115 Karakterstk Butr dengan Teor Tes Klask
— Bab VII
118 | B a b V I I K a r a k t e r i s t i k B u t i r d e n g a n T e o r i T e s K l a s i k
dengan : p = propors menjawab benar pada butr soal tertentu tngkat kesultan
6B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar. N = jumlah peserta tes yang menjawab.
Adapun ndeks kesukaran dar suatu butr pada nstrumen dengan penskoran poltom, dgunakan persamaan sebaga berkut :
p =
N m
X
i
.
¦
………………………………………………………3 dengan :
p = propors menjawab pada butr soal tertentu tngkat kesultan 6X
= banyaknya peserta tes yang menjawab benar. N = jumlah peserta tes yang menjawab.
m = skor maksmum tap butr
B. Daya Pembeda
Untuk menentukan daya pembeda, dapat dgunakan ndeks dskrmnas, ndeks korelas bseral, ndeks korelas point biserial, dan ndeks keselarasan. Pada analss
butr dalam peneltan n, hanya dgunakan ndeks korelas point biserial. Koefsen korelasnya untuk suatu butr tes dtentukan dengan rumus:
r
pbis
=
1 1
1
1 p
p s
X X
X
» ¼
º «
¬ ª
………………...........................….…4 dengan r
pbs
= koefsen korelas pont bseral,
i
X merupakan varabel kontnu,
1
X merupakan rerata skor X untuk peserta tes yang menjawab benar butr tersebut,
X merupakan rerata skor X ,
X
s merupakan standar devas dar skor X , dan
1
p merupakan propors peserta tes yang menjawab benar butr tersebut.
Pada suatu butr soal, ndeks daya beda dkatakan bak jka lebh besar atau sama dengan 0,3. Indeks daya pembeda suatu butr yang kecl nlanya akan menyebabkan butr
tersebut tdak dapat membedakan sswa yang kemampuannya tngg dan sswa yang kemampuannya rendah. Pada analss tes dengan Content-Referenced Measures, ndeks
116 Bab VII —
Karakterstk Butr dengan Teor Tes Klask daya pembeda butr tdak terlalu perlu menjad perhatan, asalkan tdak negatf Ebel
Frsbe, 1986; Frsbe, 2005. Jka nlanya kecl, menunjukkan bahwa kemencengan dstrbus skor dar populas, yang juga mengakbatkan valdtas tes menjad rendah.
Teor tes klask memlk beberapa kelemahan mendasar. Kebanyakan statstk yang dgunakan dalam model tes klask sepert tngkat kesukaran dan daya pembeda soal
sangat tergantung pada sampel yang dpergunakan dalam analss. Rerata tngkat kemampuan, rentang, dan sebaran kemampuan sswa yang djadkan sampel dalam
analss sangat mempengaruh nla statstk yang dperoleh. Sebaga contoh, tngkat kesukaran soal akan tngg apabla sampel yang akan dgunakan mempunya kemampuan
lebh tngg dar rerata kemampuan sswa dalam poulasnya. Daya pemeda soal akan tngg apabla tngkat kemampuan sampel bervaras atau mempunya rentang kemampuan
yang besar, demkan pula dengan relabltas tes. Kelemahan kedua yakn skor sswa yang dperoleh dar suatu tes sangat terbatas
pada tes yang dgunakan. Kesmpulan hasl tes tdak dapat dgeneralsaskan d luar tes yang dgunakan. Skor perolehan seseorang sangat tergantung pada pemlhan tes yang
dgunakan bukan pada kemampuan peserta tes tersebut. Karena keterbatasan penggunaan skor tes, teor tes klaskal tdak mempunya dasar untuk mempelajar perkembangan
kemampuan sswa dar waktu ke waktu, kecual jka sswa tersebut menempuh tes yang sama dar waktu ke waktu.
Ketga, konsep keajeganrelabltas tes dalam konteks teor tes klask ddasarkan pada kesejajaran perangkat tes sangat sukar untuk dpenuh. pada praktknya, sult sekal
memperoleh dua perangkat tes yang benar-benar sejajar. Jka prosedur tes retes dgunakan, sampel yang dambl sangat tdak mungkn berperlaku sama pada saat tes
dkerjakan untuk yang kedua kalnya. Keempat, teor tes klask tdak memberkan landasan untuk menentukan bagamana
respons seseorang peserta tes apabla dberkan butr tertentu. Tdak adanya nformas n tdak memungknkan melakukan desan tes yang bervaras sesua dengan kemampuan
peserta tes adaptive or tailored testing. Kelma, ndeks kesalahan baku pengukuran dpraasumskan sama untuk setap
peserta tes. Padahal seseorang peserta tes mungkn berperlaku lebh konssten dalam menjawab soal dbandngkan peserta tes lannya. Demkan pula sebalknya, banyak
117 Karakterstk Butr dengan Teor Tes Klask
— Bab VII
sekal kesalahan ndvdual. Kesalahan pengukuran sebenarnya merupakan perlaku peserta tes yang bersfat perorangan dan bukan perlaku tes.
Terakhr, prosedur-prosedur yang berkatan dengan teor tes klask sepert pengujan bas butr soal dan penyetaraan tes tdak bersfat prakts dan sukar untuk
dlakukan. Demkan pula halnya dengan penyetaraan yang sfatnya vertkal. Untuk mengatas hal tu, dgunakanlah pendekatan teor lan yang dsebut denga teor respons
butr.
C. Kelemahan Teori Tes Klasik