69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 2 Wates merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY yaitu terletak di
Jalan Tamtama, Wates, Wates, Kulon Progo, DIY. Sekolah ini merupakan salah satu SD Negeri favorit di kota Wates yang diminati oleh masyarakat.
Jumlah keseluruhan siswa yang bersekolah di SD Negeri 2 Wates berjumlah 199 yaitu terdiri dari 94 siswa laki-laki dan 105 siswa perempuan. Kelas I 28
siswa, kelas II 32 siswa, kelas III 36 siswa, kelas IV 33 siswa, kelas V 39 siswa, dan kelas VI 31 siswa.
Adapun visi dari SD Negeri 2 Wates yaitu ”Unggul dalam Prestasi, Beriman, Bertaqwa, dan Berbudi Pekerti Luhur”. Visi tersebut kemudian
dijabarkan ke dalam misi sebagai berikut ini. 1.
Menciptakan prses pembelajaran yang efektif sehingga potensi dapat berkembang secara optimal.
2. Melaksanakan bimbingan belajar secara kontinyu dan menyeluruh sesuai
dengan potensi siswa. 3.
Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut sebagai sumber perilaku sopan santun.
4. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, invatif sesuai dengan
perkembangan zaman. 5.
Mendorong dan memotivasi siswa untuk memiliki kedisipinan yang tinggi.
70 6.
Meningkatkan potensi siswa dalam bidang olah raga dan seni. 7.
Membangun citra seklah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
B. Hasil Penelitan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Wates. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini hasil belajar yang difokuskan pada ranah kognitif dengan menggunakan strategi belajar
berbasis kecerdasan majemuk. Tindakan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari dua pertemuan, setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran. Adapun hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1. Pra Tindakan
Pra tindakan dilaksanakan pada 07 November 2015, 14 November 2015, dan 14 Januari 2016. Tahap pra tindakan dilakukan untuk
menperoleh data awal mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi sistem pemerintahan pusat sebelum dilakukan tindakan.
Berdasarkan hasil refleksi peneliti, selama ini pembelajaran masih didominasi oleh guru. Siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan
dari guru. Selain itu, guru lebih dominan menggunakan buku teks untuk menjelaskan materi kepada siswa. Saat menjelaskan materi sistem
pemerintahan pusat, guru lebih dominan menggunakan buku teks. Siswa mendengar penjelasan dari guru dan sesekali guru meminta siswa untuk
membaca materi yang ada dibuku teks secara bergantian. Pembelajaran
71 seperti ini mengakibatkan siswa tidak memperhatikan pelajaran,
mengantuk, dan berbuat gaduh saat mengikuti pembelajaran PKn. Selain itu, guru masih menggunakan cara yang konvensional dalam
menyampaikan materi. Adanya perbedaan kemampuan dan daya ingat siswa juga terlihat selama observasi berlangsung. Mereka ada yang mudah
menangkap apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Beberapa siswa juga terlihat tidak menjawab ketika guru bertanya tentang materi sebelumnya.
Hal tersebut ditunjukan dari hasil belajar siswa dari hasil tes yang dilakukan oleh guru sebelum peneliti melakukan tindakan. Dari hasil tes
diperoleh data yang berupa angka-angka yang diperoleh oleh masing- masing siswa. Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukan nilai
tertinggi 90dan nilai terendah30 serta nilai rata-rata kelas 63,45dengan presentase ketercapaian KKM sebesar 36, 36..
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pra tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
72 Tabel 10. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Tahap Pra Tindakan
No Nama
Nilai Keterangan
1 BW
80 Mencapai KKM
2 FR
40 Tidak Mencapai KKM
3 IMAM
72 Tidak Mencapai KKM
4 NA
60 Tidak Mencapai KKM
5 AAP
76 Mencapai KKM
6 ADS
35 Tidak Mencapai KKM
7 ANA
90 Mencapai KKM
8 AMP
30 Tidak Mencapai KKM
9 AAH
68 Tidak Mencapai KKM
10 BAS
78 Mencapai KKM
11 CRS
58 Tidak Mencapai KKM
12 DMW
65 Tidak Mencapai KKM
13 DKS
65 Tidak Mencapai KKM
14 EYRH
58 Tidak Mencapai KKM
15 EDS
65 Tidak Mencapai KKM
16 H
75 Mencapai KKM
17 ISNS
85 Mencapai KKM
18 INL
55 Tidak Mencapai KKM
19 JBP
86 Mencapai KKM
20 KD
90 Mencapai KKM
21 MHA
50 Tidak Mencapai KKM
22 MBMI
30 Tidak Mencapai KKM
23 NZB
75 Mencapai KKM
24 RNZ
80 Mencapai KKM
25 RAS
70 Tidak Mencapai KKM
26 RFAH
45 Tidak Mencapai KKM
27 SD
85 Mencapai KKM
28 SDST
40 Tidak Mencapai KKM
29 SW.M
72 Tidak Mencapai KKM
30 SNM
70 Tidak Mencapai KKM
31 YRP
80 Mencapai KKM
32 CKW
50 Tidak Mencapai KKM
33 DSM
55 Tidak Mencapai KKM
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pencapaian siswa dalam menguasai materi sistem pemerintahan pusat
masih kurang. Siswa yang telah lulus KKM sebanyak 12 orang. Sedangkan siswa yang tidak lulus KKM sebanyak 21 orang. Oleh karena
73 itu untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 70 siswa diatas
KKM maka perlu diadakan suatu tindakan pada proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Wates.
2. Siklus I
Data yang diperoleh pada tahap pra tindakan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus pertama. Hal tersebut
bertujuan agar diperoleh peningkatan dari hasil belajar siswa. Siklus I dilaksanakan sebanyak dua pertemuan yaitu pada tanggal 28 Januari - 04
Februari 2016. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama adalah sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Setelah diperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi kelas, maka langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan perencanaan.
Adapun persiapan yang dilakukan untuk melakukan tindakan guna meningkatkan hasil belajar PKn kelas IV SD Negeri 2 Wates meliputi
hal-hal sebagai berikut: 1
Mempelajari dan mempersiapkan materi bahan ajar yang akan digunakan.
2 Menyusun
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP
menggunakan strategi berbasis kecerdasan majemuk pada mata pelajaran PKn.
3 Menyiapkan media pendukung.
74 4
Membuat Lembar Kerja Siswa LKS berupa naskah teks untuk bermain peran.
5 Membuat lembar pengamatan observasi untuk mengetahui
aktivitas guru saat melakukan pembelajaran PKn menggunakan strategi belajar berbasis kecerdasan majemuk.
6 Menyiapkan dan menyusun soal tes yang diberikan kepada siswa
pada akhir siklus. 7
Melakukan diskusi kegiatan pembelajaran bersama guru mitra. b.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan ini dilakukan berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat oleh peneliti. Tindakan siklus pertama dilaksanakan pada minggu keempat bulan Januari dan
minggu pertama bulan Februari. Siklus pertama dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan yang disesuaikan dengan materi. Sebelumnya peneliti
bersama dengan guru berdiskusi terlebih dahulu untuk menyampaikan pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Diskusi dilakukan sehari
sebelum pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang didiskusikan terkait dengan kegiatan pembelajaran yang mengacu kepada strategi
kecerdasan majemuk, waktu pelaksanaan, dan kelengkapan alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan materi.
1 Catatan Pertemuan ke 1 Siklus I
Pertemuan ke 1 siklus I dilakukan pada hari Kamis, 28 Januari 2016 pukul 09.30-10.45. Peneliti datang lebih awal yaitu
75 setengah jam sebelum pelajaran PKn dimulai untuk melakukan
percobaan penggunaan media sebelum melakukan tindakan. Setelah segala persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan
penelitian terlebih
dahulu dengan
membuka pelajaran,
mengumumkan kepada siswa bahwa pada hari ini siswa akan diajak belajar dengan bersenang-senang. Selanjutnya guru
menyiapkan materi yang akan dipelajari. Kelas sudah dimulai sejak pagi, jadi guru tidak membuka
pelajaran dengan salam. Guru langsung menyiapkankan siswa agar duduk rapi untuk mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan
ke 1 ini, pelajaran dimulai dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu berjudul
”Sistem Pemerintahan Pusat” dengan menggunakan nada lagu ”Anak Gembala”. Mula-mula guru menanyakan kepada siswa,
apakah sudah pernah dan bisa menyanyikan lagu tersebut. Kemudian guru dan siswa menyanyikan lagu ”Anak Gembala”
dilan jutkan menyanyikan lagu ”Sistem Pemerintahan Pusat”.
Siswa sangat antusias menyanyikan lagu tersebut. Setelah bernyanyi guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait isi
dari lagu ”Sistem Pemerintahan Pusat” yang dinyanyikan bersama-sama.
Siswa dibimbing guru untuk menyebutkan wewenang lembaga pemerintahan pusat dengan bantuan mind map. Pertama
76 guru membahas tentang pengertian sistem pemerintahan pusat
dalam arti sempit dan dalam arti luas. Kemudian membahas wewenang lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan BPK. Guru
juga meminta siswa untuk membuka buku paket dan menunjuk siswa untuk membaca wewenang dari lembaga-lembaga
pemerintah. Sebenarnya dalam mind map tersebut sudah di sebutkan wewenang dari lembaga-lembaga pemerintahan, hanya
saja tulisan kurang terlihat jika dilihat dari belakang. Untuk menghindari kesalahan konsep maka guru menyuruh siswa untuk
membuka buku paket. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menampilkan beberapa
gambar pejabat pemerintahan periode 2015-2019. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa sudah pernah melihat atau mendengar
nama-nama pejabat terebut di telivisi. Semua siswa antusias untuk melihat, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang
menjawab pertanyaan dari guru. Setelah guru bertanya jawab dengan siswa selanjutnya guru menjelaskan kembali siapa nama
pejabat yang menjabat pada lembaga-lembaga pemerintahan tersebut.
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 11 orang siswa. Kelompok dibagi berdasarkan urutan
presensi, dikarenakan agar tidak timbul saling iri antar siswa. Untuk kelompok 1 dimulai dari presensi 1-11, kelompok 2
77 dimulai dari presensi 12-22, dan untuk kelompok 3 dimulai dari
presensi 23-33. Siswa langsung berhamburan menghampiri teman satu kelompoknya dan duduk ditempat yang telah ditentukan oleh
guru. Beberapa siswa ada yang kecewa karena tidak bisa satu kelompok dengan teman dekatnya.
Kemudian guru menjelaskan tugas yang harus dilakukan masing-masing kelompok. Setiap kelompok akan bermain peran
tentang rapat kerja pengawasan kebijakan pemberdayaan desa. Secara bergantian setiap kelompok bermain peran di depan kelas.
Guru membimbing siswa dari belakang dan menentukan kelompok berapa yang memberikan penampilan terbaiknya.
Setelah semua kelompok maju, guru mengumumkan bahwa kelompok 3 yang memberikan penampilan terbaik. Semua
anggota kelompok 3 bersorak gembira. Kelompok lainpun dapat menerima kekalahannya.
Selanjutnya guru membagikan LKS kepada masing- masing kelompok. LKS tersebut berbentuk peta konsep. Setiap
kelompok ditugaskan untuk mengisi kolom yang kosong pada bagan peta konsep. Untuk menghindari kecurangan guru
memberikan instruksi kepada setiap kelompok untuk mengerjakan di tempat yang berbeda dan letaknya saling berjauhan. Kelompok
1 mengerjakan di teras ruang kelas V. Kelompok 2 megerjakan di teras ruang kelas IV. Sedangkan kelompok 3 mengerjakan di
78 depan kelas IV. Seharusnya setelah mengerjakan LKS masing-
masing kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Namun, waktu pelajaranpun sudah berakhir dan bel istirahat
berbunyi. Guru hanya menyuruh siswa untuk mengumpulkan LKS tersebut. Kemudian menyuruh siswa untuk beristirahat.
2 Pertemuan ke 2 Siklus I
Pertemuan ke 2 siklus I dilakukan pada hari Kamis, 04 Febuari 2016. Sebelum pelajaran dimulai peneliti melakukan
diskusi terkait pembelajaran yang akan dilakukan dan bersama- sama mempersiapkan media yang akan digunakan. Pada
pertemuan ke 2 ini, pelajaran sedikit terlambat dimulai karena peralatan yang akan digunakan belum lengkap. Guru berusaha
mencari alternatif lain yaitu dengan menggunakan mic sebagai pengeras suara video yang diputar. Akan tetapi tidak dapat
berfungsi dengan baik. Akhirnya peneliti memutuskan untuk mengambil sound system di kos sekitar 10 menit.
Selama menunggu sound system datang, guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengingat materi yang sudah di
pelajari. Selain itu guru juga mengajak siswa untuk bernyanyi lagu sistem pemerintahan pusat. Semua peralatan sudah dipasang,
guru mengingatkan kepada siswa agar tenang menyimak video tentang sistem pemerintahan pusat. Siswa mengamati dengan
79 seksama, beberapa siswa sangat antusias. Kemudian guru bersama
siswa melakukan tanya jawab terkait dengan video tersebut. Selanjutnya guru mengumumkan kepada siswa bahwa hari
ini siswa tidak hanya belajar saja. Akan tetapi akan bermain dan belajar. Semua siswa bersorak antusias. Guru membagi kelompok
berdasarkan barisan tempat duduk. Satu kelompok kurang lebih terdapat 8 siswa. Sebelum permainan dimulai, guru menjelaskan
aturan bermain dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk berunding siapa yang akan maju mewakili kelompoknya untuk
mengambil stik. Kelompok yang maju pertama dipilih berdasarkan kelompok yang paling anteng.
Sebenarnya siswa
sangat bersemangat
mengikuti permainan ini. Namun karena waktu yang terbatas jadi hanya
beberapa siswa yang dapat bermain jawaban stik. Pelajaran diakhiri dengan dilakukannya evaluasi. Setelah selesai dilanjut
dengan mengerjakan angket yang disediakan oleh peneliti. c.
Hasil Pengamatan Peneliti melakukan observasi dari awal kegiatan pembelajaran
sampai akhir pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Apakah aktivitas pembelajaran
yang dilakukan guru dengan menggunakan strategi berbasis kecerdasan majemuk sesuai dengan rancangan pembelajaran yang
dibuat oleh peneliti atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan yang
80 dilakukan oleh pengamat 1 dan pengamat 2 secara keseluruhan guru
sudah melakukan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan strategi berbasis kecerdasan majemuk.
Pada pertemuan pertama pada siklus I guru melakukan observasi di dalam kelas, observasi di luar kelas, tes, dan
mengumpulkan tugas siswa sebagai fortofolio untuk mengenal kecerdasan majemuk siswa. Dalam melakukan aktivitas pembelajran
beberapa sintaks masih terbalik atau tidak sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajran. Namun, hal tersebut tidak mengubah tujuan
pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Hasil pengamatan dari pengamat 1 dan 2 menunjukan bahwa presentase aktivitas yang
dilakukan guru sebesar 72,22. Hal tersebut berarti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi berbasis kecerdasan majemuk
sudah dilaksanakan dengan baik. Berikut adalah uraian hasil pengamatan saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama. a
Guru mengenal kecerdasan majemuk siswa dengan melakukan observasi di dalam kelas, di luar kelas, tes, percobaan mengajar
dengan strategi berbasis kecerasan majemuk, dan portofolio siswa. b
Pada pertemuan ke 1 beberapa siswa masih berbicara sendiri saat jam pertama dimulai, satu siswa terlambat masuk kelas, dan satu
siswa masih memakai seragam olahraga saat mengikuti
81 pembelajaran. Hal tersebut sedikit mengganggu saat pembelajaran
berlangsung. c
Pada saat pembagian kelompok terdapat siswa yang kecewa karena tidak bisa satu kelompok dengan teman dekatnya.
Pembagian kelompok berdasarkan urutan nomor presensi. d
Mind map atau peta pikiran tidak terlihat jelas dari belakang karna tulisan yang terlalu kecil.
e Guru sedikit terlambat memulai pelajaran. Hal tersebut
disebabkan karena peralatan media yang akan digunakan sebagian belum berfungsi.
f Saat melihat tayangan video terdapat beberapa siswa yang mulai
bosan melihat tayangan video tersebut. Siswa tersebut berkata bahwa video yang ditayangkan kurang menarik.
g Pada permainan jawaban stik siswa sangat antusias dan
bersemangat mengikuti permainan. Bahkan siswa masih ingin terus bermain.
h Dalam melaksanakan pembelajaran terdapat sintaks yang terbalik.
Selain itu guru menggunakan satu sintaks yang tidak terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
i Guru melakukan percobaan mengajar dengan menggunakan 4
kecerdasan strategi berbasis kecerdasan majemuk. j
Tugas proyek belum disampaikan karena jam pelajaran sudah berakhir dan guru lupa untuk menyampaikan.
82 k
Administrasi penilaian proses dilakukan setelah pembelajaran selesai.
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 11. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Tahap Siklus I
No Nama
Nilai Keterangan
1 BW
50 Tidak Mencapai KKM
2 FR
55 Tidak Mencapai KKM
3 IMAM
80 Mencapai KKM
4 NA
65 Tidak Mencapai KKM
5 AAP
75 Mencapai KKM
6 ADS
60 Tidak Mencapai KKM
7 ANA
85 Mencapai KKM
8 AMP
20 Mencapai KKM
9 AAH
80 Mencapai KKM
10 BAS
80 Mencapai KKM
11 CRS
90 Mencapai KKM
12 DMW
65 Tidak Mencapai KKM
13 DKS
75 Mencapai KKM
14 EYRH
40 Tidak Mencapai KKM
15 EDS
50 Tidak Mencapai KKM
16 H
60 Tidak Mencapai KKM
17 ISNS
90 Mencapai KKM
18 INL
90 Mencapai KKM
19 JBP
85 Mencapai KKM
20 KD
90 Mencapai KKM
21 MHA
60 Tidak Mencapai KKM
22 MBMI
40 Tidak Mencapai KKM
23 NZB
80 Mencapai KKM
24 RNZ
75 Mencapai KKM
25 RAS
80 Mencapai KKM
26 RFAH
70 Tidak Mencapai KKM
27 SD
85 Mencapai KKM
28 SDST
65 Tidak Mencapai KKM
29 SWM
90 Mencapai KKM
30 SNM
80 Mencapai KKM
31 YRP
70 Tidak Mencapai KKM
32 CKW
70 Tidak Mencapai KKM
33 DSM
70 Tidak Mencapai KKM
83 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa tingkat
pencapaian siswa dalam menguasai materi sistem pemerintahan pusat masih kurang meskipun sudah terjadi peningkatan dari sebelum adanya
tindakan. Siswa yang lulus KKM sebanyak 17 orang. Sedangkan siswa yang tidak lulus KKM sebanyak 16 orang. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa dalam satu kelas pada siklus I yaitu sebesar 70,3 dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 20 serta
presentase kelulusan sebesar 51,52. Perbandingan nilai antara Pra Tindakan dan Siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Perbandingan Pra Tindakan dan Siklus I
Aspek yang Diamati Nilai Pra
Tindakan Nilai
Siklus I
Nilai Tertinggi 90
90 Nilai Terendah
30 20
Nilai Rata-rata 63, 45
70,3 Jumlah Siswa yang mencapai KKM
12 17
Jumlah Siswa yang Tidak mencapai KKM 21
16 Presentase Siswa yang Tuntas
36,36 51,52
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai siswa antara Pra Tindakan yang belum dikenai tindakan dan Siklus I sudah diberi
tindakan mengalami kenaikan. Ketuntasan minimal dalam penelitian ini sekurang-kurangnya 70 dari jumlah siswa. Namun pada
kenyataanya pada Siklus I siswa yang mendapat nilai ≥75 baru
51,52. Dari jumlah siswa yang ada yaitu 33 siswa, siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebanyak 17
orang sedangkan 16 orang lainya belum memenuhi.
84 d.
Refleksi Siklus I Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus untuk membahas
hal-hal yang sudah dilakukan dan hal-hal yang perlu diperbaiki dari siklus pertama sebagai rencana tindakan yang baru untuk diterapkan
pada siklus selanjutnya. Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada
pelajaran pendidikan PKn pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Wates menunjukan bahwa hasil belajar PKn. Kelebihan dari strategi
berbasis kecerdasan mejemuk pada siklus I yaitu, siswa dapat belajar dengan joyfull dan meaningfull learning. Hal tersebut berarti pelajaran
yang dilakukan menyenangkan dan bermakna untuk siswa. Pada siklus I diketahui hasil belajar PKn siswa mengalami
peningkatan dari pra tindakan. Siswa yang telah mencapai nilai ≥70
sebanyak 17 orang atau 51,52 dari jumlah siswa. Meskipun terjadi peningkatan siswa yang mencapai KKM belum mencapi 70 dari
seluruh jumlah siswa, maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya untuk mencapai indikator keberhasilan.
Faktor penyebab kurang tercapainya hasil belajar yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1 Siswa kurang kondusif pada pertemuan pertama. Beberapa siswa
masih diluar menghabiskan makanan saat pelajaran dimulai. Pada pertengahan pelajaran beberapa siswa izin kekamar mandi dan satu
siswa izin untuk ganti baju.
85 2
Peta pikiran yang ditampilkan kurang terlihat jelas, sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak melihat dengan jelas tulisan
yang terdapat dalam peta pikiran. 3
Peta konsep yang seharusnya digunakan sebagai alat bantu penyampaian materi dijadikan sebagai LKS oleh guru.
4 Pembagian kelompok terlalu besar, sehingga ketika mengerjakan
tugas kelompok banyak siswa yang menganggur. 5
Pemberian penghargaan reward untuk siswa kurang menarik, sehingga terkadang siswa masih bermalas-malasan.
6 Pada saat bermain peran siswa belum menghayati peran yang
dilakukan. 7
Pada pertemuan pertama siswa belum mepresentasikan hasil diskusinya.
8 Terjadi keterlambatan pembelajaran pada pertemuan kedua karena
alat yang akan digunakan belum terpasang semua. 9
Pada saat bermain stik siswa mengandalkan temannya yang dianggap pandai.
10 Lembar penilaian proses belum dilampirkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran dan tujuan pembelajaran belum dituliskan.
Dari hasil refleksi ditemukan beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan, sehingga peneliti berdiskusi dengan
kaloborator, tim peneliti, dan dosen pembimbing perlu melakukan
86 perbaikan untuk siklus selanjutnya. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada
siklus selanjutnya adalah sebagai berikut. 1
Peneliti membuat peta pikiran lebih besar agar siswa yang duduk dibelakang dapat melihat tulisan yang terdapat pada peta pikiran
tersebut. 2
Peta pikiran dibuat LKS agar siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan oleh guru.
3 Peta konsep dibuat LKS yang mencakup 3 lembaga dalam sistem
pemerintahan pusat. 4
Pembagian kelompok diperkecil, yaitu dalam satu kelompok terdapat 4 siswa agar kondusif.
5 Siswa diberikan penghargaan reward kata-kata motivasigambar
dalam bentuk stiker. 6
Pada teks bermain peran dibuat konsep baru agar siswa paham dengan maksut atau tujuan dari isi teks tersebut.
7 Pada rencana pelaksanaan pembelajaran dilampirkan penilaian
proses dan dicantumkan tujuan pembelajaran. 8
Proyek siswa diganti dari proyek sebelumnya agar siswa tidak bosan.
9 Stik permaianan ”jawaban stik” dikoreksi kembali agar pertanyaan
pada stik tersebut mudah dipahami oleh siswa. 10
Soal evaluasi dilakukan perbaikan karena terlalu sulit untuk siswa.
87 11
Pengelolaan waktu disesuaikan agar semua kegiatan pembelajaran dapat tercapai semua.
12 Persiapan dilakukan sehari sebelum tindakan dan sebelum
pelajaran dimulai. 3.
Siklus II Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Tujuan
dilaksanakannya siklus II adalah untuk memenuhi kriteria keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya 70 siswa dapat mencapai nilai KKM yaitu
sebesar 75. Seperti pada siklus I, pada siklus II ini penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Adapun tahapan- tahapan secara rinci dijelaskan berikut ini.
a. Tahap Perencanaan Siklus II
1 Melakukan diskusi dengan guru terkait dengan pembelajaran yang
sudah dilakukan pada siklus I. Kemudian memperbaiki kekeruangan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
2 Menyiapkan kembali LKS yang digunakan pada siklus II.
3 Mempersiapkan reward untuk siswa yang memiliki keaktifan
dalam belajar. 4
Menyusun dan mempersiapkan soal evaluasi untuk siswa. b.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada
tanggal 11 dan 13 Februari 2016. Pembelajaran dilakukan dengan
88 menggunakan
strategi berbasis
kecerdasan majemuk
untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan PKn siswa kelas IV SD Negeri
2 Wates. 1
Pengamatan ke 1 Siklus II Pertemuan ke 1 siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 11
Februari 2016. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat dengan memperbaiki
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Materi yang dibahas masih sama yaitu tentang sistem pemerintahan pusat. Guru memulai
pelajaran setelah istirahat, yaitu pukul 09.30 WIB. Sebelum memulai pelajaran guru menyampaikan proyek yang harus
dikerjakan siswa untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Proyek tersebut yaitu membuat lagu tentang sistem pemerintahan
pusat nadanya dari lagu yang sudah ada. Guru juga memberikan motivasi dalam bentuk reward untuk siswa yang dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Setelah itu guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada hari
ini siswa belajar tentang sistem pemerintahan pusat lagi untuk memantapkan materi-materi sebelum ujian tengah semester. Guru
bertanya kepada siswa, apakah siswa masih ingat dengan lagu sistem pemerintahan pusat yang dinyanyikan pada pertemuan
sebelumnya. Kemudian guru dan siswa menyanyikan lagu tersebut
89 secara bersama-sama. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan
siswa terkait lagu yang dinyanyikan. Untuk menjelaskan tugas dan wewenang lembaga
pemerintahan pusat, guru menggunakan peta pikiran yang dibuatnya sendiri dengan mengambarnya dipapan tulis sambil
bertanya jawab dengan siswa. Kemudian guru menampilkan pejabat pemerintahan pada periode 2014-2019. Kegiatan
selanjutnya yaitu bermain peran tentang rapat kerja pengawasan kebijakan pemberdayaan desa. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok berdasarkan barisan tempat duduk. Secara bergantian siswa maju kedepan kelas untuk bermain peran dengan
bantuan guru. Semua kelompok sudah maju untuk bermain peran, guru
memberikan tugas kelompok mengerjakan LKS yang disediakan guru. Untuk kelompok yang kedua ini, pembagiannya lebih
dipersempit yaitu siswa berkelompok dengan meja depan dan belakang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Sebelumnya guru menjelaskan perintah dari LKS yang akan dikerjakan oleh siswa. Setelah siswa paham guru mempersilahkan
siswa untuk mengerjakannya bersama teman sekelompoknya. Tepat bel istirahat berbunyi siswa selesai mengerjakan
tugas kelompok. Siswa mengumpulkan LKS kepada guru. sebelum pelajaran diakhiri guru mengingatkan kembali tentang proyek yang
90 harus dikerjakan dan menginformasikan bahwa LKS yang
dikerjakan siswa dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk beristirahat.
2 Pengamatan ke 2 Siklus II
Pertemuan ke 2 pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtum 13 Februari 2016 pukul 07.15-09.00 WIB setelah kegiatan
senam. Kegiatan ini merupakan kegiatan penyempurnaan pada pertemuan ke 1 siklus II. Pada pertemuan ke 2 siklus II ini guru
memulai pelajaran dengan salam. Memanggil siswa yang bertugas untuk memimpin berdoa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kemudian guru memimin siswa untuk membaca surat Al- Qur’an
sebelum belajar. Guru memulai pelajaran dengan menanyakan proyek yang
sudah dikerjakan siswa. Perwakilan dari beberapa kelompok mempresentasikan dengan menyanyikan lagu yang telah dibuat.
Proyek yang sudah dibuat dikumpulkan kepada guru. Selanjutnya guru membahas tugas kelompok pada pertemuan sebelumnya.
Guru menempelkan peta konsep dipapan tulis kemudian perwakilan masing-masing kelompok mendapat kartu kata untuk
ditempelkan pada kolom yang sesuai. Dari delapan kelompok hanya 3 kelompok saja yang belum bisa menjawab dengan benar.
Untuk lebih paham tentang materi yang dijelaskan oleh guru pada pertemuan sebelumnya, guru menampilkan video
91 tentang ketua-ketua pejabat negara periode 2014-2019 serta
presiden yang pernah memipin Indonesia. Kemudian guru mengajak siswa untuk bermain stik berdasarkan kelompok saat
mengerjakan LKS kemarin. Perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada stik. Setelah
masing-masing kelompok mendapat bagian untuk menjawab stik yang berisi pertanyaan, selanjutnya guru melakukan evaluasi hasil
belajar. Siswa mengerjakan dengan saksama. Jam istirahat berbunyi, siwa mengumpul lembar jawaban kepada guru. guru
mempersilahkan siswa untuk istirahat. c.
Hasil Pengamatan Observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru saat melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi
belajar berbasis kecerdasan majemuk. Pembelajaran dengan menggunakan strategi kecerdasan majemuk
siklus I dan siklus II secara keseluruhan meningkat. Guru membuat pembelajaran lebih menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik
untuk belajar. Hasil pengamatan yang dilakukan pengamat 1 dan 2 pada
siklus II diperoleh presentase aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru sebesar 93,75. Hal tersebut berarti guru sudah
melakukan kegiatan pembelajaran dengan sangat baik seperti yang
92 diharapkan oleh peneliti. Berikut adalah uraian hasil pengamatan
pada siklus II. 1
Guru mengenal kecerdasan majemuk siswa dengan observasi didalam, diluar, tes, fortofolio, dan percobaan mengajar dengan
menggunakan strategi berbasis kecerdasan majemuk. 2
Guru melakukan variasi dalam mengajar dan tetap mengacu pada startegi belajar berbasis kecerdasan majemuk.
3 Memberikan penguatan kepada siswa dengan memberikan
reward. 4
Kondisi kelas dapat dikontrol dengan baik. Siswa sudah dapat memposisikan diri kapan harus berbicara dan kapan harus diam
memperhatikan. 5
Semua siswa menerima dengan baik, tidak keberatan menerima perintah dari guru misalnya dalam pembagian kelompok tidak
sesuai yang diinginkan. Siswa saling bekerjasama ketika bermain peran dan mengerjakan LKS sehingga timbul rasa
kompetitif dalam setiap kelompok. 6
Melakukan penelian proses yang pengadministrasiannya dilakukan setelah pembelajaran.
7 Siswa mengalami peningkatan hasil belajar setelah dilakukan
tindakan I dan II Hasil peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD
Negeri 2 Wates siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
93 Tabel 13. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Siklus II
No Nama
Nilai Keterangan
1 BW
75 Mencapai KKM
2 FR
75 Mencapai KKM
3 IMAM
75 Mencapai KKM
4 NA
70 Tidak Mencapai KKM
5 AAP
85 Mencapai KKM
6 ADS
75 Mencapai KKM
7 ANA
95 Mencapai KKM
8 AMP
50 Tidak Mencapai KKM
9 AAH
85 Mencapai KKM
10 BAS
85 Mencapai KKM
11 CRS
90 Mencapai KKM
12 DMW
75 Mencapai KKM
13 DKS
80 Mencapai KKM
14 EYRH
55 Tidak Mencapai KKM
15 EDS
55 Tidak Mencapai KKM
16 H
80 Mencapai KKM
17 ISNS
95 Mencapai KKM
18 INL
90 Mencapai KKM
19 JBP
100 Mencapai KKM
20 KD
90 Mencapai KKM
21 MHA
75 Mencapai KKM
22 MBMI
55 Tidak Mencapai KKM
23 NZB
90 Mencapai KKM
24 RNZ
95 Mencapai KKM
25 RAS
85 Mencapai KKM
26 RFAH
75 Mencapai KKM
27 SD
90 Mencapai KKM
28 SDST
75 Mencapai KKM
29 SWM
85 Mencapai KKM
30 SNM
80 Mencapai KKM
31 YRP
90 Mencapai KKM
32 CKW
80 Mencapai KKM
33 DSM
95 Mencapai KKM
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari sebelum adanya tindakan dan siklus I. Hal
tersebut ditunjukan dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 28 dengan presentase 84,85. Nilai tertinggi pada siklus II 100
94 dan nilai terendah 50. Sedangkan nilai rata-rata dalam satu kelas
sebesar 80,3. Perbandingan nilai antara Pra Tindakan, Siklus I, dan
Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 14. Perbandingan Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Aspek yang Diamati Nilai Pra
Tindakan Nilai
Siklus I Nilai
Siklus II
Nilai Tertinggi 90
90 100
Nilai Terendah 30
20 50
Nilai Rata-rata 63, 45
70,3 80,3
Jumlah Siswa
yang Mencapai KKM
12 17
28 Jumlah Siswa yang Tidak
Mencapai KKM 21
16 5
Presentase Siswa
yang Tuntas
36,36 51,52
84,85
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa antara nilai siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Presentase
ketercapaian KKM siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu mendap
atkan ≥75. Pada siklus I ketercapaian KKM siswa mencapai 52,52, sedangkan pada siklus II mencapai 84,85.
Hasil ini sudah memenuhikriteria keberhasilan penelitian, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
d. Hasil Angket
Angket digunakan
untuk mengetahui
ketercapaian pembelajaran yang dilakukan guru dan untuk mengetahui
ketercapaian rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti.
95 1
Angket Pelaksanaan Pembelajaran Angket pelaksanaan pembelajaran ini bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa melalui strategi belajar
berbasis kecerdasan mejemuk dengan bantuan media yang belum pernah dilakukan oleh guru. Dari delapan aspek yang
terdapat dalam angket diperoleh rata-rata sebesar 81,44. Hal tersebut berarti siswa senang dan paham terhadap materi yang
disampaikan oleh guru. Selain itu juga berarti bahwa guru sudah dapat mengajar dengan menggunakan strategi belajar
berbasis kecerdasan majemuk seperti yang diinginkan peneliti. Pada aspek pertama sebanyak 26 siswa menyukai
pelajaran PKn dan sisanya sebanyak 7 orang tidak menyukai pelajaran PKn. Pada aspek kedua 24 siswa paham ketika guru
menyampaikan pelajaran dengan bantuan gambar tentang pejabat pemerintahan pusat periode 2014-2019 dan sisanya
sebanyak 9 orang tidak paham dengan media yang digunakan. Pada aspek ketiga perbandingan antara siswa paham dan tidak
paham dengan media peta konsep yang digunakan guru hampir sama, yaitu sebanyak 19 orang siswa paham dan 14 siswa tidak
paham. Pada aspek keempat sebanyak 23 orang paham dengan materi yang disampaikan guru menggunakan peta pikiran,
sisanya 10 orang tidak paham.
96 Pada aspek kelima mayoritas siswa menyukai
permainan jawaban stik yang dilakukan guru, yaitu sebanyak 32 siswa menyukai permainan tersebut dan 1 orang tidak
menyukai. Pada aspek keenam yang masih berkaitan dengan aspek kelima, sebanyak 29 siswa paham dengan materi yang
disampaikan melui permainan jawaban stik dan sisanya sebanyak 4 orang tidak paham. Pada aspek ketujuh mayoritas
siswa paham dengan materi yang disampaikan guru menggunakan video, sebanyak 31orang paham dan 2 orang
tidak paham. Pada aspek kedelapan yaitu ketika guru mengajak siswa bernyanyi, sebanyak 32 orang senang dengan kegitan
tersebut dan 1 orang tidak senang. Dari hasil analisis beberapa aspek tersebut dapat
disimpulkan bahwa masing-masing siswa dalam satu kelas dapat belajar sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Setiap
siswa mempunyai cara sendiri dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada tahap tindakan yang diajarkan
guru, siswa senang dan paham jika materi tersebut disampikan dengan video, gambar, jawaban stik, dan bernyanyi. Siswa
kurang suka jika materi tersebut menggunakan peta pikiran dan peta konsep. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
kecerdasan yang dimiliki siswa adalah kecerdasan linguisti, kinestetik, musikal, dan visual.
97 2
Angket Perangkat Pembelajaran Angket pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk
memberikan penilaian
apakah rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat peneliti sesuai dengan yang
diharapkan oleh guru. Dari 28 aspek yang terdapat dalam angket, pada aspek nomor 3, 13, 14, 15, dan 25 mendapat nilai
3 atau cukup dikarenakan pada RPP yang dibuat oleh peneliti tidak mencantumkan standar kompetensi. Pada aspek nomor 2,
4, 5, 12, 19, 20, dan 21 mendapat nilai 5 atau sangat baik, untuk aspek nomor 1, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 26, 27,
dan 28 mendapat nilai 4 atau baik. Secara garis besar presentase skor perolehan yang diperoleh sebesar 81, 43.
e. Refleksi Siklus II
Kekurangan yang dilakukan pada tindakan siklus I seperti hasil belajar dari 70 jumlah siswa belum mencapai KKM
diperbaiki pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 70 siswa
lulus KKM. Guru sudah menjalankan pelajaran dengan menggunakan langkah-langkah strategi berbasis kecerdasan
majemuk. Begitukan dengan siswa sudah menunjukan hasil yang diharapkan. Pada siklus II didapatkan hasil sebagai berikut.
1 Antusiasme siswa dalam pembelajaran maupun diskusi
kelompok meningkat.
98 2
Diskusi kelompok lebih efektif karena semua anggota kelompok turut terlibat.
3 Timbul rasa kompetitif antar masing-masing kelompok.
4 Siwa lebih bersemangat dengan adanya reward yang diberikan
guru. 5
Kelas menjadi kondusif dan siswa lebih serius untuk mengikuti pelajaran.
6 Dari hasil tes pada siklus II sebanyak 28 siswa dari 33 siswa
dapat mencapai KKM sebesar 75.
C. Pembahasan