Evaluasi Program Pendidikan Kajian Teori 1. Manajemen Sekolah dan Administrasi Sekolah.

46

15. Evaluasi Program Pendidikan

Evaluasi adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan berikutnya. Stufflebeam 2002:280 mengartikan evaluasi adalah “Process of delineating, obtaining, reporting, and applying descriptive and judgemental information about some object’s merit and worth in order to guide decision making, support accountability, disseminate efeective practices, and increase understanding of the involved phenomena”. Stufflebeam secara garis besar menyatakan bahwa evaluasi berguna untuk meneliti keadaan suatu sistem dan kemudian hasilnya dapat digunakan bebagai referensi untuk memperbaiki sistem tersebut. Evaluasi program pendidikan adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang implementasi yang dilakukan pada sistem pendidikan, yang dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan. Evaluasi program pendidikan memiliki persyaratan yaitu: 1 mengacu pada kaidah yang berlaku, 2 mempunyai indikator keberhasilan, dan 3 hasil evaluasi dapat digunakan sebagai dasar penentu kebijakan. Pelaksanaan evaluasi pendidikan ini dilakukan rutin dalam tiap tahun agar setiap kebijakan yang diberlakukan mendapat timbal balik sesuai dengan tujuan pendidikan atau belum. Evaluasi pendidikan mengacu kepada program sekolah dan menjadikan kompetensi program tersebut sebagai indikator ketercapaian program tersebut. Terdapat beberapa teori tentang metode evaluasi salah satunya adalah Evaluasi model CIPP. Model evaluasi CIPP merupakan salah satu metode evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam dkk pada tahun 1967 di Ohio State University. Konsep yang ditawarkan pada metode evaluasi CIPP adalah pandangan bahwa 47 tujuan penting evaluasi adalah bukan untuk membuktikan tetapi untuk memperbaiki. Metode evaluasi model CIPP bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Model evaluasi CIPP disusun dengan tujuan untuk melangkapi dasar pengambilan keputusan dalam evaluasi sebuah sistem dengan berdasarkan tiga asumsi yaitu: 1 Menyatakan pertanyaan yang meminta jawaban dan informasi yang harus dicapai, 2 Memerlukan data yang relevan untuk mendukung identifikasi tercapainya masing-masing komponen, dan 3 Menyediakan informasi yang hasil keberadaannya diperlukan oleh para pembuat keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas sistem. Metode evaluasi CIPP terdiri dari empat aspek yang menjadi sasaran evaluasi yaitu Context, Input, Process, dan Product. a. Context Context mencakup analisis masalah kekuatan dan kelemahan yang berkaitan dengan lingkungan program. Tujuan dari aspek ini adalah untuk mencari informasi untuk merencanakan suatu program yang akan dilaksanakan. b. Input Aspek input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber daya, dan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan dalam pencapaian suatu program. Komponen yang termasuk dari Input adalah 1 Sumber daya manusia, 2 Sarana dan prasarana pendukung, 3 dana dan anggaran dan 4 berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. 48 c. Process Aspek process merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam implementasi program. Aspek ini mengidentifikasi permasalahan prosedur dan monitoring perubahan–perubahan aktivitas sebagai patokan untuk menentukan tindaklanjut penyempurnaan. Aspek ini menekankan tiga tujuan yaitu: 1 memprediksi dalam perencanaan prosedur atau saat implementasi berlangsung, 2 untuk memberikan informasi untuk tujuan program, dan 3 untuk memperbaiki data sesuai keadaan. d. Product Product merupakan aspek penilaian atas hasil yang sudah dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara garis besar, aspek evaluasi meliputi penetapan tujuan operasional, kriteria pengukuran, membandingkan antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan dan menyusun penafsiran secara rasional. Evaluasi program CIPP pada penelitian ini menggunakan checklist yang disusun oleh D.L Stufflebeam di Education Center of Western Michigan University. Tujuan dari checklist ini adalah untuk membuktikan laporan rutin evaluasi yang membantu organisasi untuk merencanakan, melaksanakan, menerapkan, dan memberikan pelayanan yang efektif. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai patokan dalam perbaikan manjemen yang rutin dilakukan. Metode evaluasi model CIPP ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu model ini lebih komprehensif karena tidak hanya memperhatikan hasil tetapi memperhatikan konteks, input, proses dan hasil. Model ini juga mempunyai 49 kelemahan yaitu tidak dapat melakukan modifikasi saat pelaksanaan evaluasi karena peneliti hanya sebagai pengamat saja.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang sudah dilakukan dan digunakan sebagai bahan referensi yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan oleh Mohammad Sahrir 2013 tentang Pelaksanaan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pendidikan di SMK Negeri 3 Palu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang menggunakan angket dan dokumentasi untuk mendapatkan data. Populasi yang diambil sebesar 167 orang yang melibatkan pihak yang berhubungan dengan penjaminan mutu sekolah. Sampel yang diambil sebanyak 40 orang. Penelitian ini menunjukan bahwa tingkat persentase pencapaian pelaksanaan manajemen mutu pendidikan berdasarkan standar ISO 9001:2000 yang meliputi aspek sistem dokumentasi sebesar 68,41 berada dalam kategori baik,aspek tanggung jawab manajemen dengan presentase 76,60 berada dalam kondisi baik, aspek realisasi lulusan dengan persentase 74,37 berada dalam kondisi baik, aspek pengukuran, analisis dan perbaikan sistem mencapai 71,40, dan aspek pelaksanaan sistem mutu dengan persentase 75,41 dalam kondisi baik. 2. Penelitian dilakukan oleh Cahya Yuana 2008 tentang Penerapan Manajemen ISO 9001:2000 di SMK Negeri Sekota Yogyakarta, menunjukan : 1 Faktor yang mendukung penerapan SMM ISO 9001:2000 adalah adanya relevansi tujuan penerapan dengan program penerapan mutu dan mendapat dukungan