2. MDG’s SEBAGAI KERANGKA ACUAN BAGI PEMBANGUNAN MASYRAKAT DUNIA
Penting untuk disampaikan bahwa MDG’s bukanlah tujuan PBB, sekalipun PBB adalah lembaga yang aktif terlibat dalam promosi global untuk merealisasikannya. MDG’s adalah tujuan dan
tanggung jawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik pada rakyatnya maupun bersama antar pemerintah. Tujuh dari delapan tujuan telah dikuantitatifkan sebagai target
dengan waktu pencapaian yang jelas, hingga memungkinkan pengukuran dan pelaporan kemajuan secara objektif dengan indikator yang sebagian besar secara internasional dapat diperbandingkan.
85
Dengan dukungan PBB, terjadi upaya global untuk memantau kemajuan, peningkatan perhatian, mendorong tindakan dan penelitian yang akan menjadi landasan intelektual bagi reformasi
kebijakan, pembangunan kapasitas dan memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai semua target. 18 target dan lebih dari 40 indikator terkait ditetapkan untuk dapat dicapai dalam jangka
waktu 25 tahun antara 1990 dan 2015. Masing-masing indikator digunakan untuk memonitor perkembangan pencapaian setiap tujuan dan target.
Tujuan-tujuan MDG saling terkait satu dengan yang lainnya. Sebagai contohnya, tujuan pertama-- menanggulangi kemiskinan dan kelaparan yang parah—adalah kondisi yang diperlukan tapi belum
cukup bagi pencapaian tujuan-tujuan lainnya. Demikian pula, tanpa kemitraan dan kerja sama antara negara miskin dan negara maju, seperti yang disebutkan pada tujuan 8, negara-negara miskin akan
sulit mewujudkan ketujuh tujuan lainnya.
86
1 Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan
Seandainya tidak ada orang miskin, hampir semua masalah kita praktis terselesaikan. Ketika anda punya uang, anda tentu bisa memeriksakan diri ke dokter yang baik. Anda juga bisa memperoleh
sambungan jaringan air minum serta makanan berkualitas. Karena itu, tujuan pertama dalam MDG’s adalah mengurangi jumlah penduduk miskin. Tujuan pertama ini, memang merupakan tujuan paling
85
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Kita Suarakan MDG’s Demi Pencapaiannya di Indonesia
, Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2008, hal 4.
86
Dr. Ruswiati Suryasaputra, M, Sc, Hak dan Peran Perempuan dalam Mensukseskan Milenium Development Goals 2015
dalam
Universitas Sumatera Utara
penting. Namun, jangan melihatnya sebagai hal yang terpisah dari tujuan MDGs yang lain. Pada dasarnya, semua tujuan berkaitan satu sama lain. Benar bahwa jika anda memiliki uang, anda bisa
mendapatkan perawatan kesehatan yang baik. Namun hal sebaliknya, bisa juga terjadi. Jika anda sakit, bisa membuat anda menjadi lebih miskin – anda akan kehilangan waktu kerja atau harus
membelanjakan uang untuk obat-obatan. Artinya, perbaikan kesehatan otomatis mengurangi kemiskinan. Demikian pula dengan pendidikan. Anak-anak yang menikmati pendidikan bakal
terbantu memperoleh pekerjaan dengan gaji yang lebih baik.
87
Target nya pada tahun 2015 adalah Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1
dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.
88
a. Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US1 PPP per hari.
Sedangkan indikatornya adalah menurunkan proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan di bawah US1 PPP per hari
menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015 merupakan target MDGs terkait dengan pengurangan tingkat kemiskinan. Dalam kasus Indonesia, indikator yang digunakan adalah sebagai
berikut:
b. Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional.
c. Indeks kedalaman kemiskinan.
d. Indeks keparahan kemiskinan.
e. Proporsi konsumsi penduduk termiskin kuantil pertama.
89
Tingkat kemiskinan atau proporsi jumlah orang miskin dibandingkan dengan jumlah penduduk keseluruhan pada tahun 1990 tercatat 15,10 persen, yang terus meningkat menjadi 17,75
persen pada tahun 2006. Dengan menggunakan basis data tahun 1990, tingkat kemiskinan yang menjadi sasaran MDGs pada tahun 2015 ialah sekitar 7,5 persen. Di sisi lain, krisis ekonomi yang
87
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Loc. Cit.
88
. ………, Sasaran Pembangunan Millenium, dalam http: www.wikipedia.com, diakses pada Kamis, 27 Oktober 2010.
89
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Op.
Cit , hal 11.
Universitas Sumatera Utara
terjadi dalam kurun 1997-1998 berakibat pada melonjaknya tingkat kemiskinan menjadi 24,1 persen pada tahun 1998. Karena itu, akan lebih realistis apabila sasaran kemiskinan MDGs untuk tahun 2015
adalah setengah dari kondisi tahun 1998, yakni 12 Per sen. Kemungkinan lain adalah dengan membuat kisaran yang menggabungkan sasaran berbasis tahun 1990 dan sasaran berbasis tahun 1998.
Dengan demikian, sasaran tingkat kemiskinan MDGs Indonesia pada tahun 2015, dengan menggunakan garis kemiskinan nasional, adalah berkisar pada 7,5 -12 persen.
2 Pendidikan Dasar untuk Semua
Begitu banyak anak-anak yang tidak dapat bersekolah dan menikmati masa anak-anak nya di sekolah karena alasan kemiskinan. Di daerah Afrika dan beberapa Negara Asia dimana masihn
banyak Negara yang berkembang, pendidikan dasar bagi anak-anak adalah bukanlah sebuah kebutuhan pimer. Pendidikan dasar menjadi terabaikan karena banyak masyarakat yang masih hidup
dibawah garis kemiskinan. Maka kemudian, masalah ini diangkat kedalam KTT PBB sehingga menjadi salah satu tujuan negara-negara lewat MDG’s. Target untuk 2015 adalah Memastikan bahwa
setiap anak , baik laki-laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar. Memastikan semua anak laki-laki maupun perempuan di manapun untuk dapat menyelesaikan
pendidikan dasar pada tahun 2015 merupakan target MDGs yang utama di bidang pendidikan. Pengukuran pencapaian target ini di Indonesia menggunakan indikator sebagai berikut:
a. Angka partisipasi murni APM sekolah dasarmadrasah ibtidaiyah 7-12 tahun. b. Angka partisipasi murni APM sekolah menengah pertamamadrasah tsanawiyah 13-15 tahun.
c. Angka melek huruf usia 15-24 tahun.
90
3 Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
90
Ibid, hal 25.
Universitas Sumatera Utara
Ada baiknya kita meluruskan satu hal; kesetaraan gender bukan melulu mengenai perempuan, tetapi mengenai perempuan dan laki-laki. Akan tetaopi, karena target ini menekankan pada
pemberdayaan perempuan, kita akan membahas lebih banyak mengenai hal ini dan issue terkait lainnya. Dalam banyak hal, perempuan di Indonesia telah mencapai kemajuan pesat, meskipun, masih
cukup jauh dari pencapaian kesetaraan gender. Data tujuan ketiga MDGs menunjukkan hal tersebut dengan cukup jelas. Tujuan ini memiliki tiga target. Pertama, menyangkut pendidikan. Untuk hal ini,
nampaknya kita cukup berhasil. Namun, terkait target kedua dan ketiga, yaitu lapangan pekerjaan dan keterwakilan dalam parlemen, kesempatan yang dimiliki perempuan di negara-negara masih kurang.
Sehingga hal ini dirasa perlu menjadi salah satu tujuan pembangunan dari negara-negara.
91
diskriminasi gender Target
2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan dalam pendidikan dasar dan
menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015. Target menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di
semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 dipantau dengan menggunakan indicator sebagai berikut dalam persen:
a. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan, dan tinggi, yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki.
b. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang diukur melalui angka melek huruf perempuanlaki-laki indeks paritas melek huruf gender.
c. Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK perempuan. d. Tingkat pengangguran terbuka TPT perempuan.
e. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan. f. Tingkat daya beli Purchasing Power Parity, PP pada kelompok perempuan.
g. Proporsi perempuan dalam lembaga-lembaga publik legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
92
91
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Op. Cit., hal 15.
92
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Op.
Cit , hal 39.
Universitas Sumatera Utara
4 Menurunkan Angka Kematian Anak
Kita semua ingin menikmati usia panjang dan hidup sehat. Kenyataannya, sekarang kita memang hidup lebih lama. Antara 1970 dan 2005, usia harapan hidup di negeri ini rata-rata meningkat sekitar
15 tahun. Anak-anak yang lahir di Indonesia saat ini dapat mengharapkan hidup hingga usia 68 tahun, Anda dapat memilih usia harapan hidup sebagai satu indicator kesehatan. Namun ada satu ukuran
lainnya yang sangat penting, yaitu jumlah anakanak yang meninggal. Anak-anak, terutama bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Itulah sebabnya tujuan keempat MDGs
adalah mengurangi jumlah kematian anak.
93
a. Angka Kematian Bayi AKB per 1.000 kelahiran hidup. Target negara-negara penandatanga MDG’s untuk 2015:
Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun. Indikator yang digunakan untuk menilai target menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya dalam kurun waktu
1990-2015 adalah:
b. Angka Kematian Balita AKBA per 1.000 kelahiran hidup. c. Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak .
Kematian balita dan bayi. Pada tahun 1960, angka kematian bayi AKB masih sangat tinggi yaitu 216 per 1.000 kelahiran hidup. Dari tahun ke tahun, AKB ini cenderung membaik sebagai dampak
positif dari pelaksanaan berbagai program di sektor kesehatan. Pada tahun 1992 AKB tercatat 68 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian menurun menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1994,
turun lagi menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, dan pada tahun 2002-2003 penurunannya sudah mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup.
94
5 Meningkatkan Kesehatan Ibu
93
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Op. Cit., hal 18.
94
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Loc.
Cit , hal 49.
Universitas Sumatera Utara
Setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan. Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali berubah menjadi
tragedi. Sebenarnya, hampir semua kematian tersebut dapat dicegah. Karena itu tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan ibu, untuk mengurangi “kematian ibu”. Meski semua sepakat bahwa angka
kematian ibu terlalu tinggi, seringkali muncul keraguan tentang angka yang tepat. Namun bisa ada keraguan tentang penyebabnya. Anda, misalnya, tidak mungkin hanya mengacu pada informasi dalam
laporan kematian yang bisa saja disebabkan oleh berbagai alasan, terkait ataupun tidak terkait dengan persalinan. Metode yang biasa digunakan adalah dengan bertanya pada para perempuan apakah ada
saudara perempuan mereka yang meninggal sewaktu persalinan.
95
a. Angka kematian ibu melahirkan AKI per 100.000 kelahiran hidup. Target untuk tahun 2015 ialah
mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan. Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015
ialah sebagai berikut:
b. Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan . c. Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau memakai alat
keluarga berencana . Angka kematian ibu AKI di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994 yang mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang
belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya. Dengan kondisi ini, pencapaian target MDGs untuk AKI akan sulit dicapai. BPS memproyeksikan
bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan target MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 102.
96
95
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Op. Cit., hal 20.
96
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Loc.
Cit , hal 55.
Universitas Sumatera Utara
6 Memerangi HIVAIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya
Tujuan keenam dalam MDGs menangani berbagai penyakit menular paling berbahaya. Pada urutan teratas adalah Human Immunode_ ciency Virus HIV, yaitu virus penyebab Acquired Immuno
De_ ciency Syndrome AIDS – terutama karena penyakit ini dapat membawa dampak yang menghancurkan, bukan hanya terhadap kesehatan masyarakat namun juga terhadap negara secara
keseluruhan. Indonesia beruntung bahwa HIV belum mencapai kondisi seperti yang terjadi di Afrika dan beberapa negara Asia Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan virus HIV
diperkirakan antara 172.000 dan 219.000, sebagian besar adalah laki laki.
97
Jumlah itu merupakan 0,1 dari jumlah penduduk. Menurut Komisi Penanggulangan AIDS Nasional KPA, sejak 1987
sampai Juni 2008, tercatat 12.686 kasus AIDS – 2.479 di antaranya telah meninggal. HIV masih menjadi ancaman utama, seperti yang dapat kita amat terjadi di tempat lain. Di negara-negara lain,
penularan awalnya menyebar dengan cepat di antara dua kelompok berisiko tinggi, yaitu para pengguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif Lainnya Napza suntik penasun dan pekerja seks.
Dari sana HIV menyebar ke penduduk lainnya sehingga menyebabkan ”epidemi yang menyebar ke populasi umum generalised epidemy”.
98
HIV Sehingga target untuk 2015yaitu menghentikan dan
memulai pencegahan penyebaran AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya. Target
mengendalikan penyebaran HIV dan mulai menurunnya jumlah kasus baru HIV pada tahun 2015 dinilai dengan indikator-indikator sebagai berikut:
a. Prevalensi HIV dan AIDS. b. Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi.
c. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi.
97
KPA, 2006. Rencana Aksi Nasional untuk HIVAIDS 2007-2010. Komisi Penanggulangan AIDS.
98
Peter Stalkerr dan Kelompok Kerja Tematis MDG’s, Op. Cit., hal 23.
Universitas Sumatera Utara
d. Persentase penduduk usia muda 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang
99
Prevalensi HIVAIDS pada penduduk usia 15-29 tahun diperkirakan masih di bawah 0,1 persen. Namun angka prevalensi pada sub-populasi perilaku beresiko telah melebihi 5 persen. Bahkan di
Papua, HIV dan AIDS telah masuk pada populasi umum usia 15-49 tahun dengan prevalensi 2,4 persen. Epidemi AIDS sekarang telah terjadi hampir di seluruh Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari
adanya laporan tentang kasus AIDS dari setiap provinsi. Jika pada tahun 2004 hanya 16 provinsi yang melaporkan adanya kasus AIDS, maka pada tahun 2007 AIDS telah dilaporkan di 32 provinsi. Jumlah
kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan juga meningkat cukup tajam, yaitu dari 2.682 kasus pada tahun 2004, menjadi 10,384 kasus hingga akhir September 2007. Target mengendalikan penyakit
malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015 menggunakan indikator sebagai berikut:
a. Prevalensi malaria per 1.000 penduduk.
b. Prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk.
c. Angka penemuan pasien tuberkulosis BTA positif baru .
d. Angka keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis .
100
7 Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Targetnya adalah sebagai berikut:
a. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan
99
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Op.
Cit , hal 61.
100
Ibid, hal 65.
Universitas Sumatera Utara
b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat
c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
101
Target MDGs ke-9, yaitu memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang,
merupakan bagian dari pencapaian pelaksanaan pembangunan lingkungan hidup. Pembangunan lingkungan hidup dalam konteks ini dipahami dari dua pendekatan, yaitu perlindungan fungsi
lingkungan hidup dan penanggulangan penurunan fungsi lingkungan hidup. Indikator yang digunakan mencakup Green Indicator dan Brown Indicator, sebagai berikut:
Green Indicator a. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan Satelit Landsat terhadap
luas daratan . b. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan luas kawasan hutan, kawasan lindung,
dan kawasan konservasi termasuk kawasan perkebunan dan hutan rakyat terhadap luas daratan .
c. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan . d. Rasio luas kawasan lindung perairan marine protected area terhadap luas daratan .
Brown Indicator a. Jumlah emisi karbondioksida CO2 metrik ton.
b. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon BPO ton. c. Rasio jumlah emisi karbondioksida CO2 terhadap jumlah penduduk Indonesia .
d. Jumlah penggunaan energi dari berbagai jenis setara barel minyak, SBM: Fosil dan Non- Fosil.
101
. ………, Sasaran Pembangunan Millenium, Op, Cit.
Universitas Sumatera Utara
e. Rasio penggunaan energi total dari berbagai jenis terhadap Produk Domestik Bruto f. Penggunaan energi dari berbagai jenis secara absolut metrik ton.
102
8 Membangun Kerjasama Global untuk Pembangunan
Target dari tujuan MDG’s Kedelapan ini adalah: a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan
tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional. b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan
pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara
yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan. c. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang
negara-negara berkembang. d. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah
hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
e. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda f. Dalam kerja sama dengan pihak pharmaceutical, menyediakan akses obat
penting yang terjangkau dalam negara berkembang
102
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Op.
Cit , hal 71.
Universitas Sumatera Utara
g. Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.
103
Tujuan ke-8 dari MDGs adalah untuk mendorong kerjasama internasional dalam rangka mendukung negara-negara di dunia mencapai target-target MDGs mereka. Banyak target dan
indikator pencapaian Tujuan 8 MDGs terkait erat dengan upaya-upaya di tingkat global, sehingga tidak mudah menilai kemajuan upaya di tingkat global berkaitan dengan pencapaian MDGs di suatu
negara. Uraian di bawah ini secara spesifik melihat bidang-bidang utama dalam kerjasama internasional yang paling relevan dan secara potensial memiliki keterkaitan kuat dengan pencapaian
MDGs Indonesia. Oleh karena itu, beberapa indikator dicoba untuk dipilah-pilah, sehingga indikator- indikator tersebut dapat menggambarkan sejauh mana pencapaian Indonesia terkait dengan Tujuan 8
tersebut. Laporan ini juga akan menguraikan perkembangan singkat yang berkaitan dengan “tema” target-target terkait, yaitu keuangan dan perdagangan Target 12, ODApinjaman luar negeri Target
15, pengangguran usia muda Target 16, dan akses kepada teknologi baru Target 18. Status umum tujuan ini sulit dijabarkan karena status tersebut melibatkan berbagai sektor dan juga persoalan yang
bersifat global. Namun demikian, dapat dikatakan bahwa untuk tujuan ini Indonesia telah mencapai kemajuan pada beberapa bidang. Ke depannya, masih banyak hambatan dan tantangan yang harus
dihadapi.
104
103
………, Sasaran Pembangunan Millenium, Op, Cit
104
Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2007 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Op.
Cit , hal 71.
Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapa t diprediksi, dan tidak diskriminatif. Sasaran kedelapan ini mengamanatkan agar setiap negara
mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan rule-based, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif. Di dalamnya termasuk pula komitmen untuk melaksanakan
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik good governance. Indikator yang digunakan adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Rasio antara jumlah Ekspor dan Impor dengan PDB. Rasio ini menunjukkan tingkat keterbukaan suatu Ekonomi .
b. Rasio antara Kredit dan Tabungan LDR Bank Umum . Rasio ini menunjukkan peningkatan atau pengurangan fungsi intermediasi bank umum.
c. Rasio antara Kredit dan Tabungan LDR Bank Perkreditan Rakyat . Rasio ini menunjukkan peningkatan atau pengurangan fungsi intermediasi Bank Prekreditan Rakyat.
Dalam menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang. Indikator yang digunakan dalam
menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang adalah:
a. Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB. b. Debt-to-Service Ratio DSR.
Dalam bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan menerapkan strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan produk tif bagi penduduk usia muda . Target 16,
bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan menerapkan strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan produktif bagi penduduk usia muda, indikator yang digunakan adalah sebagai
berikut: a. Tingkat pengangguran usia muda 15-24 tahun;
b. Tingkat pengangguran usia muda 15-24 tahun menurut jenis kelamin; c. Tingkat pengangguran usia muda 15-24 tahun menurut provinsi.
B. KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MDG’s.