a. Rasio antara jumlah Ekspor dan Impor dengan PDB. Rasio ini menunjukkan tingkat keterbukaan suatu Ekonomi .
b. Rasio antara Kredit dan Tabungan LDR Bank Umum . Rasio ini menunjukkan peningkatan atau pengurangan fungsi intermediasi bank umum.
c. Rasio antara Kredit dan Tabungan LDR Bank Perkreditan Rakyat . Rasio ini menunjukkan peningkatan atau pengurangan fungsi intermediasi Bank Prekreditan Rakyat.
Dalam menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang. Indikator yang digunakan dalam
menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang adalah:
a. Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB. b. Debt-to-Service Ratio DSR.
Dalam bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan menerapkan strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan produk tif bagi penduduk usia muda . Target 16,
bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan menerapkan strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan produktif bagi penduduk usia muda, indikator yang digunakan adalah sebagai
berikut: a. Tingkat pengangguran usia muda 15-24 tahun;
b. Tingkat pengangguran usia muda 15-24 tahun menurut jenis kelamin; c. Tingkat pengangguran usia muda 15-24 tahun menurut provinsi.
B. KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MDG’s.
Ada baiknya kita meluruskan satu hal; kesetaraan gender bukan melulu mengenai perempuan, tetapi mengenai perempuan dan laki-laki. Akan tetapi, karena target ini menekankan pada
pemberdayaan perempuan, kita akan membahas lebih banyak mengenai hal ini dan issue terkait
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Dalam banyak hal, perempuan di dunia telah mencapai kemajuan pesat, meskipun, masih cukup jauh dari pencapaian kesetaraan gender. Data tujuan ketiga MDGs menunjukkan hal tersebut
dengan cukup jelas. Tujuan ini memiliki tiga target. Pertama, menyangkut pendidikan. Untuk hal ini, nampaknya Indonesia cukup berhasil. Namun,
terkait target kedua dan ketiga, yaitu lapangan pekerjaan dan keterwakilan dalam parlemen, kesempatan yang dimiliki perempuan Indonesia masih kurang. Mari kita mulai dengan kabar baik.
Saat ini, semakin banyak anak perempuan yang bersekolah. Bahkan terjadi kemajuan yang cukup mengejutkan, antara anak laki-laki dan perempuan di berbagai jenjang pendidikan Pada sekolah dasar
jumlah antara anak perempuan dan laki-laki terbilang seimbang, di mana rasio yang ditunjukkannya mendekati 100 sejak 1992.
105
Sekarang di jenjang sekolah lanjutan pertama, garisnya berada diatas 100, artinya terdapat lebih banyak anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Meskipun ada penurunan pada tahun lalu, anak
perempuan sepertinya berada di depan pada sekolah lanjutan pertama. Ini mungkin karena kakak laki- laki mereka meninggalkan sekolah untuk bekerja. Biasanya terdapat lebih banyak kesempatan kerja
bagi anak laki-laki daripada untuk anak perempuan. Namun, di sekolah menengah atas, situasinya kembali lebih seimbang. Cara lain mengukur kemajuan adalah dengan melihat berapa banyak anak
putus sekolah. Kenyataannya, di sekolah dasar, jumlah anak putus sekolah antara anak laki-laki dan perempuan sama. Namun, di sekolah lanjutan, terlihat bahwa lebih sedikit anak perempuan yang
putus sekolah. Hal tersebut, lagi-lagi mungkin karena anak laki-laki memilik lebih banyak kesempatan kerja. Menariknya, baik keluarga miskin maupun kaya, sama giatnya yang bersekolah.
Sekarang situasi sudah semakin setara. Untuk mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun, tingkat melek huruf baik untuk laki-laki dan perempuan hampir mendekati 100.
106
105
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Op. Cit., hal 15.
106
Ibid, hal 16.,
Selain dibidang pendidikan, indikator MDG’s untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah rasio melek huruf,
sumbangan kerja berupah sektor non-pertanian dan proporsi perempuan di parlemen.
Universitas Sumatera Utara
C. HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM MDG’s DAN UPAYA PERLINDUNGAN HAK