49 kelemahan yaitu tidak dapat melakukan modifikasi saat pelaksanaan evaluasi
karena peneliti hanya sebagai pengamat saja.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang sudah dilakukan dan digunakan sebagai bahan referensi yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan oleh Mohammad Sahrir 2013 tentang Pelaksanaan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pendidikan di SMK Negeri 3 Palu.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang menggunakan angket dan dokumentasi untuk mendapatkan data. Populasi yang diambil
sebesar 167 orang yang melibatkan pihak yang berhubungan dengan penjaminan mutu sekolah. Sampel yang diambil sebanyak 40 orang. Penelitian
ini menunjukan bahwa tingkat persentase pencapaian pelaksanaan manajemen mutu pendidikan berdasarkan standar ISO 9001:2000 yang
meliputi aspek sistem dokumentasi sebesar 68,41 berada dalam kategori baik,aspek tanggung jawab manajemen dengan presentase 76,60 berada
dalam kondisi baik, aspek realisasi lulusan dengan persentase 74,37 berada dalam kondisi baik, aspek pengukuran, analisis dan perbaikan sistem
mencapai 71,40, dan aspek pelaksanaan sistem mutu dengan persentase 75,41 dalam kondisi baik.
2. Penelitian dilakukan oleh Cahya Yuana 2008 tentang Penerapan Manajemen ISO 9001:2000 di SMK Negeri Sekota Yogyakarta, menunjukan : 1 Faktor
yang mendukung penerapan SMM ISO 9001:2000 adalah adanya relevansi tujuan penerapan dengan program penerapan mutu dan mendapat dukungan
50 yang baik dari karyawan, komite sekolah dan pemerintah; 2 hasil evaluasi
input menunjukan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2000 dalam hal proses pemahaman, penyiapan dokumen SMM ISO 9001:2000, penyiapan kurikulum,
penerimaan siswa baru, pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana dan pengelolaan lingkungan
kerja telah dilaksanaakan dengan baik; 3 hasil evaluasi proses menunjukan penerapan SMM ISO 9001:2000 dalam hal kegiatan belajar mengajar, audit
dan tinjauan manajemen, pengelolaan tindakan koreksi dan pencegahan telah dilaksanakan dengan baik; 4 hasil evaluasi produk menunjukan bahwa ada
peningkatan hasil uji produktif setelah sekolah menerapkan SMM 9001:2000, akan tetapi hasil ujian nasional justru menunjukan penurunan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Thaufik Mohammad Probowasito 2012 dengan judul “EVALUASI KTSP MENGGUNAKAN METODE CIPP DI SMK
NEGERI 2 YOGYAKARTA PROGRAM KEAHLIAN INSTALASI TENAGA LISTRIK”. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi CIPP dan anilisi data deskriptif.
Responden yang digunakan adalah siswa X, XI, XII yang berjumlah 99 orang dan 17 orang guru mata pelajaran. Pengumpulan data menggunakan metode
angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 kesesuaian KTSP dari aspek
Context dengan responden guru dan siswa berturut-turut adalah 42,647 76,15 dan 12,737 79,61; 2 kesesuaian KTSP dari
aspek Input dengan responden guru dan siswa berturut-turut adalah
99,4118 75,31 dan 33,15 75,34; dan 3 kesesuaian KTSP dari aspek Process dengan responden guru dan siswa berturut-turut adalah 144,1176
80,62 dan 45,0303 75,05; 2 kesesuaian KTSP dari aspek Product
51 dengan responden guru dan siswa berturut-turut adalah 55,0588 76,39
dan 30,44 76,1; 5 kesesuaian KTSP dari akumulasi aspek dengan responden guru dan siswa berturut-turut adalah 343,235 77,76 dan
121,3636 75,85.
C. Kerangka Berpikir