98 2
Diskusi kelompok lebih efektif karena semua anggota kelompok turut terlibat.
3 Timbul rasa kompetitif antar masing-masing kelompok.
4 Siwa lebih bersemangat dengan adanya reward yang diberikan
guru. 5
Kelas menjadi kondusif dan siswa lebih serius untuk mengikuti pelajaran.
6 Dari hasil tes pada siklus II sebanyak 28 siswa dari 33 siswa
dapat mencapai KKM sebesar 75.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa guru melakukan pembelajaran sesuai dengan strategi
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Hal tersebut seperti yang dikemukaan oleh Paul Suparno 2008: 79-97, langkah-langkah strategi
pembelajaran kecerdasan majemuk yaitu mengenal kecerdasan majemuk siswa, mempersiapkan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran, dan
menentukan evaluasi. Guru mengajar menggunakan 5 kecerdasan. Kecerdasan linguistik
dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Kecerdasan musikal dengan cara mengajak siswa bernyanyi terkait materi yang sedang
dipelajari. Kecerdasan visual dilakukan dengan menunjukan gambar-gambar dan video. Kecerdasan spasial dilakukan dengan menunjukan peta pikiran dan
peta konsep untuk membantu mempermudah mengingat pelajaran. Kecerdasan
99 kinestetik dilakukan dengan mengajak siswa bermain beran dan bermain
jawaban stik. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian afektif, psikomotorik, dan
afektif. Penilaian psikomotorik dilihat dari proses berpikir siswa dalam menyelesaiakn soal atau tugas, penilaian afektif dilihat dari perilaku siswa
selama mengikuti pelajaran, dan penilaian kognitif diberikan dalam bentuk tes tertulis untuk siswa. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan
penilaian hasil belajar pada aspek kognitif serta untuk aspek psikomotorik dan afektif dinilai secara outentik selama proses pembelajaran. Purwanto 2010:
46 mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku akibat belajar. Hasil tersebut dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Hasil evaluasi yang dilakukan guru sebelum dilakukan tindakan yaitu sebesar 15,15 dengan rata-rata kelas yaitu 54,54. Jumlah
siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 siswa dan 28 siswa tidak lulus KKM. Oleh karena itu perlu adanya sebuah tindakan yang harus dilakukan guru
untuk meningkatkan hasil belajar PKn. Penerapan strategi tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang
semula 54,54 meningkat menjadi 70,3 dibandingkan dari pra siklus. Sementara persentase siswa yang telah mencapai KKM pada siklus I
meningkat 36,37, dari 15,15 pada pra siklus menjadi 51,52 pada siklus I. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I meningkat yaitu dari 85 menjadi 90.
Namun demikian, penelitian dikatakan belum berhasil karena keberhasilannya
100 belum mencapai 70. Hal itu disebabkan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri
dan lingkungannya. Faktor dari dalam siswa meliputi kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, dan minat. Sedangkan faktor dari
lingkungan, model penyajian materi pelajaran, pribadi dan sikap guru, suasana pengajaran, kompetensi guru, dan masyarakat Ahmad Susanto, 2014: 14.
Selain itu, masih kurangnya pengelolaan waktu sehingga untuk hasil diskusi kelompok tidak dapat dipresentasikan dan tugas proyek belum disampaikan.
Untuk itu penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan melihat catatan-catatan penting yang masih perlu direfleksikan lagi untuk pembelajaran berikutnya.
Upaya yang dilakukan pada siklus II membuahkan hasil yaitu peningkatan nilai rata-rata hasil belajar PKn. Hal ini ditunjukkan oleh
peningkatan persentase siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM. Ketuntasan pada siklus I yang semula 51,52 meningkat menjadi
84,85. Siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal ada 28 siswa, sedangkan yang belum tuntas ada 5 siswa. Dari data tersebut, hasil belajar
PKn siswa kelas IV SD Negeri 2 Wates Kulon Progo telah berhasil mencapai persentase 70 siswa yang mendapat nilai minimal 75. Data yang dihasilkan
pada siklus II ternyata sudah memenuhi keberhasilan penelitian, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Penggunaan strategi belajar berbasis kecerdasan majemuk pada materi sistem pemerintahan pusat menunjukkan peningkatan dari pra tindakan, siklus
101 I, dan siklus II. Hasil belajar pada aspek kognitif siswa dapat meningkat.
Siswa sudah bisa menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi materi yang disampaikan guru dengan melibatkan beberapa
kecerdasan menonjol yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
D. Keterbatasan Penelitian