analisis instrumen penelitiana4100hal
9 786021 547984
(2)
Heri Retnawati
ANALISIS KUANTITATIF
INSTRUMEN PENELITIAN
(Panduan Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian)
(3)
ANALISIS KUANTITATIF INSTRUMEN PENELITIAN
(Panduan Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian)
Penulis : Heri RetnawatiSampul : arteholic numed Layout : @bay
Cetakan : Pertama, Januari 2016 ISBN : 978-602-1547-98-4
Diterbitkan
Parama Publishing
Jl. Sadewa No. 1 Sorowajan Baru, Yogyakarta Telp. 0812 2815 3789
email: [email protected] - [email protected] facebook: www.facebook.com/nuhamedika
homepage: www.nuhamedika.gu.ma
© 2016, Hak Cipta dilindungi undang-undang,
dilarang keras menterjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Sanksi pelanggaran pasal 72:
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana diumumkan dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(4)
Kata Pengantar
Alhamdulllah, segala puj dan syukur terpanjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala karuna yang dberkan, sehngga buku n dapat terselesakan. Buku n merupakan buku panduan bag penelt, mahasswa, dan pskometran untuk melakukan analss kuanttatf n-strumen yang dgunakan, khususnya untuk pengukuran penddkan.
Buku n dlengkap dengan data bahan praktk yang dapat dgunakan pembaca untuk berlath. Data n dapat dunduh d laman http://www.uny.ac.d/ atau http://www.staff.uny.ac.d/ herretnawat .
Termakash yang tak terhngga kam sampakan kepada Wakl Rektor I UNY atas ban-tuan pendanaan untuk penulsan buku n, Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA UNY atas dukungannya, Bapak Dr. Samsul Had atas dskusnya mengena confrmatory factor analyss, Ibu Dr. Yula Ayrza dan Ibu Dr. Farda Agus Setyawat sebaga valdator nstrument self regu-lated learnng yang djadkan contoh valdas nstrument dalam buku n, dan Bapak Dr. Ed Istyono atas masukannya bak sebaga valdator maupun revewer buku n keseluruhan.
Termakash atas dukungan dan pengertan dar orangtua kam ayahanda Sugeng Tasjo, Ibunda Warsyem, dan Ibunda Sujam, Mas Ahmad Madan dan Adk Fatma Fauza atas mot-vasnya untuk menjad “Guru yang Bak”, Mas Fauzan Ahmad atas nasehat-nasehatnya untuk bersabar.
Semoga amal kebakan Bapak/Ibu, saudara/I semua dberkan pahala dan kebakan yang lebh dar Allah subhanahu wata’ala. Segala masukan dan krtk yang membangun kam harap-kan dar pembaca untuk perbaharap-kan buku n d eds mendatang.
Yogyakarta, 22 November 2015
(5)
Daftar Isi
Kata Pengantar ...
Daftar Is ... v
Bab I Pengembangan Instrumen Peneltan ... 1
Bab II Valdtas Instrumen ... 16
Bab III Membuktkan Valdtas Is ... 27
Bab IV Membuktkan Valdtas Konstruk Instrumen ... 43
Bab V Membuktkan Valdtas Krtera ... 69
Bab VI Relabltas ... 84
Bab VII Teor Tes Klask dan Keterbatasannya... 113
Bab VIII Analss Karakterstk Butr dengan TRB Undmens ... 123
Bab IX Analss Partal Credt Model ... 147
Bab X Analss Data Poltomus dengan Graded Respons Model ... 161
Bab XI Analss Karakterstk Butr Dengan Pendekatan Teor Respons Butr Multdmens dengan Menggunakan Program Testfact ... 178
Bab XII Analss Karakterstk Butr Pada Irt Undmens GPCM ... 197
Bab XIII Permasalahan Peneltan Terkat Analss Instrumen ... 206
Daftar Pustaka ... 208
(6)
Bab I
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam suatu peneltan penddkan, proses pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat pentng. Data yang dkumpulkan sangat terkat dengan fenomena, yang menjad fokus peneltan. Data n dmanfaatkan untuk membuat kesmpulan, sesua dengan tujuan peneltan yang telah dtetapkan oleh penelt dan menguj hpotess yang telah drumuskan (Wersma, 1986). Sebaga contoh msalnya pada peneltan eksploratf, hasl pengumpulan data n dgunakan untuk penympulan dengan membuat deskrps untuk mengeksploras hal-hal terkat dengan permasalahan peneltan. Pada peneltan postvstk, hasl pengumpulan data danalss dengan uj statstk tertentu, hasl analss dgunakan untuk membuat kesmpulan.
Dalam pelaksanaan peneltan, penelt sebaknya terfokus pada permasalahan peneltan yang akan dpecahkan. Masalah peneltan menentukan jens data yang dperlukan, dan jens data n memandu pemlhan metode atau cara pengumpulan data (Babbe: 2004). Jens data yang dmaksud yakn data nomnal, data ordnal, data nterval dan data raso. Data nomnal merupakan ukuran dskrt (terpsah antar data), tdak ada hubungan antara skala yang satu dengan skala yang lan. Contoh data nomnal msalnya agama, warna pakaan atau kendaraan, jens kelamn, hob, dan lan-lan. Data ordnal merupakan ukuran yang menunjukkan poss suatu objek, dengan ukuran tersebut dapat durutkan dar urutan palng rendah sampa yang palng tngg, namun belum ada jarak atau nterval antara poss ukuran yang satu dengan yang lan. Contoh data n msalnya skala Lkert (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tdak Setuju, Sangat Tdak Setuju), dmana belum ada jarak yang jelas antara tdak setuju dengan sangat tdak setuju, dan juga skala lannya.
Data nterval merupakan ukuran yang menunjukkan poss suatu objek dalam suatu urutan palng rendah sampa yang palng tngg, dan ada jarak atau nterval antara poss ukuran yang satu dengan yang lan. Contoh data n adalah nla/skor dalam penddkan. Pada data nterval, nla nol juga bukan nla yang mutlak, yang berart bahwa seorang peserta ddk memeroleh skor nol, belum tentu peserta ddk tersebut sama sekal tdak menguasa komptetens dalam pembelajaran, namun bsa jad karena alasan lan. Pada data raso, ukuran menunjukkan poss suatu objek dalam suatu skala palng rendah sampa skala yang palng tngg, ada jarak atau nterval antara poss ukuran yang satu dengan yang lan, dan adanya besaran
(7)
absolute/mutlak. Sebaga contoh pada data raso adalah ukuran volume ar. Volume ar dalam suatu wadah sama dengan nol berart ar dalam wadah tersebut memang telah kosong, atau tdak ada ar sedktpun dalam wadah tersebut.
Jens data tersebut berdampak pada pelaksanaan pengukuran dalam peneltan. Sebaga contoh seorang penelt ngn mengetahu kemampuan berpkr tngkat tngg (higher order
thinking) sswa SMP d kabupaten Subur Makmur. Fokus permasalahan yang menjad kata kunc
peneltan n adalah kemampuan berpkr tngkat tngg. In berart data yang harus dkumpulkan penelt tersebut adalah data kemampuan berpkr tngkat tngg sswa SMP. Karena kemampuan berfkr tngkat tngg merupakan kemampuan yang abstrak, dperlukan suatu tes untuk mengukurnya. Kemampuan n dapat dukur dengan teknk tes, dan data yang kta peroleh berupa data nterval. Pada kasus lan, seorang penelt ngn mengetahu motvas kerja karyawan. Permasalahan yang menjad fokus peneltan adalah motvas, yang dapat dukur dengan angket/kusoner motvas. Untuk pengumpulan data n, perlu dgunakan teknk nontes.
Pengumpulan data sangat terkat dengan kegatan pengukuran (measurement). Pengukuran dlaksanakan untuk mengetahu kemampuan atau performa dar sesuatu atau seseorang, bak berupa kemampuan, skap, keteramplan, perseps, dan lan-lan. Pengumpulan data pada dasarnya dkategorkan menjad 2 teknk, yakn teknk tes dan nontes. Teknk tes dengan menggunakan nstrumen tes, bak tes lsan, tulsan, atau tes berbass komputer (computer-based testing, CBT) dan ada pula tes adaptf berbass computer (computer adaptive
test, CAT). Untuk nstrumen non tes, dapat dkategorkan menjad angket, wawancara, observas,
dan dokumentas. Instrumen pengumpulan data n masng-masng dsajkan berkut n.
Pengumpulan data dengan teknk tes n dlakukan dengan melakukan pengujan pada responden peneltan. Tes n basanya dlakukan untuk melhat kemampuan responden peneltan. Sebaga contoh kemampuan kogntf, menggunakan berbaga tes sepert tes kemampuan bahasa Inggrs, tes kemampuan matematka, tes kemampuan membaca, tes bakat akadems, dan lan-lan. Tes-tes n merupakan salah satu bentuk nstrumen, terdr dar sejumlah pertanyaan, atau butr-butr soal dgunakan untuk memperoleh data atau nformas melalu jawaban peserta tes. Melalu hasl jawaban tersebut, dperoleh suatu ukuran mengena karakterstk peserta tes.
Ada dua tpe tes, yakn tes objektf dan tes uraan (essay, dsebut pula dengan
(8)
jawabannya. Tes objektf dapat berbentuk tes benar salah, tes plhan ganda, tes menjodohkan, dan tes san sngkat atau jawaban pendek. Tes uraan berupa tes yang masng-masng mengandung permasalahan dan menuntut peserta tes mengkonstruk sendr jawabannya.
Untuk nstrumen non tes, dapat dkategorkan menjad angket, wawancara, observas, dan dokumentas. Angket berupa sekumpulan pertanyaan yang basanya dalam bentuk tertuls kemudan dberkan kepada responden. Jka penelt menanyakan sekumpulan pertanyaan kepada responden secara langsung, teknk n dsebut dengan wawancara. Observas terjad jka penelt megamat langsung fenomena-fenomena yang terkat dengan peneltan. Adapun dokumentas merupakan teknk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen, bak yang dsmpan penelt sendr maupun orang lan terkat dengan fokus peneltan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket atau dsebut pula dengan kusoner bermacam-macam, dantaranya pertanyaan dkotom, pertanyaan plhan ganda, urutan bertngkat (rank ordering), rating scale, dan pertanyaan terbuka (Cohen, Mano, Morrson, 2011). Masng-masng bentuk memlk cr khas yang tersendr, yang dsajkan sebaga berkut.
Pertanyaan dkotom dalam angket hanya memuat 2 plhan jawaban jawaban saja. Pertanyaan n dgunakan jka penelt ngn menanyakan kepada responden terkat dengan varabel yang hanya memuat dua jawaban saja. Sebaga contoh jens kelamn (lak-lak atau perempuan, ya atau tdak, benar atau salah, dan lan-lannya.
Pertanyaan kusoner plhan ganda pada dasarnya sepert plhan ganda pada soal uraan. Pada plhan ganda n, responden basanya dperkenankan memlh salah satu jawaban saja. Penskoran dapat dlakukan dengan benar-salah saja, atau bertngkat. Jka penskoran dlakukan bertngkat, konds deal yang dhadap responden dan berbaga kemungknan konds yang dalam responden perlu menjad pertmbangan penyusun kusoner.
Untuk mengembangkan nstrumen yang bak, ada langkah-langkah yang perlu dperhatkan. Langkah-langkah mengembangkan nstrumen bak tes maupun nontes sebaga berkut.
1. Menentukan tujuan penyusunan nstrumen
Pada awal menyusun nstrumen, perlu dtetapkan tujuan penyusunan nstrumen. Tujuan penyusunan n memandu teor untuk mengonstruk nstrumen, bentuk nstrumen,
(9)
penyekoran sekalgus pemaknaan hasl penyekoran pada ntrumen yang akan dkembangkan. Tujuan penyusunan nstrumen n perlu dsesuakan dengan tujuan peneltan.
Sebaga contoh, ketka penelt akan mengetahu pengaruh pembelajaran berbass masalah terhadap motvas dan kemampuan berfkr tngkat tngg. Tentunya ada dua ntrumen yang perlu dkembangkan, nstrumen pengukur motvas dan nstrumen pengukur kemampuan berfkr tngkat tngg.
2. Mencar teor yang relevan atau cakupan mater
Setelah tujuan penyusunan nstrument dtetapkan, selanjutnya perlu dcar teor atau cakupan mater yang relevan. Teor yang relevan dgunakan untuk membuat konstruk, apa saja ndcator suatu varabel yang akan dukur. Katannya dengan tes, perlu dbatas juga cakupan mater apa saja yang menjad bahan menyusun tes. Sebaga contoh pada kemampuan berfkr tngkat tngg, yang akan dukur harus memlk ndkator pemecahan masalah (problem solving), kebaruan, kreatvtas, kontekstual dan lan-lan. Jka yang akan dukur adalah sswa SMP, cakupan mater apa saja yang akan dukur perlu menjad bahan pertmbangan.
3. Menyusun ndkator butr nstrumen/soal
Indkator soal n dtentukan berdasarkan kajan teor yang relevan pada nstrumen nontes. Adapun pada nstrumen tes, selan mempertmbangkan kajan teor, perlu dpertmbagkan cakupan dan kedalaman mater. Indkator n telah bersfat khusus, sehngga dengan menggunakan ndcator dapat dsusun menjad butr nstrumen. Basanya aspek yang akan dukur dengan ndkatornya dsusun menjad suatu tabel. Tabel tersebut kemudan dsebut dengan ks-ks (blue print). Penyusunan ks-ks n mempermudah penelt menyusun butr soal.
4. Menyusun butr nstrumen
Langkah selanjutnya adalah menyusun butr-butr nstrumen. Penyusunan butr n dlakukan dengan melhat ndkator yang sudah dsusun pada ks-ks. Pada penyusunan butr n, penelt perlu mempertmbangkan bentuknya. Msal untuk nontes akan
(10)
menggunakan angket, angket jens yang mana, menggunakan berapa skala, penskorannya dan analssnya.
Jka penelt akan menggunakan nstrumen berupa tes, perlu dpkrkan apakah akan menggunakan bentuk objektf atau menggunakan bentuk uraan (construted response). Pada penyusunan butr n, penelt telah mempertmbangkan penskoran untuk tap butr, sehngga memudahkan analss. Jka perlu, pedoman penskoran dsusun setelah penelt menyelesakan penyusunan butr nstrumen.
5. Valdas s
Setelah butr-butr soal tersusun, langkah selanjutnya adalah valdas. Valdas n dlakukan dengan menyampakan ks-ks, butr nstrumen, dan lembar dberkan kepada ahl untuk dtelaah secara kuanttatf dan kualtatf. Tugas ahl adalah melhat kesuaan ndcator dengan tujuan pengembangan nstrumen, kesesuaan ndcator dengan cakupan mater atau kesesuaan teor, melhat kesuaan nstrumen dengan ndcator butr, melhat kebenaran konsep butr soal, melhat kebenaran s, kebenaran kunc (pada tes), bahasa dan budaya. Proses n dsebut dengan valdas s dengan mempertmbangkan penlaan ahl (expert judgement).
Jka valdas s akan dkuantfkas, penelt dapat memnta ahl mengs lembar penlaan valdas. Palng tdak, ada 3 ahl yang dlbatkan untuk proses valdas nstrumen peneltan. Berdasarkan san 3 ahl, selanjutnya peneltan menghtung ndeks kesepakatan ahl atau kesepakatan valdator dengan menggunakan ndeks Aken atau ndeks Gregory.
6. Revs berdasarkan masukan valdator
Basanya valdator memberkan masukan. Masukan-masukan n kemudan dgunakan penelt untuk merevsnya. Jka perlu, penelt perlu mengkonsultaskan lag hasl perbakan tersebut, sehngga dperoleh nstrumen yang benar-benar vald.
7. Melakukan ujcoba kepada responden yang bersesuaan untuk memeroleh data respons peserta
(11)
Setelah revs, butr-butr nstrumen kemudan dsusun lengkap (drakt) dan sap dujcobakan. Ujcoba n dlakukan dalam rangka memeroleh bukt emprs. Ujcoba n dlakukan kepada responden yang bersesuaan dengan subjek peneltan. Penelt dapat pula menggunakan anggota populas yang tdak menjad anggota sampel.
8. Melakukan analss (relabltas, tngkat kesultan, dan daya pembeda)
Setelah melakukan ujcoba, penelt memeroleh data respons peserta ujcoba. Dengan menggunakan respons peserta, penelt kemudan melakukan penskoran tap butr. Selanjutnya hasl penskoran n dgunakan untuk melakukan analss relabltas skor perangkat tes dan juga analss karakterstk butr. Analss karakterstk butr dapat dlakukan dengan pendektatan teor tes klask maupun teor respons butr. Analss pada kedua pendekatan n akan dbahas pada bab-bab selanjutnya.
9. Merakt nstrumen
Setelah karakterstk butr dketahu, penelt dapat merakt ulang perangkat nstrumen. Pemlhan butr-butr dalam merakt perangkat n mempertmbangkan karakterstk tertentu yang dkehendak penelt, msalnya tngkat kesultan butr. Setelah dber nstruks pengerjaan, penelt kemudan dapat mempergunakan nstrumen tersebut untuk mengumpulkan data peneltan.
Sebaga contoh, berkut dsajkan contoh penyusunan nstrumen tes dan nontes. Penyusunan contoh n hanya sampa menyusun butr saja, karena langkah berkutnya dsajkan pada bab-bab selanjutnya dalam buku n.
Contoh Instrumen Tes (Pengembangan Soal Try-out Ujian Nasional Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA)-IPS).
Langkah-langkah pengembangan nstrument sebaga berkut. 1. Menentukan Tujuan Penyusunan Instrumen
Tujuan penyusunan nstrumen n adalah mengembangkan soal try-out ujan nasonal matematka SMA-IPS, jad nstrument berbentuk tes. Karena tes yang dgunakan pada ujan
(12)
nasonal matematka berbentuk plhan ganda, maka pada nstrumen yang dkembangkan n berbentuk tes plhan ganda.
2. Menentukan cakupan mater
Karena yang dkembangkan adalah soal try-out ujan nasonal matematka SMA-IPS, maka cakupan mater melput standar kompetens lulusan (SKL) matematka SMA-IPS. Untuk keperluan n, SKL dapat dambl dar Peraturan Menter Penddkan Nasonal (Permendknas) mengena SKL. SKL untuk SMA-IPS dsajkan d laman bsnp-ndonesa.org.
3. Menyusun Indkator Soal
Dengan menggunakan cakupan mater dalam SKL, pengembang dapat menyusun ndkator. Indkator untuk butr soal, dapat dsusun menggunakan kata kerja yang sesua dengan kedalaman soal yang dngnkan, dantaranya dapat menggunakan kata kerja operasonal pada taksonom Bloom yang telah drevs, msalnya dsajkan pada Tabel 1.1 berkut.
Tabel 1.1. Kata Kerja Operasonal pada Indkator
Kemampuan yang Dukur Kata Kerja yang Basa Dgunakan Kemampuan mengingat Mengutp Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Memblang Mengdentfkas Mendaftar Menunjukkan Member label Member ndeks Memasangkan Menama Mananda Membaca Menyadar Menghafal Menru Mencatat Mengulang Mereproduks Mennjau Memlh Menyatakan Mempelajar Mentabulas Member kode Menelusur Menuls Kemampuan memahami Memperkrakan Menjelaskan Mengkategorkan Mencrkan Menjaln Membedakan Mendskuskan Menggal
(13)
Kemampuan yang Dukur Kata Kerja yang Basa Dgunakan Mernc Mengasosaskan Membandngkan Menghtung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Mengurakan Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menympulkan Meramalkan Merangkum Kemampuan
menerapkan pengetahuan
(aplkas) Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuakan Mengkalkulas Memodfkas Mengklasfks Menghtung Membangun Mengurutkan Membasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menla Melath Menggal Mengemukakan Mengadaptas Menyeldk Mengoperaskan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduks Memproses Mengatkan Menyusun Mensmulaskan Memecahkan Melakukan Mentabulas Kemampuan menganalisis Menganalss Mengaudt Memecahkan Menegaskan Mendeteks Mendagnoss Menyeleks Memernc Menomnaskan Mendagramkan Mengkorelaskan Merasonalkan Menguj Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menympulkan Menemukan Menelaah Memaksmalkan Memerntahkan Mengedt Mengatkan Memlh Mengukur Melath Mentransfer Kemampuan mengevaluasi Membandngkan Menympulkan Menla Mengarahkan Mengkrtk Menmbang Menafsrkan Mempertahankan Memernc Mengukur Merangkum Membuktkan
(14)
Kemampuan yang Dukur Kata Kerja yang Basa Dgunakan Memutuskan Memsahkan Mempredks Memperjelas Menugaskan Memvaldas Mengetes Mendukung Memlh Memproyekskan Kemampuan Mencipta Mengabstraks Mengatur Menganmas Mengumpulkan Mengkategorkan Mengkode Mengkombnaskan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulang Menghubungkan Mencptakan Mengkreaskan Mengoreks Merancang Merencanakan Mendkte Menngkatkan Memperjelas Memfasltas Membentuk Merumuskan Menggeneralsas Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparas Menamplkan Menyapkan Memproduks Merangkum Merekonstruks Membuat
Sumber: Panduan Pelaksanaan Penlaan Menggunakan Kurkulum 2013 Drektorat PSMP 4. Menyusun Butr Instrumen
Standar kompetens dan ndcator basanya dsajkan dalam tabel. Tabel tersebut kemudan dlengkap dengan butr soal yang dsusun berdasarkan ndcator yang telah drumuskan. Contoh kompetens dasar, ndkator, dan butr soal dsajkan dalam Tabel 1.2.
Dalam menyusun butr, perlu dpertmbangkan bentuk butr yang akan dgunakan. Pada kasus n, karena yang dkembangkan adalah soal tryout ujan nasonal, maka soal-soal yang dsusun adalah soal-soal yang mrp ujan nasonal sehgga berbentuk plhan ganda. Untuk bentuk n, soal-soal yang dsusun perlu memerhatkan aturan penyusunan soal plhan ganda, msalnya aturan pernyataan (stem) jelas dan tdak membngngkan, ketersedaan kunc, dstraktor berfungs bak, dan lan-lannya.
(15)
10
Ba
b I —
P enge m ba nga n Ins trum en P ene lt a n Tabel 1.2
KISI-KISI SOAL TRYOUT UN MATEMATIKA SMA IPS
Satuan Penddkan : SMA Jumlah Butr : 120 ment
Mata Pelajaran : Matematka-IPS Jumlah Soal : 40 butr
No.
Urut Standar Kompetensi Lulusan Indikator Indikator Soal Materi
Bahan Kelas
No. Soal 1 Memaham pernyataan dan
Ingkarannya, menentukan nla kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prnsp logka matematka dalam
pemecahan masalah yang berkatan dengan penarkan kesmpulan
Menentukan kesmpulan dar beberapa prems
Dsajkan dua prems
Prems 1 berbentuk mplkas Prems 2 berbentuk mplkas Sswa dapat menentukan kesmpulan yang sah dar kedua prems
Penarkan kesmpulan
X/2 1
Menentukan ngkaran dar suatu pernyataan
Dapat menentukan ngkaran suatu mplkas Ingkaran pernyataan X/2 2 Menentukan pernyataan yang setara Dsajkan pernyataan berbentuk mplkas, sswa dapat menentukan pernyataan yang setara dengan mplkas
Pernyataan yang setara
X/2 3
2 Memaham konsep yang berkatan dengan aturan pangkat, akar dan logartma,fungs aljabar sederhana, persamaan dan pertdaksamaan kuadrat, sstem persamaan lnear, program lnear, matrks, barsan dan deret, serta mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Menyederhanakan hasl operas bentuk pangkat, akar dan logartma
Dsajkan penjumlahan dan pengurangan berbentuk logartma dengan blangan pokok yang sama, maka sswa dapat menentukan nlanya.
Operas logartma
X/1 4
(16)
P enge m ba nga n Ins trum en P ene lt a n — Ba b I
No Indikator Soal Soal Kunci
Jawaban
Keterangan Distraktor
1. Dapat menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk
Terdapat dua pernyataan sdan t. Apabila pernyataan s bernilai benar dan pernyataan
t bernilai salah, maka pernyataan berikut ini yang bernilai salah adalah.... A. ݏ ר ݐ
B. asat
C. ݐ ֜ ݏ D. ݐ ֜ ݏ E. ݐ ֜ ݏ
E A. Salah konsep B. Salah konsep C. Salah konsep D. Salah konsep E. Kunci Jawaban
2. Dapat menentukan ingkaran suatu implikasi
Negasi dari pernyataan “Jika pentas musik daerah jadi dilaksanakan maka semua siswa bergembira” adalah….
A. Pentas musik daerah jadi dilaksanakan dan semua siswa bergembira B. Pentas musik daerah tidak jadi dilaksanakan dan ada siswa yang bergembira C. Pentas musik daerah jadi dilaksanakan dan ada siswa yang tidak bergembira D. Pentas musik daerah tidak jadi dilaksanakan atau tidak ada siswa yang
bergembira
E. Pentas seni jadi dilaksanakan atau ada siswa tidak yang bergembira
C A. Salah konsep B. Siswa salah
konsep C. Kunci Jawaban D. Salah konsep E. Salah konsep
3. Disajikan tiga premis Premis 1 berbentuk implikasi
Premis 2 berbentuk implikasi
Premis 3 berbentuk implikasi
Siswa dapat menentukan kesimpulan yang sah dari ketiga premis
Diketahui premis-premis berikut ini.
Premis 1 : Jika saya tidak rajin belajar, maka saya tidak akan berhasil lulus ujian. Premis 2 : Jika saya tidak berhasil lulus ujian, maka orang tua tidak akan bahagia. Premis 3 : Orang tua saya bahagia.
Kesimpulan yang sah dari premis-premis tersebut adalah... . A. Jika saya rajin belajar, maka orang tua saya bahagia B. Jika saya tidak rajin belajar , maka orang tua tidak bahadia C. Saya tidak berhasil lulus ujian dan orang tua saya bahagia D. Saya tidak berhasil lulus ujian
E. Saya rajin belajar
E A. Salah konsep B. Salah konsep C. Salah konsep D. Salah konsep E. Kunci Jawaban
(17)
Contoh Instrumen Nontes (Pengembangan Instrumen Self Regulated Learning)
1. Menentukan Tujuan Penyusunan Instrumen
Tujuan penyusunan nstrumen n adalah mengembangkan nstrumen self regulated learning
(SRL).
2. Menentukan teor yang relevan
Untuk keperluan n, penelt dapat mencar teor yang relevan dar buku referens, jurnal-jurnal ataupun peneltan yang telah terdahulu. Contohnya adalah ketka mengembangkan nstrumen SRL, dcar teor-teor yang relevan, sebaga berkut (damblkan dar Her Retnawat, 2015).
Berbaga pendapat dsampakan ahl terkat dengan self regulated learning. Pntrch menyatakan bahwa
“Self-regulated learning, or self-regulation, is an active, constructive process whereby learners set goals for their learning and then attempt to monitor, regulate, and control their cognition, motivation, and behavior, guided and constrained by their goals and the contextual features in the environment” (Schunk, 2005).
Zmmerman menyatakan bahwa “Self-regulated learning strategies are actons and processes drected at acqurng nformaton or skll that nvolve agency, purpose, and nstrumenalty perceptons by learners” (1989, 1990). Hal n berart bahwa seseorang melaksanakan self regulated learnng dalam belajar bla yang bersangkutan mengatur perlaku dan kogsnya secara sstemats dengan memperhatkan aturan yang dbuatnya sendr, mengontrol jalannya pembelajaran yang dlakukannya, mengntegraskan pengetahuan, melath untuk mengngat nformas yang dperoleh, serta mengembangkan dan mempertahankan nla-nla postf pembelajarannya.
Teor kogntf socal dar Bandura (Kvnen, 2013) menyajkan dasar teor dar pengembangan model self regulated learnng dalam dr seseorang, dmana faktor-faktor kontekstual dan perlaku bernteraks dalam suatu ara yang memberkan keuntungan kepada sswa untuk mengatur belajarnya dmana pada waktu yang sama sswa mengatur drnya sendr. Suatu perspektf kogntf soasal berbeda dar sudut pandang nteraks personal, perlaku dan lnkungannya yang serng dsebut proses tradk dar Bandura.
(18)
Regulas dr merupakan proses skls, karena masukan dar kemampuan awal dgunakan untuk membuat keputusan untuk mengulang usaha-usaha yang telah dlakukan. Upaya pengulangan-pengulangan n dperlukan karena orang, lngkungan, dan perlaku selaluu berubah selama pembelajaran yang selalu dobservas dan dpantau.
Pembcaraan self regulated learning mencakup 3 fase, melput forethought and planning phase, performance monitoring phase, dan reflection on performance phase (Zumbrunn, S., Tadlock, J., Danelle, E. 2011). Pada fase pemkran, ada dua hal yang sangat terkat yakn analss tugas dan keyaknan dan motvas dr. Fase control kehendak atau knerja melput pengendalan dr dan pengamatan yang khusus. Fase Refleks dr terdr dar perkembangan dr, dan reaks dr. Ketga fase n salng terkat dan salng mempengaruh yang membentuk sklus. Sklus tersebut dgambarkan sebaga berkut.
Gambar 2. Fase SRL (Zumbrunn, S., Tadlock, J., Danelle, E. 2011)
Pada fase pemkran, dapat dklasfkaskan menjad dua hal yakn analss tugas (melput tujuan pengaturan dr, perencanaan strategs) dan keyaknan motvas dr (keyaknan dr dan oretas tugas). Fase kontrol knerja melput pengendalan dr (nstruks dr, fokus perhatan, strateg penyelesaan tugas). Refleks dr terdr dar pertmbangan dr (evaluas dr dan atrbus) dan juga reaks dr (kepuasan dr dan adaptvtas). Untuk mengetahu skala SRL, Wolkers, Pntrch, Karanennk (2009) mengatakan bahwa perlunya dkembangkan butr terlebh dahulu untuk mengukur
Kontrol Kinerja
Pengendalian Diri (Instruksi diri, fokus perhatian, dan strategi penyelesaian
tugas);
Observasi diri (catatan diri dan eksperimentasi diri)
Pemikiran
Analisis Tugas (menyeting tujuan dan perencanaan strategis);
Keyakinan Motivasi Diri (keyakinan diri dan orientasi tugas)
Fase Refleksi Diri
Pertimbangan Diri (Evaluasi diri dan atribusi)
Reaksi Diri (kepuasan diri dan adaptivitas)
(19)
pengaturan kogns, dkut dengan regulas, motvas, dan perlaku. Ketga hal n perlu dukur dalam konteks akademk.
3. Menyusun ndkator butr nstrumen
Dar teor-teor yang relevan, dkonstruk ndkator-ndkator untuk SRL. Untuk memperjelas tap ndcator, penelt dapat mengembangkan subndkator. Subndkator n dgunakan untuk menyusun butr nstrumen. Contohnya sebaga berkut.
Komponen dan Indikator SRL (dkembangkan dar Zmmerman (2000))
Komponen Indkator Sub Indkator No. Butr
Pemkran Analss Tugas Pengaturan tujuan 1
Perencanaan Strategs 2
Keyaknan Dr Kemampuan dr 3
Orentas tugas 4
Kontrol Knerja
Pengendalan Dr Instruks dr 5
Usaha untuk Fokus belajar 6 Strateg penyelesaan tugas 7 Pengamatan yang Cukup Pemantauan metakogntf 8
Catatan dr 9
Ekspermentas dr 10
Refleks Dr Pertmbangan Dr Evaluas dr 11
Atrbus kausal 12
Reaks dr Kepuasan dr (Hadah) 13
Kepuasan dr (Hukuman) 14
Adaptf/defensf 15
Butr-butr nstrumen kemudan dsusun berdasarkan subndkator tersebut. Contohnya sebaga berkut. Bentuk yang sesua dengan kasus n adalah angket dengan skala Lkert, dengan 4 plhan TP (tdak pernah), J (jarang), S (Serng), SL (Selalu).
(20)
Butir untuk mengukur SRL dengan Likert
No Pernyataan TP J S SL
1 Saya merumuskan tujuan-tujuan kulah/belajar saya, sebelum kegatan dmula
2 Saya merencanakan strateg untuk mencapa tujuan kulah/belajar saya 3 Saya mempercaya kemampuan dr saya untuk berhasl dalam
kulah/belajar
4 Saya mentkberatkan usaha mencapa tujuan kulah/belajar saya dbandngkan dengan kegatan lan.
5 Saya membuat jadwal untuk dr sendr terkat dengan pencapaan tujuan kulah/belajar saya
6 Saya mengupayakan dr untuk focus belajar
7 Saya menyusun strateg palng tepat untuk penyelesaan tugas kulah/belajar
8 Saya membuat peta kegatan/aktvtas telah saya lakukan
9 Saya membuat catatan apa yang telah saya lakukan bak yang berhasl maupun yang belum
10 Jka ada hal yang membuat saya gagal, saya akan berusaha lag dengan strateg lan.
11 Setelah selesa melakukan kegatan dan melhat haslya (msal akhr semester) saya melakukan evaluas.
12 Saya mencermat penyebab keberhaslan atau kegagalan usaha saya. 13 Setelah mencapa hal sesua target kulah/belajar, saya member hadah
untuk dr sendr.
14 Saya menghukum dr sendr jka ada hal dar dr sendr yang menyebabkan saya gagal mencapa target kulah/belajar.
15 Jka suatu strateg kulah/belajar yang saya gunakan berhasl, saya akan menggunakannya lag.
(21)
15 | B a b I I V a l d t a s I n s t r u m e n
Bab II
VALIDITAS INSTRUMEN
Ada berbaga pendapat mengena valdtas untuk nstrumen yang dgunakan pengukuran, bak d bdang penddkan maupun pskolog. Menurut American Educational Research Association, American Psychological Association, and
National Council on Measurement n Educaton (AERA, APA, and NCME) dalam
Standards for Educational and Psychological Testing, valdtas merujuk pada derajat dar fakta dan teor yang mendukung nterpretas skor tes, dan merupakan pertmbangan palng pentng dalam pengembangan tes (1999). Ahl lan mengemukakan bahwa valdtas suatu alat ukur adalah sejauhmana alat ukur tu mampu mengukur apa yang seharusnya dukur (Nunnally, 1978, Allen & Yen, 1979: 97; Kerlnger, 1986; Syafudn Azwar, 2000: 45).
Sementara tu, Lnn & Gronlund (1995) menjelaskan valdtas mengacu pada kecukupan dan kelayakan nterpretas yang dbuat dar penlaan, berkenaan dengan penggunaan khusus. Pendapat n dperkuat oleh Messck (1989) bahwa valdtas merupakan kebjakan evaluatf yang terntegras tentang sejauhmana fakta emprs dan alasan teorets mendukung kecukupan dan kesesuaan nferens dan tndakan berdasarkan skor tes atau skor suatu nstrumen. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dsmpulkan bahwa valdtas akan menunjukkan dukungan fakta emprs dan alasan teorets terhadap terhadap nterpretas skor tes atau skor suatu nstrumen, dan terkat dengan kecermatan pengukuran.
Valdtas tu dapat dkelompokkan menjad tga tpe, yatu: (1) valdtas krtera (criterion-related), (2) valdtas s, dan (3) valdtas konstruk (Nunnally, 1978, Allen & Yen, 1979, Fernandes, 1984, Woolfolk & McCane, 1984, Kerlnger, 1986, dan Lawrence, 1994). Valdtas n dapat dketahu melalu fakta keberadaaan valdtas. Sumber fakta valdtas dapat dkelompokkan menjad s tes, proses respons,
(22)
16 | B a b I I V a l d t a s I n s t r u m e n
struktur nternal, hubungan dengan varabel lan, dan konsekuens dar pelaksanaan tes (AERA, APA, and NCME, 1999; Czek, et al., 2008). Keberadaan valdtas dar suatu perangkat tes n dapat dketahu melalu analss s tes dan analss emprs dar skor tes data respons butr (Lsstz & Samuelsen, 2007).
Valdtas berdasarkan krtera dbedakan menjad dua, yatu valdtas predktf dan valdtas konkuren. Fernandes (1984) mengatakan valdtas berdasarkan krtera dmaksudkan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana tes mempredks kemampuan peserta d masa mendatang (predictive validity) atau mengestmas kemampuan dengan alat ukur lan dengan tenggang waktu yang hampr bersamaan (concurrent validity). Hal senada juga dsampakan oleh Lawrence (1994) yang mengatakan bahwa tes dkatakan memlk valdtas predktf bla tes tu mampu mempredkskan kemampuan yang akan datang. Dalam analss valdtas predktf, performans yang hendak dpredkskan dsebut dengan krtera. Besar keclnya harga estmas valdtas predktf suatu nstrumen dgambarkan dengan koefsen korelas antara predktor dengan krtera tersebut.
Valdtas s suatu nstrumen adalah sejauhmana butr-butr dalam nstrumen tu mewakl komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan s objek yang hendak dukur dan sejauh mana butr-butr tu mencermnkan cr perlaku yang hendak dukur (Nunnally, 1978; Fernandes, 1984). Sementara tu Lawrence (1994) menjelaskan bahwa valdtas s tu keterwaklan pertanyaan terhadap kemampuan khusus yang harus dukur. Berdasarkan hal n, dapat dsmpulkan bahwa valdtas s terkat dengan analss rasonal terhadap doman yang hendak dukur untuk mengetahu keterwaklan nstrumen dengan kemampuan yang hendak dukur.
Valdtas konstruk adalah valdtas yang menunjukkan sejauhmana nstrumen mengungkap suatu kemampuan atau konstruk teorets tertentu yang hendak dukurnya (Nunnally, 1978, Fernandes, 1984). Prosedur valdas konstruk dawal dar suatu dentfkas dan batasan mengena varabel yang hendak dukur dan dnyatakan dalam bentuk konstruk logs berdasarkan teor mengena varabel tersebut. Dar teor n dtark suatu konskuens prakts mengena hasl pengukuran pada
(23)
konds tertentu, dan konskuens nlah yang akan duj. Apabla haslnya sesua dengan harapan maka nstrumen tu danggap memlk valdtas konstruk yang bak.
Pada tes prestas belajar, valdtas merupakan syarat yang sangat dperlukan dalam pengembangan tes. Menurut pendapat Srec yang ddukung Lsstz & Samuelsen (2007), valdas tes yang dpergunakan dalam duna penddkan sebaknya melbatkan analss s tes dan analss emprs dar skor tes dan data respons terhadap butr oleh peserta tes. Analss s tes terkat dengan valdtas s yang selanjutnya dperlukan juga analss emprs untuk mengetahu valdtas konstruk. Kedua analss n dmaksudkan agar tes d duna penddkan memenuh syarat tes yang standar.
A. Membuktikan Validitas Isi
Valdtas s dtentukan menggunakan kesepakatan ahl. Kesepakatan ahl bdang stud atau serng dsebut dengan domain yang dukur menentukan tngkatan valdtas s (content related). Hal n dkarenakan nstrumen pengukuran, msalnya berupa tes atau angket dbuktkan vald jka ahl (expert) meyakn bahwa bahwa nstrumen tersebut mengukur penguasaan kemampuan yang ddefnskan dalam doman ataupun juga konstruk pskolog yang dukur. Untuk mengetahu kesepakatan n, dapat dgunakan ndeks valdtas, dantaranya dengan ndeks yang dusulkan oleh Aken (1980; 1985; Kumad, 2014). Indeks valdtas butr yang dusulkan Aken n drumuskan sebaga berkut:
ܸ= σ ௦
(ିଵ) ...(2.1)
dengan V adalah ndeks kesepakatan rater mengena valdtas butr; s skor yang dtetapkan setap rater dkurang skor terendah dalam kategor yang dpaka (s = r – lo,
dengan r = skor kategor plhan rater dan lo skor terendah dalam kategor
penyekoran); n banyaknya rater; dan c banyaknya kategor yang dapat dplh rater. Berdasarkan pendapat tersebut, ndeks Aken V merupakan ndeks kesepakatan rater terhadap kesesuaan butr (atau sesua tdaknya butr) dengan ndkator yang ngn dukur menggunakan butr tersebut. Jka dterapkan untuk
(24)
nstrument pengukuran, menurut seorang rater maka n dapat dgant dengan m (banyaknya butr dalam satu nstrumen). Indeks V n nlanya berksar dantara 0-1. Contoh membuktkan valdtas s dar nstrumen yang dsajkan selengkapnya pada Bab 3. Dar hasl perhtungan ndeks V, suatu butr atau perangkat dapat dkategorkan berdasarkan ndeknya. Jka ndeksnya kurang atau sama dengan 0,4 dkatakan valdtasnya kurang, 0,4-0,8 dkatakan valdtasnya sedang, dan jka lebh besar dar 0,8 dkatakan sangat vald.
Cara lan membuktkan valdtas s dengan kesepakatan ahl adalah dengan menggunakan ndeks kesepakatan ahl yang dsarankan oleh Gregory (2007). Indeks n juga berksar dantara 0-1. Dengan membuat tabel kontngens pada dua ahl, dengan kategor pertama tdak relevan dan kurang relevan menjad kategor relevans lemah, dan kategor kedua untuk yang cukup relevan dan sangat relevan yang dbuat kategor baru relevans kuat. Indeks kesepakatan ahl untuk valdtas s merupakan perbandngan banyaknya butr dar kedua ahl dengan kategor relevans kuat dengan keseluruhan butr. Contoh selengkapnya dsajkan pada Bab 3.
Ada hal lan yang perlu dperhatkan terkat dengan valdtas s. Keterwaklan ndkator dar doman yang akan dukur benar-benar perlu menjad perhatan. Beberapa ahl menggolongkan hal n sebaga valdtas logs. Kebenaran konsep yang dnyatakan dalam nstrumen merupakan hal yang dapat djadkan krtera dan bahan pertmbangan untuk mengs skor dalam format penlaan. Jka nstrumen berbentuk plhan ganda, maka keberadaan kunc jawaban, keberfungsan dstraktor, format penulsan, keterbacaan butr,dan juga berfungsnya gambar atau tabel juga dapat djadkan pertmbangan. Beberapa ahl mengategorkan n sebaga valdtas kenampakan (face validity).
(25)
B. Membuktikan Validitas Konstruk
Cara kedua pembuktan valdtas nterpretas skor hasl pengukuran adalah dengan membuktkan kebermaknaan skor hasl pengukuran (meaningfulness). Cara n oleh Popham (1995) dsamakan dengan pembuktan construct related validity. Proses pembuktannya dapat dlakukan dengan membuktkan bahwa konstruk nstrumen memang ada (exists) dan kemudan dbuktkan hasl pengukurannya secara emprs. Pendapat tersebut juga ddukung Kumad (2014). Pendekatan yang dplh berupa pembuktan bahwa konstruk yang dhpotesskan dapat dkonfrmas keberadaannya. Analss yang banyak dgunakan antara lan dengan analss faktor eksplorator (exploratory factor analysis, EFA) maupun konfrmator (confirmatory factor analysis, CFA).
Dalam suatu peneltan, basanya dgunakan nstrument yang melbatkan butr-butr yang banyak. Untuk memaham data sepert n, basanya dgunakan analss faktor. Analss faktor dgunakan untuk mereduks data, dengan menemukan hubungan antar varabel yang salng bebas (Stapleton, 1997), yang kemudan terkumpul dalam varable yang jumlahnya lebh sedkt untuk mengetahu struktur dmens laten (Anonm, 2001; Garson,2006) , yang dsebut dengan faktor. Faktor n merupakan varable yang baru, yang dsebut juga dengan varable latent, varable konstruk dan memlk sfat tdak dapat dketahu langsung (unobservable). Analss faktor dapat dlakukan dengan dua cara, yakn analss faktor eksplorator (eksploratory factor analysis) dan analss faktor confrmatory (confirmatory faktor analysis).
Ide dasar analss faktor bak eksplorator maupun konfrmator adalah mereduks banyaknya varable. Msalkan varabel awalnya adalah x1, …, xq, yang
selanjutnya akan dtemukan hmpunan faktor laten [1, …, [n (dengan q > n). Varabel
observable tergantung pada kombnas lnear faktor laten [1 yang dnyatakan dengan
(26)
20 |
Dengan G (kesalahan pengukuran) merupakan bagan unk dar x yang dasumskan
tdak berkorelas dengan [1,[2, ...., [n. Untuk zj, maka G z Gj. Bagan unk terdr
dar faktor khusus sdan suatu kesalahan pengukuran acak e.
Analss faktor eksplorator merupakan suatu teknk untuk mendeteks dan mengases sumber laten dar varas atau kovaras dalam suatu pengukuran (Joreskog & Sorbom, 1993). Analss faktor eksplorator bersfat mengeksplor data emprs untuk menemukan dan mendeteks karakterstk dan hubungan antar varable tanpa menentukan model pada data. Pada analss n, penelt tdak memlk teor a priori
untuk menyusun hpotess (Stapleton, 1997). Mengngat sfatnya yang ekploras nlah, hasl analss faktor eksplorator n lemah. Hasl analss, yang menjelaskan hubungan antar varable semata, juga tdak ddasarkan pada teor yang ada. Hasl analss juga hanya tergantung data emprs, dan jka varable terobservasnya banyak, hasl analss akan sult dmakna (Stapleton, 1997). Basanya analss faktor terkat erat dengan pertanyaan tentang valdtas (Nunally, 1978). Ketka faktor-faktor terdentfkas dhubungkan, analss faktor eksplorator menjawab pertanyaan tenang valdtas konstruk, apakah suatu skor mengukur apa yang seharusnya dukur.
Sebaga contoh data NPV.RAW pada TUTORIAL LISREL 8.51. Data n merupakan data yang dkumpulkan Holznger dan Swnwford pada tahun 1939 dengan menggunakan 21 tes pskolog yang dkut 145 sswa d Chcago. Ada 9 jens tes, yang danggap sebaga varabel observable, yakn VISPERC, CUBES,
LOZENGES, PARCOM, SENCOM, WORDMEAN, ADDITION, COUNTDOT dan
SCCAPS. Secara eksplorator, yang dsajkan dalam Tabel 2.1 setelah melalu proses
rotas Promax, 9 varabel tersebut dapat dsederhanakan menjad 3 faktor baru yakn
component 1 (VISPERC, CUBES, LOZENGES), component 2 (PARCOM, SENCOM,
WORDMEAN) dan komponen 3 (ADDITION, COUNTDOT dan SCCAPS)(Dsarkan
dar Her Retnawat, 2009, evaluaton-edu.com).
Pada komponen 1, mungkn akan dapat mudah dntrepretaskan, bahwa varable VISPERC (pandangan vsual), CUBES(kubus), LOZENGES (belah ketupat)
(27)
21 | B a b I I V a l d t a s I n s t r u m e n
terkat dengan konsep geometr. Demkan pula komponen 2, PARCOM (parable, perumpamaan/ parafrase), SENCOM (sentence-kalmat), WORDMEAN (art kata) dapat dmakna bahwa faktor n terkat dengan kemampuan verbal. Namun pada komponen ketga yang merupakan kumpulan varable ADDITION (penjumlahan),
COUNTDOT (menghtung ttk) dan SCCAPS (straight-curved capital, huruf
lurus-lengkung) akan sult dmakna. varable ADDITION (penjumlahan) terkat dengan ketepatan, COUNTDOT (menghtung ttk) terkat dengan keteltan dan SCCAPS
mash berbau konsep geometr. Namun hasl n tetap dapat dgunakan untuk membangun model hubungan antar varable, yang dapat dgunakan untuk membuat/menyusun hpotess peneltan yang lan. Hasl selengkapnya dsajkan pada Tabel 2.1.
Ada beberapa krtk ang terkat dengan analss faktor ekplorator. Menurut Mulak (Stapleton, 1997), untuk memperoleh pengetahuan, yang perlu dlakukan terlebh dahulu adalah membuat asums pror. Pada analss faktor ekplorator, hubungan kausal dasumskan lnear. Kenyataannya, tdak semua varabel bersfat lnear. Proses penemuan struktur faktor, semata-mata dlakukan secara mekank dengan metode tertentu dan dengan rotas.
Tabel 2.1
Contoh Hasl Analss Faktor Eksplorator
Component Score Coefficient Matrix
Varabel Component
1 2 3
VISPERC .028 .059 .349 CUBES -.046 -.049 .415 LOZENGES .027 -.022 .400 PARCOM .365 -.020 .017 SENCOM .362 .047 -.036 WORDMEAN .363 -.029 .013
ADDITION .048 .450 -.142 COUNTDOT -.060 .441 .057
SCCAPS .024 .303 .177
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
(28)
22 | B a b I I V a l d t a s I n s t r u m e n
Ada beberapa krtk yang terkat dengan analss faktor ekplorator. Menurut Mulak (Stapleton, 1997), untuk memperoleh pengetahuan, yang perlu dlakukan terlebh dahulu adalah membuat asums pror. Pada analss faktor ekplorator, hubungan kausal dasumskan lnear. Kenyataannya, tdak semua varabel bersfat lnear. Alam penemuan struktur faktor, semata-mata dlakukan secara mekank dengan metode tertentu dan dengan rotas.
Berbeda dengan analss faktor eksplorator, analss faktor konfrmator dgunakan untuk menguj model yang telah dasumskan untuk ddeskrpskan, djelaskan untuk model data emprs dengan menggunakan parameter yang lebh sedkt dbandngkan dengan varable terobservas (Joreskog dan Sorbom, 1993; Steward, dalam Anonm, 2001). Model yang dbangun ddasarkan pada nformas a pror tentang struktur data dalam bentuk teor khusus atau hpotess (Garson, 2006). Teor khusus atau hpotess yang dbangun ddasarkan pada teor yang telah ada atau hasl peneltan sebelumnya.
EFA dgunakan ketka model pengukuran dar konstruk nstrumen mash dcar ataupun dlakukan eksploras. Namun pada CFA, ketka model pengukuran telah ada teornya, konstruk nstumen tersebut tnggal dbuktkan atau dkonfrmas. Pada CFA, membuktkan valdtas konstruk n khususnya menggunakan model pengukuran (measurement model). Menurut Khumad, (2014) analss dapat dlakukan dengan first order CFA, dan jka belum konklusf perlu dlakukan second
order analysis. Analss dengan EFA dan CFA dsajkan pada Bab 4.
C. Membuktikan Validitas Kriteria
Membuktkan valdtas krtera merupakan cara ketga dalam membuktkan valdtas. Valdtas n dbuktkan dengan melhat kebermanfaatan dar nterpretas skor hasl pengukuran (usefulness). Pendekatan yang dpaka dapat dalam bentuk
criterion-related validation (Popham, 1995). Pada pembuktan valdtas dengan cara n, dperlukan skor hasl pengukuran menggunakan nstrumen lan yang lebh
(29)
23 | B a b I I V a l d t a s I n s t r u m e n
terstandar. Msalnya ketka membuktkan valdtas tes bahasa Inggrs, dgunakan tes bahasa Inggrs yang lebh terstandar sebaga krteranya, msalnya TOEFL atau IELTS yang telah daku d seluruh duna. Pendekatan analssnya serng menggunakan yakn analss dengan korelas, msalnya korelas product-moment. Jka krtera yang telah ada saat skor penlaan dperoleh atau rentang waktu perolehan kedua data tdak terlalu lama, maka valdasnya bersfat konkuren sehngga serng dsebut dengan concurrent validity. Jka krtera keberhaslan dtunggu beberapa lama, msalnya kurun waktu tertentu, maka valdasnya bersfat predktf, sehngga serng dsebut dengan predictive validity. Pendekatan korelas n perlu dkoreks terlebh dahulu, yang dalam pskometr dsebut rumus “correction for attenuation” (Allen & Yenn, 1979). Koreks atenuas merupakan koreks terhadap ketdakrelabelan pengukuran konstruk dan krteranya.
Valdtas krtera dketahu dengan mengestmas korelas skor tes peserta dengan skor krtera. Korelas n dsebut dengan koefsen valdtas (Lnn & Gronlund, 1995), yang menyatakan derajat hubungan antara predktor dengan krtera. Salah satu manfaat dengan adanya valdtas krtera yakn dapat mempredkskan suatu skor kemampuan ke skor krtera dalam rangka mempredkskan kemampuan atau performen peserta tes. Predks n dlakukan melalu persamaan regres.
Ada dua macam regres yang dapat dgunakan. Model yang pertama yakn regres sederhana atau regres tunggal, dengan predktor hanya satu varabel saja (Pedhazur, 1973, Klenbaum, dkk.,1988; Walpole, dkk., 2002). Model n dtulskan dengan
X b b
Yˆ 0 1 ... (2.2)
dengan Yˆ merupakan hasl predks, b0 konstanta, b1 koefsen predktor, dan X
merupakan predktor.
Model yang kedua yakn regres ganda, dengan predktor lebh dar satu varabel. Pada kasus kedua n, dgunakan jka tes terdr dar beberapa subtes, dan predktor
(30)
merupakan jumlahan skor dar subtes-subtes yang berada dalam seperangkat tes. Model regres ganda dengan dua predktor dsajkan pada persamaan 2.
2 2 1 1 0
ˆ b bX b X
Y ...(2.3)
dengan Yˆ merupakan hasl predks, b0 konstanta, b1 koefsen predktor pertama, X1
predktor pertama, b2 koefsen predktor kedua, dan X2 merupakan predktor kedua. Kedua model n belum dbandngkan yang palng akurat, untuk mempredkskan skor krtera kemampuan peserta tes.
D. Praktek Pembuktian Validitas yang Keliru
D masyarakat lmah, sepert pada laporan peneltan, skrps, maupun tess, ada beberapa praktek pembuktan valdtas yang belum memenuh defns valdtas yang telah dpaparkan sebelumnya. Kumad (2014) menyatakan bahwa
“...banyak praktk pembuktan valdtas yang dlakukan oleh mahasswa atau penelt yang sebenarnya belum memenuh defns valdtas. Pendekatan n tentu perlu dpertanyakan dan sebaknya dtnggalkan dan dhndar. Pendekatan yang harus dhndar yang dmaksudkan adalah pembuktan valdtas yang ddasarkan pada analss butr (item analysis), terutama pemakaan koefsen korelas skor butr dan skor total tes (rx).”
Berdasarkan pernyataan tersebut, membuktkan valdta butr dengan menghtung korelas butr dengan total perlu dhndar. Lebh lanjut Kumad (2004) mengurakan ketdaktepatan pemakaan korelas product-moment (rx) n sebaga
ndeks valdtas butr sebaga sebuah kekelruan dan perlu dhndar. Alasan yang dkemukakan rx hanya merupakan (1) ndeks daya beda butr; (2) bagan dar ndeks
relabltas butr; dan (3) homogentas tem (dalam satu set tes atau nstrumen). Alasan rx dpaka sebaga ndeks valdtas dengan menggunakan internal criterion
dkarenakan kesultan menemukan external criterion tdak dapat dterma, karena dengan menggunakan internal criterion rx lebh dekat ke analss relabltas
(31)
Terkat dengan pernyataan-pernyataan tersebut, kesalahan pembuktan valdtas yang serng terjad d duna akadems maupun peneltan pada umumnya adalah membuktkan valdtas dengan menghtung korelas butr dengan total. Demkan pula halnya dengan stlah, yang serng dgunakan yakn menguj valdtas. Seharusnya, berdasarkan pendapat ahl, termnolog yang betul adalah membuktikan validitas, bukan menguji validitas. Adapun caranya, pembuktan valdtas yang sesua dengan defns valdtas, perlu dgarsbawah terbuktnya valdtas s, konstruk, dan krtera. Dalam suatu peneltan, valdtas s dapat dbuktkan melalu ahl yang menla relevans tap butr nstrumen kemudan hasl penlaan n dgunakan untuk menghtung ndeks kesepakatan ahl dengan ndeks Aken atau ndeks Gregory. Valdtas konstruk dapat dbuktkan dengan analss faktor, bak eksplorator maupun konfrmator. Valdtas krtera dapat dbuktkan dengan mengetahu besarnya korelas antara skor responden yang dperoleh dengan nstrumen tersebut terhadap skor yang danggap sebaga krtera. Prosedur membuktkan valdtas s dbahas secara detal pada Bab 3.
(32)
Bab III
MEMBUKTIKAN VALIDITAS ISI
Sepert telah djelaskan pada Bab 2, membuktkan valdtas s dlakukan melalu kesepakatan ahl (expert judgement). Expert atau ahl yang dmaksudkan adalah orang yang memlk kepakaran pada pada bdangnya, tentu saja dengan bdang yang sesua dengan nstrumen untuk peneltan. Langkah-langkah untuk membuktkan valdtas s yatu:
1. Memberkan ks-ks dan butr nstrumen, berkut rubrk penskorannya jka ada kepada beberapa ahl yang sesua dengan bdang yang dtelt untuk mohon masukan. Banyaknya ahl yang dmohon untuk member masukan palng tdak 3 orang ahl dengan kepakaran yang relevan dengan bdang yang dtelt.
2. Masukan yang dharapakan dar ahl berupa kesesuaan komponen nstrumen dengan ndcator, ndkator dengan butr, benarnya substans butr, kejelasan kalmat dalam butr, jka merupakan tes, maka pertanyaan harus ada jawabannya/kuncnya, kalmat-kalmat tdak membngungkan, format tulsan, smbol, dan gambar yang cukup jelas. Proses n serng dsebut telaah kualtatf yang melput aspek substans, bahasa, dan budaya.
3. Berdasarkan masukan ahl tersebut, ks-ks dan atau nstrumen kemudan dperbak.
4. Memnta ahl untuk menla valdtas butr, berupa kesesuaan antara butr dengan ndkator. Penlaan n dapat dlakukan msalnya dengan skala Lkert (Skor1: Tdak Vald, Skor 2= kurang vald, Skor 3= cukup vald, skor 4= vald, skor 5 = sangat vald). Dapat pula penskoran dengan melhat relevans butr dengan ndcator (Skor1: Tdak Relevan, Skor 2= kurang relevan, Skor 3= cukup relevan, skor 4= relevan, skor 5 = sangat relevan).
(33)
5. Menghtung ndeks kesepakatan ahl (rater agreement) dengan ndeks Aken V atau ndeks Gregory, yang merupakan ndeks untuk menunjukkan kesepakatan hasl penlaan para ahl tentang valdtas, bak untuk butr maupun untuk perangkatnya.
Pada bab n dsajkan dua contoh kasus, yatu membuktkan valdtas s nstrumen peneltan yang berupa tes dan yang berupa nontes.
A. Membuktikan Validitas Isi Instrumen Tes
Pada pengembangan nstrumen pengukuran, msalnya tes, dkembangkan ks-ks dahulu dan butr perangkatnya, mnmal memuat ndkator, bentuk nstrumen/tes, kemudan butr soal, dan penskorannya (pada kasus n penskoran tdak dtulskan karena perlu tempat yang cukup banyak). Kemudan ks-ks berkut (dajkan pada Tabel 3.1) dan butr-butr nstrumennya dberkan kepada 3 orang ahl untuk dvaldas, dengan memberkan masukan terkat butr-butr nstrumen sekalgus mengs kesesuaan butr dengan ndkator. Contoh format penlaan oleh ahl untuk mengetahu kesesuaan butr dengan ndkator dsajkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Contoh Instrumen (Tes Prestas Matematka)
(Instrumen n dberkan kepada penddk matemata SMP kelas IX, dalam rangka memotret kesultan penddk dalam memecahkan masalah sult dalam ujan nasonal SMP, Her Retnawat, dkk. 2013)
No. Indkator Bentuk nstrumen Butr 1 Menentukan luas
permukaan kerucut.
Tes Uraan (Rubrk dsajkan d form lan)
Dketahu sebuah kerucut tanpa alas. Jar-jar kerucut tersebut 5 cm dan tnggnya 12 cm. Tentukan luas permukaan kerucut tersebut!
2 Menentukan
persamaan gars yang tegal lurus degan gars lan kemudan
Tes Uraan (Rubrk dsajkan d form lan)
Suatu gars memlk persamaan 2y=3x +5. Tentukanlah sebuat persamaan gars yang tegak lurus dengan gars tersebut dan
(34)
menggambarkannya dalam bdang
koordnat yang sama.
melalu (-2,3). Gambarlah kedua gars tersebut pada satu bdang koordnat.
3 Menentukan panjang ss pada segtga-segtga yang sebangun.
Tes Uraan (Rubrk dsajkan d form lan)
Perhatkanlah gambar berkut.
Perhatkanlah gambar berkut.
Jka PQ = ST = 12 cm, SR = 13 cm dan UP
= 20 cm, tentukanlah panjang TU.
P
Q
R
S
T
U
4 Menentukan volum kerucut
Tes Uraan (Rubrk dsajkan d form lan)
Sebuah kerucut yang tnggnya 24 cm dan panjang gars peluksnya 25 cm. Tentukanlah volume kerucut tersebut.
5 Menyelesakan permasalahan yang terkat dengan rerata dar suatu data.
Tes Uraan (Rubrk dsajkan d form lan)
Rataan nla ujan Matematka dar 30 sswa adalah 55. Ada 3 orang yang mengkut ujan susulan, rerata ketga orang yang mengkut ujan susulan tersebut adalah 61. Berapakah nla rerata 3 orang tersebut?
(35)
Setelah masng-masng ahl melakukan penlaan, selanjutnya drekap hasl untuk semua ahl, yang juga dsebut dengan rater atau valdator dalam satu tabel. Contoh hasl tabulas dar 3 ahl msalnya dsajkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.2. Format penlaan ahl untuk mengetahu kesesuaan butr dengan ndkator
No.
Skor Relevans Butr dengan Indkator Keterangan
1 2 3 4 5
Tdak Relevan
Kurang Relevan
Cukup
Relevan Relevan
Sangat Relevan 1
2 3 4 5
Tabel 3.3. Contoh hasl tabulas dar 3 rater No. Butr Ahl 1 Ahl 2 Ahl 3
1 5 4 4
2 3 5 5
3 5 3 4
4 4 3 3
5 3 4 5
Dengan menggunakan formula (2.1), selanjutnya dhtung V untuk masng-masng butr. Hasl Selengkapnya dsajkan pada Tabel 3.4., yang selanjutnya dperoleh ndeks ndeks kesepakatan ahl mengena valdtas butr.
Tabel 3.4. Contoh hasl menghtung ndeks kesepakatan ahl mengena valdtas No. Butr Rater 1 Rater 2 Rater 3 s1 s2 s3 ¦ s V
1 5 4 4 4 3 3 10 0,83
2 3 5 5 2 4 4 10 0,83
3 5 3 4 4 2 3 9 0,75
4 4 3 3 3 2 2 7 0,58
(36)
Selanjutnya hasl tersebut dnterpretaskan, Jka ndeks kesepakatan tersebut kurang dar 0,4 maka dkatakan valdtasnya rendah, dantara 0,4-0,8 dkatakan valdtasnya sedang (mediocare) dan jka lebh dar 0,8 dkatakan tngg,
Cara lan membuktkan valdtas s dengan kesepakatan ahl adalah dengan menggunakan ndeks kesepakatan ahl yang dsarankan oleh Lawshe dan Martuza (Gregory, 2007).
Pada contoh nstrumen tes d atas, sebelum ke ahl dbuat nstrumen terlebh dahulu. Instrumen n untuk mengetahu skor relevans butr. Selanjutnya ahl memberkan penlaan, apakah butr relevan dengan ndcator. Contoh nstrumen dsajkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Penlaan Relevans Butr dengan Indkator No.
Butr
Skor Relevans Butr dengan Indkator
1 2 3 4
Tdak Relevan Kurang Relevan Cukup Relevan Sangat Relevan 1.
2. 3. 4. 5.
Setelah ahl menla kesesuaan butr dengan ndkator, dbuat tabulas dar kedua ahl atau rater tersebut. Contoh hasl penlaan dsajkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Contoh hasl tabulas dar 2 rater No. Butr Ahl 1 Ahl 2
1 4 4
2 3 4
3 2 3
4 2 1
(37)
Selanjutnya kategor pertama tdak relevan (skor 1) dan kurang relevan (skor 2) dkategorkan ulang menjad kategor relevans lemah, dan kategor kedua untuk yang cukup relevan (skor 3) dan sangat relevan (skor 4) yang dbuat kategor baru relevans kuat. Contoh hasl membuat kategor ulang dsajkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Contoh hasl kategor ulang dar dua ahl No. Butr Ahl 1 Ahl 2
1 Kuat Kuat
2 Kuat Kuat
3 Lemah Kuat 4 Lemah Lemah
5 Kuat Kuat
Dengan membuat tabel kontngens pada dua ahl, untuk ahl 1 dan ahl 2, pada relevans lemah dan kuat.
Tabel 3.7. Tabel Kontngens kategor ulang dar dua ahl Rater 1
Lemah Kuat Rater
2
Lemah 1 0
Kuat 1 3
Indeks kesepakatan ahl untuk valdtas s merupakan perbandngan banyaknya butr dar kedua ahl dengan kategor relevans kuat dengan keseluruhan butr. Contoh pertolongan untuk menghtung ndeks Gregory dsajkan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Tabel Kontngens untuk Menghtung Indeks Gregory
Rater 1 Lemah Kuat Rater
2
Lemah A B
(38)
32 |Bab III Membuktikan Validitas Isi
Koefsen valdtas s =
(ାାା) (Gregory, 2007).
Pada contoh kasus tersebut, koefsen valdtas s =3/(1+0+1+3) =0,6.
Selanjutnya hasl tersebut dnterpretaskan, Jka ndeks kesepakatan tersebut kurang dar 0,4 maka dkatakan valdtasnya rendah, dantara 0,4-0,8 dkatakan valdtasnya sedang (mediocare) dan jka lebh dar 0,8 dkatakan tngg. Pada kasus n karena koefsen valdtas snya 0,6, maka dkatakan valdtasnya sedang.
B. Membuktikan Validitas Isi Instrumen Nontes
Pada contoh kedua, akan dsajkan membuktkan valdtas s nstrumen non tes yang berupa angket untuk mengukur self-regulated learning mahasswa penddkan Matematka (Her Retnawat, 2015). Pada awalnya penelt mendefnskan dahulu self-regulated learning berkut konstruk teornya berdasarkan pendapat ahl. Selanjutnya dsusun ks-ks nstrumen untuk self-regulated learning
yang terdr dar 16 butr. Komponen dan ndcator SRL dsajkan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Komponen dan Indkator SRL
Komponen Indkator Sub Indkator Butr
Pemkran Analss Tugas Pengaturan tujuan 1
Perencanaan Strategs 2
Keyaknan Dr Kemampuan dr 3
Kejelasan tujuan yang akan dcapa
4 Kontrol
Knerja
Pengendalan Dr Instruks dr, ctra dr 5 Usaha untuk Fokus belajar 7 Strateg penyelesaan tugas 6,8 Pengamatan yang Cukup Pemantauan metakogntf 9
Catatan dr 10
Refleks Dr Pertmbangan Dr Evaluas dr 11
Atrbus kausal 12
Reaks dr Kepuasan dr 13,14
(39)
Berdasarkan ndkator tersebut, kemudan dsusun menjad butr-butr angket. Hasl penyusunan tersebut dsajkan pada Tabel 3.10. Indkator dan butr n kemudan dberkan kepada 3 orang ahl, 2 ahl pskolog dan 1 orang ahl pengukuran penddkan MIPA. Ketga ahl memberkan masukan-masukan mengena konstruk nstrumen dan butr-butr pada angket. Masukan-masukan dar ahl dsajkan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.10. Butr untuk mengukur SRL dengan Skala Lkert
No Pernyataan TP J S SL
1 Saya merumuskan tujuan-tujuan kulah/belajar saya 2 Saya merencanakan strateg untuk mencapa tujuan
kulah/belajar saya
3 Saya mempercaya kemampuan dr saya untuk berhasl dalam kulah/belajar
4 Saya mengetahu cara mencapa tujuan kulah/belajar saya dengan jelas
5 Saya membuat jadwal untuk dr sendr terkat dengan pencapaan tujuan kulah/belajar saya
6 Saya menru strateg orang yang berhasl dalam kulah/belajar
7 Saya mengupayakan dr untuk focus belajar
8 Saya menyusun strateg yang kra-kra palng tepat untuk penyelesaan tugas kulah/belajar
9 Saya membuat peta dar apa yang telah saya lakukan 10 Saya membuat catatan apa yang telah saya lakukan bak
yang berhasl maupun yang belum
11 Setelah selesa melakukan kegatan dan melhat haslya (msal akhr semester) saya melakukan evaluas,
12 Saya mencermat penyebab keberhaslan atau kegagalan usaha saya,
13 Setelah mencapa hal sesua target kulah/belajar, saya member hadah untuk dr sendr,
14 Saya menghukum dr sendr jka ada hal yang membuat saya gagal mencapa target kulah/belajar,
15 Jka ada hal yang membuat saya gagal, saya akan berusaha lag dengan strateg lan,
16 Jka suatu strateg kulah/belajar yang saya gunakan berhasl, saya akan menggunakannya lag,
(40)
Tabel 3.11 Masukan Perbakan Butr dar Ahl
Ahl ke- Masukan Tndak lanjut
1,2 Ctra dr tdak masuk pengendalan dr
Butr 6 tdak dpaka, ks-ks dperbak
1,3 Perbakan redaks butr 1 Perbakan butr 1 1,2 Perbakan redaks butr 4 Perbakan butr 4 2,3 Perbakan redaks butr 14 Perbakan butr 4
Selanjutnya ks-ks dan butr-butr dperbak berdasarkan masukan ahl tersebut. Haslnya dsajkan pada Tabel 3.12 untuk ks-ks dan Tabel 3.13 untuk butr.
Tabel 3.12. Komponen dan Indkator (Hasl Revs)
Komponen Indkator Sub Indkator Butr
Pemkran Analss Tugas Pengaturan tujuan 1 Perencanaan Strategs 2
Keyaknan Dr Kemampuan dr 3
Orentas tugas 4
Kontrol Knerja
Pengendalan Dr Instruks dr 5
Usaha untuk Fokus belajar 6 Strateg penyelesaan tugas 7 Pengamatan yang
Cukup
Pemantauan metakogntf 8
Catatan dr 9
Ekspermentas dr 10
Refleks Dr
Pertmbangan Dr Evaluas dr 11
Atrbus kausal 12
Reaks dr Kepuasan dr (Hadah) 13
Kepuasan dr (Hukuman) 14
Adaptf/defensve 15
Setelah tu kepada ketga ahl dmohon untuk menla butr-butr dengan mengs skor (Skor1: Tdak relevan, Skor 2= kurang relevan, Skor 3= cukup relevan, skor 4= relevan, skor 5 = sangat relevan) pada format penlaan pada Tabel 3.14. Hasl dar ketga ahl sebaga valdator kemudan dtabulaskan kemudan dsajkan pada tabel 3.15.
(41)
35 |Bab III Membuktikan Validitas Isi
Tabel 3.13. Butr untuk mengukur SRL dengan Lkert (Hasl Revs)
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya merumuskan tujuan-tujuan kulah/belajar saya, sebelum kegatan dmula
2 Saya merencanakan strateg untuk mencapa tujuan kulah/belajar saya
3 Saya mempercaya kemampuan dr saya untuk berhasl dalam kulah/belajar
4 Saya mentkberatkan usaha mencapa tujuan kulah/belajar saya dbandngkan dengan kegatan lan,
5 Saya membuat jadwal untuk dr sendr terkat dengan pencapaan tujuan kulah/belajar saya
6 Saya mengupayakan dr untuk focus belajar
7 Saya menyusun strateg palng tepat untuk penyelesaan tugas kulah/belajar
8 Saya membuat peta kegatan/aktvtas telah saya lakukan 9 Saya membuat catatan apa yang telah saya lakukan bak
yang berhasl maupun yang belum
10 Jka ada hal yang membuat saya gagal, saya akan berusaha lag dengan strateg lan,
11 Setelah selesa melakukan kegatan dan melhat haslya (msal akhr semester) saya melakukan evaluas,
12 Saya mencermat penyebab keberhaslan atau kegagalan usaha saya,
13 Setelah mencapa hal sesua target kulah/belajar, saya member hadah untuk dr sendr,
14 Saya menghukum dr sendr jka ada hal dar dr sendr yang menyebabkan saya gagal mencapa target
kulah/belajar,
15 Jka suatu strateg kulah/belajar yang saya gunakan berhasl, saya akan menggunakannya lag,
3.14. Lembar Penlaan Valdator
No. Butr Hasl Penlaan ahl dengan member tanda cek () Tdak Relevan Kurang Relevan Cukup Relevan Relevan Sangat Relevan 1. 2. 3. dst 15.
(42)
36 |
Tabel 3.15. Hasl Penlaan dar 3 ahl sebaga Valdator
Butir Valdator 1 Valdator 2 Valdator 3
1 5 4 2
2 5 4 5
3 5 5 5
4 5 4 4
5 5 2 5
6 5 4 4
7 5 2 3
8 5 2 4
9 5 2 5
10 5 4 4
11 5 5 4
12 5 4 4
13 5 2 4
14 4 4 3
15 5 4 5
Dengan menggunakan rumus 2.1 dar bab 2, ndeks Aken masng-masng butr dhtung, kemudan haslnya dsajkan pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16. Hasl Penghtungan Indeks Aken
Butr Rater1 Rater2 Rater3 s1 s2 s3 6s V
1 5 4 2 4 3 1 8 0,67
2 5 4 5 4 3 4 11 0,92
3 5 5 5 4 4 4 12 1,00
4 5 4 4 4 3 3 10 0,83
5 5 2 5 4 1 4 9 0,75
6 5 4 4 4 3 3 10 0,83
7 5 2 3 4 1 2 7 0,58
8 5 2 4 4 1 3 8 0,67
9 5 2 5 4 1 4 9 0,75
10 5 4 4 4 3 3 10 0,83
11 5 5 4 4 4 3 11 0,92
12 5 4 4 4 3 3 10 0,83
13 5 2 4 4 1 3 8 0,67
14 4 4 3 3 3 2 8 0,67
(43)
Untuk keseluruhan skala SRL, koefsennya dapat dhtung dengan rumus yang sama. Hasl pertungan dsajkan pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17. Hasl perhtungan koefsen Aken untuk angket Self Regulated Learnng
Skala Rater1 Rater2 Rater3 s1 s2 s3 Ss V Butr
1-15 74 52 61 59 37 46 142 0,79
Mencermat hasl yang dsajkan pada Tabel 3.16, dperoleh hasl semua butr berada pada kategor vald atau sangat vald, karena ndeks terendah 0,58 dan yang tertngg 1. Interpretas n dlakukan dengan menggunakan krtera kurang dar 0,4 maka dkatakan valdtasnya rendah, dantara 0,4-0,8 dkatakan valdtasnya sedang
(mediocare) dan jka lebh dar 0,8 dkatakan tngg, Untuk perangkat, berdasarkan
Tabel 3.17 dperoleh bahwa ndeks Aken untuk perangkat SRL sebesar 0,79 dengan kategor sedang.
Setelah dbuktkan valdtasnya, atau dengan kata lan nstrumen telah terbukt vald, langkah yang dapat dtempuh penelt adalah ujcoba keterbacaan. Setelah merevsnya penelt dapat melakukan ujcoba nstrumen dengan responden yang sesua dengan tujuan dkembangkannya nstrumen tersebut. Ujcoba n dperlukan untuk memeroleh data emprs, yang kemudan dapat danalss lebh lanjut, msalnya membuktkan valdtas konstruk nstrumen, mengestmas koefsen relabltas, dan mengetahu karakterstk butr.
Cara lan membuktkan valdtas s dengan kesepakatan ahl adalah dengan menggunakan ndeks kesepakatan ahl yang dsarankan Gregory (2007) yang dperluas (Her Retnawat, 2015). Untuk keperluan n, penelt perlu menyapkan lembar penlaan valdator untuk menla relevans butr dengan ndkator. Contoh lembar penlaan dsajkan pada Tabel 3.18 sebaga berkut.
(44)
3.18. Lembar Penlaan Valdator No.
Butr
Hasl Penlaan ahl dengan member tanda cek () Tdak Relevan Kurang Relevan Cukup Relevan Sangat Relevan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kemudian instrumen ini diberikan kepada 3 ahli, kemudian hasilnya ditabulasikan sebagai berikut.
Tabel 3.19. Hasl Penlaan dar 3 ahl sebaga Valdator
Butir Valdator 1 Valdator 2 Valdator 3
1 4 4 2
2 4 4 4
3 4 4 4
4 4 4 4
5 4 2 4
6 4 4 4
7 4 2 3
8 4 2 4
9 4 2 4
10 4 4 4
11 4 4 4
12 4 4 4
13 4 2 4
14 4 4 3
(45)
39 |Bab III Membuktikan Validitas Isi
Selanjutnya kategori pertama tidak relevan (skor 1) dan kurang relevan (skor 2) dikategorikan ulang menjadi kategori relevansi lemah, dan kategori kedua untuk yang cukup relevan (3) dan sangat relevan (4) yang dibuat kategori baru relevansi kuat.
Tabel 3.20. Kategorisasi ulang hasil peilaian ahli/validator
Butir Valdator 1 Valdator 2 Valdator 3
1 Kuat Kuat Lemah
2 Kuat Kuat Kuat
3 Kuat Kuat Kuat
4 Kuat Kuat Kuat
5 Kuat Lemah Kuat
6 Kuat Kuat Kuat
7 Kuat Lemah Kuat
8 Kuat Lemah Kuat
9 Kuat Lemah Kuat
10 Kuat Kuat Kuat
11 Kuat Kuat Kuat
12 Kuat Kuat Kuat
13 Kuat Lemah Kuat
14 Kuat Kuat Kuat
15 Kuat Kuat Kuat
Hasl tersebut dapat dsajkan pada tabel kontngens dengan banyaknya sel 2x2x2=8 sel, sebaga berkut.
Tabel 3.21. Hasl kategor ulang untuk menghtung Indeks Gregory
Ahl 1 Lemah Lemah Lemah Lemah Kuat Kuat Kuat Kuat Ahl 2 Lemah Lemah Kuat Kuat Lemah Lemah Kuat Kuat Ahl 3 Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat
Total A B C D E F G H
Pada kasus SRL dalam buku n, banyaknya butr yang ada pada tap sel kemudan dhtung. Salah satu cara agar lebh mudah yakn dengan menggunakan turus terlebh dahulu.
(46)
Tabel 3.22. Hasl kategor ulang untuk menghtung Indeks Gregory (kasus SRL) Ahl 1 Lemah Lemah Lemah Lemah Kuat Kuat Kuat Kuat Ahl 2 Lemah Lemah Kuat Kuat Lemah Lemah Kuat Kuat Ahl 3 Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat
Total 0 0 0 0 0 5 1 9
Koefisien validitas isi dihitung dengan formula: Koefisien validitas isi = ு
(ାାାାாାிାீାு)
Pada contoh kasus tersebut, koefisien validitas isi =9/(0+0+0+0+0+5+1+9) =0,6.
Selanjutnya hasl tersebut dnterpretaskan, Jka ndeks kesepakatan tersebut kurang dar 0,4 maka dkatakan valdtasnya rendah, dantara 0,4-0,8 dkatakan valdtasnya sedang (mediocare) dan jka lebh dar 0,8 dkatakan tngg. Pada kasus n karena koefsen valdtas snya 0,6, maka dkatakan valdtasnya sedang.
Setelah dbuktkan valdtasnya, untuk perangkat tes ada perlakuan khusus. Agar tes yang dsusun merupakan tes yang bak, perlu dlakukan telaah terhadap tes yang telah dsusun. Telaah n dapat dlakukan secara kualtatf. Telaah secara kualtatf dkenal pula sebaga telaah secara teorets.
Telaah secara teor dapat dlakukan dengan memperhatka tga aspek tes dalam proses penyusunannya. Ketga aspek yang tdak terlepas dalam penyusunan butr soal yakn : (1) aspek mater, (2) aspek konstruks, (3) aspek bahasa/ budaya. (Puspendk, 2006, Panduan Penyusunan Instrumen Tes).
Aspek Materi
Ada 3 hal yang terkat dengan aspek mater penyusunan butr soal, yakn : (1) butr-butr dalam paket tes tersebut telah sesua dengan ndkator pencapaan belajar yang dharapkan, (2) dstraktor berfungs sangat bak (untuk butr plhan ganda), dan (3) kunc jawaban untuk tap-tap butr tes yang ada
(47)
hanya satu jawaban. Kesesuaan s butr-butr soal dalam tes dapat dketahu dengan membandngkan butr-butr tes dengan ndcator yang akan dcapa. Berdasarkan hal n, dapat dketahu apakah butr-butr yang terangka dalam tes telah representatve terhadap mater yang dujkan atau belum.
Aspek Konstruksi
Dalam membuat butr soal, ada semblan hal yang harus dperhatkan dalam menyusun butr soal berdasarkan aspek konstruks, dperoleh nformas bahwa (1) pokok soal drumuskan dengan sngkat, jelas, dan tegas, (2) rumusan pokok soal dan plhan jawaban merupakan pertanyaan yang dperlukan, (3) pokok soal tdak member petunjuk ke kunc jawaban, (4) pokok soal bebas dar pertanyaan yang bersfat negatf ganda, (5) gambar, grafk, tabel, dagram, wacana dan sejensnya yang terdapat dalam soal dtamplkan secara jelas dan berfungs, (6) panjang plhan jawaban relatf sama, (7) plhan jawaban tdak menggunakan pernyataan “semua jawaban d atas salah” atau “semua plhan jawaban d atas benar” dan sejensnya, (8) plhan jawaban yang berbentuk angka atau waktu dsusun berdasarkan urutan besar keclnya angka tersebut atau kronologs, dan (9) butr-butr tdak tergantung pada jawaban butr sebelumnya.
Aspek Bahasa/Budaya
Apabla dlhat dar aspek bahasa/budaya, maka tes tu sebaknya : (1) menggunakan bahasa yang sesua dengan kadah Bahasa Indonesa, (2) menggunakan bahasa yang komunkatf, (3) tdak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, dan (4) plhan jawaban tdak mengulang kata/kelompok kata yang sama.
(48)
Bab IV
MEMBUKTIKAN VALIDITAS KONSTRUK INSTRUMEN
Membuktkan valdtas konstruk nstrumen dapat dlakukan dengan dua cara. Kedua cara tersebut yakn analss faktor eksplorator (AFE) dan analss faktor konfrmator (AFK). Pada bab n akan dsajkan contoh melakukan analss faktor eksplorator dan analss faktor konfrmator.
A. Analisis Faktor Eksploratori
Analss faktor eksplorator dapat dlakukan secara manual, maupun dengan dengan program komputer. Pada analss faktor secara manual, jka penelt sudah mempuya data ujcobanya, dhtung terlebh dahulu matrks varans kovarans atau matrks korelas. Kemudan dar matrks n dhtung nla egen, untuk mengetahu persentase varans yang dapat djelaskan. Namun analss secara manual n akan sangat sult dlakukan jka respondennya banyak dan varabelnyapun juga banyak. Keteltan perhtungan juga akan mempengaruh hasl analss.
Analss faktor esplorator dengan bantuan computer dapat dlakukan dengan menggunakan berbaga program, sepert SPSS, SAS, MINITAB, R, MPLUS, dan lan-lan. Analss n dmula dengan menguj kecukupan sampel yang dgunakan dalam analss. Selanjutnya computer menyusun matks varans-kovarans, kemudan mengtung nla egen. Nla egen n kemudan dgunakan untuk menghtung persentase varans yang terjelaskan, sekalgus menggambar scree-plotnya. Pada contoh kasus yang dsajkan d buku n danalss nstrumen Ujan Nasonal mata pelajaran matematka SMP 2006, dengan ukuran sampel sebanyak 3.012 sswa dengan panjang tes 40 butr (Her Retnawat, 2008). Data n kemudan danalss dengan software SPSS. Adapun langkahnya adalah menyapkan data dalam fle SPSS pada Data View, dengan varabel merupakan butr-butr nstrumen pada Variabel View. Contoh hasl penyapan data sebaga berkut.
(49)
(50)
Selanjutnya masukkan varabelnya.
Klk DescriptiveÆklk output yang dkehendak, msalnya KMO and Bartlett’s testof sphericity.
(51)
PadaRotation, klk Varimax.
Selanjutnya akan dproleh hasl pada output, mula dar KMO, nla egen, varans yang dapat djelaskan, dan komponen faktor. Interpretasnya sebaga berkut.
(52)
Hasl analss faktor tentang kecukupan sampel menunjukkan nla Kh-kuadrat pada uj Bartlet sebesar 21863,839 dengan derajat kebebasan 435 dan nla-p kurang dar 0,01. Hasl n menunjukkan bahwa ukuran sampel sebesar 3.012 yang dgunakan pada analss faktor n telah cukup, dan juga dkuatkan dengan Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling adequacy (KMO) sebesar 0,962 yang lebh besar dar 0,5. Hasl selengkapnya dsajkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasl Uj KMO dan Bartlett
Berdasarkan nla egen dan komponen varans hasl analss faktor dengan menggunakan SPSS maupun SAS/IML ataupun program lan, dapat dperoleh bahwa data respons sswa terhadap tes UN Matematka SMP memuat 4 nla Egen yang lebh besar dar 1, sehngga dapat dkatakan bahwa tes UN Matematka SMP memuat 4 faktor (Her Retnawat, 2008). Dar keempat faktor n, ada 59,14% varans yang dapat djelaskan. Namun dengan memperhatkan scree-plot dar nla egen, dperoleh grafk, yang terdr dar dua curaman saja, sedangkan yang lan menunjukkan grafk yang landa. Hasl n menunjukkan bahwa bahwa ada 2 faktor domnan yang terukur dalam nstrumen n.
Banyaknya faktor yang termuat dalam nstrumen dapat dketahu dar
scree-plot, contohnya dsajkan pada Gambar 4.1. Banyaknya faktor dtanda dengan curamnya grafk perolehan nla egen, Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang terukur pada nstrumen ujan nasonal matematka tersebut. Dengan 2 faktor n, nstrumen telah dapat menjelaskan 52,19% varans hasl pengukuran. Hasl selengkapnya dsajkan pada Tabel 4.2.
KMO and Bartlett's Test
.962 21863.839 435 .000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square df
Sig. Bartlett's Test of
(1)
120 Bab VII — Karakterstk Butr dengan Teor Tes Klask
Cara lan menghtung tngkat kesultan dan daya pembeda butr adalah dengan menggunakan QUEST. Contoh nput data, sntaks, dan output sebaga berkut.
Input data dapat melalu Notepad, pada kasus n 10 karakter pertama merupakan denttas peserta, 20 butr berkutnya merupakan butr yang danalss.
Sntaks atau bars perntah dapat dketkkan pula dengan Notepad. Contohnya sebaga berkut.
(2)
121 Karakterstk Butr dengan Teor Tes Klask — Bab VII
Kemudan data, sntaks dan program QUEST dsmpan dalam satu folder. Program QUEST dklk dua kal, kemudan akan muncul tamplan sebaga berkut.
(3)
122 Bab VII — Karakterstk Butr dengan Teor Tes Klask
Setelah tu klk Enter, pada folder tempat kta menganalss fle akan bertambah. Output Klask.txt merupakan hasl analss teor tes klask, Haslnya sebaga berkut.
Hal tersebut dapat dnterpretaskan sebaga berkut. Untuk butr 1, B* menunjukkan bahwa butr nomor 1 kuncnya B. Tngkat kesultan butr nomor 1 dalah 72% atau 0,72. Untuk plhan lannya yang bukan kunc, plhan butr bak jka propors nlanya tdak nol atau dengan kata lan ada yang memlh. Daya pembedanya (Pt-Bseral) sebesar 0,38. Korelas pont bseral n harganya negatf untuk bukan kunc (dstaktor).
(4)
208 Bab XIII — Permasalahan Peneltan Terkat Analss Instrumen
DAFTAR PUSTAKA
ACER. (2013). PISA 2012 Released Mathematics Items. Terseda d htp://www.oecd.org/pisa/
pisaproducts/ dambl tanggal 16 Me 2015.
Ackerman, T.A., Gerl, M.J., & Walker, C.M. (2003). Usng multdmensonal tem response(2003). Usng multdmensonal tem response theory to evaluate educatonal and psychologcal tests. Educational Measurement, Vol. 22, pp. 37-53.
Aken, L, R. (1980). Content valdty and relablty of sngle tems or questonares. Educational and Psychological Measurement, 40, 955-967.
Aken,L, R. (1985). Three coeffcents for analyzng the relablty and valdty of ratngs. Educational and Psychological Measurement, 45, 131-142.
Allen, M. J. & Yen, W. M. (1979). Introduction to measurement theory. Monterey, CA: Brooks/ Cole Publshng Company.
Amercan Educatonal Research Assocaton, Amercan Psychologcal Assocaton, and Natonal Councl on Measurement n Educaton. (1999). Standards for educational and psychological testing.Washngton, DC: Amercan Psychologcal Assocaton. Amercan Educatonal Research Assosaton, Amercan Psychologcal Assosaton, and
Natonal Councl on Measuremen n Educaton.(1985). Standards for educational and psychological testing. Washngton, DC: Author.
Anonm. 2001. Faktor Analyss. Journal of Consumer Psychology, 10(1&2), 75-82. Lawrence Erlbaum.
Babbe, E. 2004. The Practice of Sosial Research. Sngapore : Wadsworth.
Bolt, D.M. & Lall, V.M. (2003). Estmaton of compensatory and noncompensatory multdmensonal tem response models usng Marcov chan Monte-Carlo. Applied Psychological Measurement, No. 27, pp. 395-414.
Czek, G.J., Rosenberg, S.L. & Koons, H.H. (2008). Source of valdty evdence for educatonal and psychologcal test. Educational and Psychological Measurement, Vol. 68, pp. 397-412.
Cohen, L., Manon, L., & Morrson, K. 2011. Research Methods in Education. Routlege: New York.
Croker, L. & Algna, J. (1986). Introduction to classical and modern test theory. New York: Holt, Rnehard and Wnston Inc.
Drektorat PSMP. 2013. Panduan Pelaksanaan Penlaan Menggunakan Kurkulum 2013 Drektorat PSMP. Bahan Penataran.
Du Tot, M. (2003). IRT from SSi: BILOG-MG, MULTILOG, PARSCALE, TESTFACT. Lncolnwood: SS.
(5)
209 Permasalahan Peneltan Terkat Analss Instrumen — Bab XIII
Fernandes, H. J. X. (1984). Evaluation of educational program. Jakarta: Natonal Educaton Plannng, Evaluatng and Currculum Development.
Frsbe, D. A. 2005. Measurement 101: Some fundamentals revsted. Educatonal Measurement: Issues and Practce, 25 (3), 21-28.
Garson, D. 2006. Factor Analysis, Path Analysis & SEM. Dambl tanggal 24 September 2006 dar htp://www2.chass.ncsu.edu/garson/pa765/index.htm .
Geldhof, G.J., Preacher, K., Zyphur, M.J. (2014). Relablty Estmaton n a Multlevel Confrmatory Factor Analyss Framework. Psychological Methods, 19(1), 72-91. Gregory, R.J. (2007). Psychological testing: history, principles, and applications. Boston:
Pearson.
Hambleton, R.K. & Swamnathan, H. (1985). Item response theory. Boston, MA : Kluwer Inc. Hambleton, R.K., Swamnathan, H & Rogers, H.J. (1991). Fundamental of item response theory.
Newbury Park, CA : Sage Publcaton Inc.
Her Retnawat. (2015). Akuras Instrumen Skala Lkert dan Plhan Ganda untuk Mengukur Self Regulated Learnng. Laporan Penelitian. Tdak Dpublkaskan.
Her Retnawat (2008). Estmas efsens relatve tes berdasarkan teor tes klask dan teor respons butr. Disertasi. Unverstas Neger Yogyakarta, tdak dpublkaskan. Her Retnawat, Dhorva Urwatul Wutsqo, Endang Lstyan, dkk. 2013. Kesultan Guru
Matematka dalam Memecahkan Masalah Matematka (Stud Kasus Guru Sekolah d Indonesa yang Persentase Kelulusannya Kurang dar 100%). Laporan Penelitian, Penddkan Matematka FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta.
Her Retnawat. (2009). Perbandngan Model Regres Tunggal dan Ganda padaPerbandngan Model Regres Tunggal dan Ganda pada Benchmarking Skor Tes (Stud Valdtas Krtera Test of Englsh Profcency terhadap ITP-TOEFL).(Stud Valdtas Krtera Test of Englsh Profcency terhadap ITP-TOEFL). Makalah Semnar Nasonal dan Konferens Ilmah HEPI d UIN Syarf Hdayatullah Jakarta.
Hulln, C. L., et al. (1983).(1983). Item response theory : Application to psichologycal measurement. Homewood, IL : Dow Jones-Irwn.
Joreskog, K. & Sorbom, D. 1993. Lisrel 88 : Structural Equation Modeling with the SIMPLIS Command Language. Hllsdale, NJ : Scentfc Software Internatonal.
Kamata, A., Turhan, A., Darandar, E. (2003). Estimating Reliability forMultidimensional Composite Scale Scores. Paper. Presented at the annual meetng of Amercan Educatonal Research Assocaton, Chcago, Aprl 2003.
Kerlnger, F.N. (1986). Asas-asas penelitian behavioral (Terjemahan L.R. Smatupang). Yogyakarta: Gajahmada Unversty Press.
Krsc, L., Hsu, T., & Yu, L. (2001). Robustness of tem parameter estmaton programs to assumptons of undmensonalty and normalty. Applied Psychological Measurement, 25, 146-162.
(6)
210 Bab XIII — Permasalahan Peneltan Terkat Analss Instrumen
Klenbaum, D.G dkk.(1998). Applied Regression Analysis and Other Multivariate Methods. Pacfc Groove : Duxbury Press.y Press.
Kumad. (2014). Valdtas dan pemvaldasan nstrumen penlaan karakter.umad. (2014). Valdtas dan pemvaldasan nstrumen penlaan karakter. Makalah dsampakan dalam Semnar Nasonal Pengembangan Instrumen Penlaan
Penddkan Karakter yang vald, dselenggarakan Fakultas Pskolog, Unverstas Muhammadyah Surakarta, 24 Me 2014.
Lawrence, M.R. (1994). Queston to ask when evaluatng test. Eric Digest. Artikel. Dambl dar:
htp://www. ercfaclty. net/ ercdgest/ ed.385607.html tanggal 6 Januar 2007. Lnn, R.L. & Gronlund, N.E. (1995). Measurement and assessment in teaching (7thed.).
EnglewoodClffs, NJ: Prentce-Hall.
Lsstz, W. & Samuelsen, K. (2007). Further clarfcaton regardng valdty and educaton. Educational Researcher, Vol. 36, No. 8, pp. 482-484.
Masters, G.N. 2010. The Partal Credt Model. Dalam Nerng, M.L. & Ostn, R. (Eds). Handbook of Item Response Theory Models. New York: Routlegde.
Mehrens, W.A. & Lehmann, I.J. (1973). Measurement and evaluation in education and psychology. New York: Hold, Rnehart and Wston, Inc.
Messck, S. (1989).Valdty. Dalam R. L. Lnn (Ed.), Educational measurement (3rd ed., pp. 13-103). New York: Macmllan.
Murak, E. (1999). New appoaches to measurement. Dalam Masters, G.N. dan Keeves, J.P.(Eds). Advances n measurement n educatonal research and assesment. Amsterdam : Pergamon.
Murak, E. (1999). New appoaches to measurement. Dalam Masters, G.N. dan Keeves, J.P.(Eds). Advances in measurement in educational research and assesment. Amsterdam : Pergamon.
Murak,E., & Bock, R.D. (1997). Parscale 3: IRT based test scoring and item analysis for graded items and rating scales. Chcago: Scntfc Software Inc.
Nunally, J. (1978). Psychometric theory (2nd ed.) . New York: McGraw Hll.
Ostn, R. & Nerng, M.L. (2006). Polytomous Item Response Theory Models. Sage Publcatons, Inc.
Pedhazur, E.J. (1973). Multiple Regression in Behavioral Research. New York : Holt, Rnehart and Wnston.
Penev, S. & Raykov, T. (2006). On the Relatonshp Between Maxmal Relablty and Maxmal Valdty of Lnear Compostes. MULTIVARIATE BEHAVIORAL RESEARCH, 41(2), 105–126.
Popham, W.J. (1995). Classroom assessment: What teachers need to know. Boston, MA: Allyn and Bacon, Inc.