12 tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap
atau berbagai cara siswa pelajar belajar, di samping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-
masing pembelajar. Abiyu Mifzal 2013: 48, teori multiple intelligence menegaskan
bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Setiap anak cerdas dan tidak ada anak yang bodoh. Teori ini bertujuan untuk mentransformasikan
sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomondasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikiran yang unik. Kecerdasan majemuk memiliki
beberapa prinsip utama, salah satunya adalah kecerdasan umumnya bekerja bersamaan simultan dengan cara yang kompleks.
Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa kecerdasan majemuk merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang dengan jenis
kecerdasanberbeda. Oleh karena itu setiap orang mempunyai cara sendiri dalam memecahkan permasalahannya. Sehingga dapat menciptakan
sebuah karya yang dapat bermanfaat bagi lingkunganya.
2. Jenis-jenis Kecerdasan Majemuk
Gardner dalam Armstrong 2013: 6-7 mengemukakan bahwa kemampuan-kemampuan manusia dapat dikelompokan kedalam delapan
kategori ”kecerdasan”. Kecerdasan ini tidak bersifat mutlak karna bisa
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Kecerdasan-kecerdasan tersebut meliputi:
13 a.
Kecerdasan Linguistik Kecerdasan
linguistik merupakan
kemampuan untuk
menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisanmaupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memanipulasi sintaks
atau struktur bahasa, fonologi, atau bunyi bahasa, makna bahasa, dan kegunaan praktis dari bahasa.
Siswa dengan kecerdasan linguistik yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan
penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya Hamzah
B. Uno dan Masri Kudrat Umar, 2009: 12. Siswa dengan kecerdasan linguistik akan senang bercerita
tentang kisah yang dialami maupun dilihatnya. Siswa dengan kecerdasan linguistik juga akan senang jika mendapat tugas membuat
puisi, mengarang cerita, maupun membuat pantun dan akan menyelesaikannya dengan baik. Siswa tersebut akan unggul pada mata
pelajara bahasa dan cenderung lebih mudah belajar dengan mendengarkan.
Lwin 2003:
12-17 mengemukakan
pentingnya mengembangkan kecerdasan linguistik-verbal kepada siswa, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan membaca yang ditunjukan dengan
kemampuan membaca dan memahami sebuah bacaan.
14 2.
Meningkatkan keterampilan menulis yang ditunjukan dengan kemampuan merangkai ide menjadi tulisan.
3. Membangun pembawaan diri dan keterampilan linguistik umum
yang ditunjukan dengan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
4. Meningkatkan kemampuan mendengarkan yang ditunjukan dengan
kemampuan memberikan tanggapan dari sebuah pembicaraan. b.
Kecerdasan Logis-matematis Kecerdasan
logis-matematis merupakan
kemampuan menggunakan angka secara efektif dan untuk alasan yang baik.
Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap pola-pola dan hubungan- hubungan yang logis, pernyataan dan dalil jika-maka, sebab-akibat,
fungsi, dan abstraksi terkait lainnya. Menurut Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar 2009: 11,
siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat
terjadinya sesuatu. Selain itu siswa cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan
problem matematika. Siswa yang memiliki keunggulan pada kecerdasan logis matematis menunjukan minat yang tinggi pada
pelajaran ilmu pasti seperti matematika dan IPA. Lwin
2003: 44-48
mengemukakan pentingnya
mengembangkan kecerdasan logis matematis bagi siswa, yaitu:
15 1.
Meningkatkan logika dan memperkuat keterampilan berpikir 2.
Meningkatkan keterampilan menemukan pola dan hubungan suatu percobaan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan pemahaman terhadap konsep bilangan dan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. 4.
Mengembangkanketerampilan memecahkan masalah. 5.
Memperbaiki kemampuan untuk mengklasifikasikan dan mengelompokan.
6. Meningkatkan daya ingat.
c. Kecerdasan Visual-spasial
Kecerdasan visual spasial merupakan kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara akurat dan melakukan
perubahan-perubahan pada persepsi di atas. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan-
hubungan yang ada di antara unsur-unsur ini. Menurut Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar 2009: 13,
siswa tersebut memiliki kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk
tiga dimensi. Siswa dengan kecerdasan visual spasial akan terlihat antusiasme ketika mengerjakan tugas seni rupa. Siswa akan lebih
mudah belajar
dengan menggunakan
gambar dibandingkan
menggunakan teks, seperti melihat foto, slide, video, dan film. Siswa
16 juga akan mudah membaca dan memahami peta, bagan, tabel, dan
grafik dari pada membaca teks. Lwin
2003: 74-82
mengemukakan pentingnya
mengembangkan kecerdasan visual spasial bagi siswa, yaitu: 1.
Meningkatkan kreativitas yang ditunjukan dengan memperhatiakan apa yang ada di lingkungan sekitar.
2. Meningkatkan daya ingat karena adanya asosiasi antara objek yang
dilihat dengan benda disekitarnya. 3.
Mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan keterampilan memecahkan masalah.
4. Membantu anak mengungkapkan perasaan dan emosi.
d. Kecerdasan Kinestetik-tubuh
Siswa dengan kecerdasan kinestetik mempunyai keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan
kelincahan dalam menggunakan tangan seseorang untuk menciptakan sesuatu. Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik tertentu seperti
koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas, dan kecepatan, serta kapasitas-kapasitas proprioseptif, taktil, dan haptic.
Siswa yang memiliki kecerdasan kinestetik tubuh akan menyukai pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tubuh atau
seluruh tubuh, seperti olah raga dan menari. Siswa dengan kecerdasan kinestetik tubuh ini juga akan cenderung unggul pada salah satu
cabang olah raga dan pandai menari Hamzah B. Uno dan Masri
17 Kudrat Umar, 2009: 13. Siswa akan lebih aktif dibandingakan siswa
lain. Lwin
2003: 169-174
mengemukakan pentingnya
mengembangkan kecerdasan kinestetis bagi siswa, yaitu: 1.
Meningkatkan kemampuan motorik, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
2. Meningkatkan keterampilan sosial
3. Membangun rasa percaya diri dan harga diri.
4. Meletakan fondasi bagi gaya hidup sporty.
5. Meningkatkan kesehatan.
e. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk merasakan, membedakan, mengubah, dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik.
Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, nada, atau melodi, dan timbre atau warna nada dalam sepotong musik. Seseorang dapat
memiliki pemahaman musik yang figu ral atau ”dari atas ke bawah”
global, intuitif, pemahaman musik yang formal atau ”dari bawah ke atas” analitis, teknis, atau keduanya.
Menurut Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar 2009: 12, siswa tersebut senang sekali mendengarkan nada dan irama yang
indah, entah melalui senandung yang dilakukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukan orkestra, atau alat
musik yang dimainkannya sendiri. Mereka lebih mudah mengingat
18 sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan
dengan musik atau lagu. Lwin
2003: 137-143
mengemukakan pentingnya
mengembangkan kecerdasan musikal bagi siswa, yaitu: 1.
Meningkatkan kreativitas dan imajinasi. 2.
Meningkatkan kecerdasan. 3.
Meningkatkan daya ingat melalui lagu yang biasa didengar oleh siswa.
4. Memiliki dampak terapi pada kehidupan, karena dapat
menenangkan hati dan pikiran. f.
Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk
memahami perbedaan-perbedaan pada suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan terhadap orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaan
terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerak tubuh; kemampuan untuk membedakan berbagai jenis isyarat interpersonal; dan kemampuan
untuk merespons secara efektif isyarat-isyarat di atas dalam beberapa cara pragmatis.
Siswa dengan kecerdasan intepersonal akan banyak memiliki teman baik dirumah maupun disekolah. Siswa juga cenderung lebih
suka belajar kelompok karena materi pelajaran akan mudah dipahami. Menurut Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar 2009: 14, Siswa
dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi ditandai dengan
19 kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman,
memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antarteman, dan memperoleh simpati dari siswa yang lain.
Lwin 2003:
198-202 mengemukakan
pentingnya mengembangkan kecerdasan interpersonal bagi siswa, yaitu:
1. Mudah menyesuaikan diri dengan orang lain meskipun berada
dalam lingkungan yang baru. 2.
Memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang lain sehingga menjadi berhasil dalam karirnya.
3. Menyeimbangkan kesehatan jasmani dan rohani dengan
bersosialisasi di lingkungan sekitar. g.
Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal merupakan pengetahuan diri dan
kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Kecerdasan ini termasuk memiliki gambaran yang
akurat tentang diri sendiri, kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, kemampuan untuk
mendisiplinkan diri, pemahaman diri, dan harga diri. Menurut Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar 2009: 14,
siswa dengan kecerdasan intrapersonal senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kelemahan maupun kekurangannya, kemudian
mencoba untuk memperbaiki diri. Mereka lebih mudah memahami materi pelajaran jika dipelajari sendiri.
20 Lwin
2003: 234-238
mengemukakan pentingnya
mengembangkan kecerdasan intrapersonal bagi siswa, yaitu: 1.
Mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri yang membimbingnya kepada kestabilan emosional.
2. Mampu mengendalikan dan mengarahkan emosi negate menjadi
emosi positif. 3.
Mengatur dan memotivasi diri. 4.
Mampu bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri 5.
Mengembangkan harga diri yang tinggi yang merupakan dasar bagi keberhasilan.
h. Kecerdasan Naturalis
Siswa dengan kecerdasan naturalis mempunyai keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna
dari sebuah lingkungan individu. Hal ini juga mencakup kepekaan terhadap fenomena alam lainnya, kepekaan kasus yang tumbuh di
lingkungan perkotaan, dan kemampuan untuk membedakan benda- benda mati seperti mobil, sepatu, dan sampul CD.
Sedangkan Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar 2009: 14 mendefinisikan kecerdasan naturalistik sebagai kemampuan seseorang
untuk peka terhadap lingkungan alam. Siswa dengan kecerdasan tersebut cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka
macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.
21 Siswa dengan kecerdasan naturalis akan lebih tertarik dengan
pembelajaran yang dilakukan diluar ruangan kelas. Mereka memiliki ketertarikan terhadap tumbuhan dan hewan yang berada di sekitar
sekolah. Siswa juga senang mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar sekolah, seperti berkemah, piknik, kunjungan wisata,
atau jelajah alam atau haking
B. Strategi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk
1. Definisi Strategi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk