuhkan imbalan berkenaan
dengan prestasi dan penilaian prestasi menyediakan kesempatan untuk memberikan hal tersebut, dan apabila prestasi tidak sesuai dengan standart maka
perlu dilakukan peninjauan untuk memajukan karyawan dalam berprestasi
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Kemampuan ability Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan
potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, setiap pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatanya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan sesuai dengan keahliannya. Menurut seseorang dapat dilihat dari keahlian atau skill yang dimiliki seseorang. Keahlian tersebut dipengaruhi oleh
latar belakang pendidikan dan pengalaman Suyadi,2000:193. 2. Faktor Motivasi Motivation
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai
harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi. Artinya, seorang pegawai harus memiliki sikap mental, mampu
secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.
2.3 Hubungan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan