Laporan Insidentil Khusus Tahapan Pasca- Listing

9 Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material. 10 Perselisihan tenaga kerja yang bersifat relatif panjang. 11 Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan. 12 Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain. 13 Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan. 14 Penggantian wali amanat. 15 Perubahan tahun fiskal perusahaan.

c. Laporan Insidentil Khusus

Emiten juga berkewajiban untuk menyampaikan laporan insidentil khusus sebagai berikut: 1 Laporan karena Benturan Kepentingan Yang dimaksud dengan benturan kepentingan di sini adalah adanya kepentingan ekonomis yang berbeda antara perusahaan dengan pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan. Masalah benturan kepentingan ini diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-84PM1996 tanggal 24 Januari 1996 yang kemudian diganti dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-12PM1997 tanggal 30 April 1997 dan dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 32PM2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu atau singkatnya, Peraturan IX.E.1. Perundang- undangan mensyaratkan agar umumnya transasksi yang mempunyai Universitas Sumatera Utara benturan kepentingan tersebut disampaikan kepada Bapepam sebagai informasi kepada masyarakat. Bahkan dalam hal terjadinya benturan kepentingan dalam bentuk yang secara populer dikenal dengan ”akuisisi internal”, maka di samping harus memenuhi berbagai persyaratan lainnya, dipersyaratkan pula agar pengumuman akan diselenggarakannya rapat umum pemegang saham mesti dilakukan lewat dua surat kabar yang berperedaran nasional. 104 2 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Karena dana hasil dari listing-nya emiten diperoleh dari masyarakat investor publik maka masyarakat tetap nerkepentingan agar dana tersebut dipergunakan sesuai dengan yang semula dijanjikan oleh emiten. 105 Untuk itu sebagai pengawasannya, maka emiten wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tersebut kepada Bapepam selama sisa dana tersebut masih belum terpakai. Laporan realisasi penggunaan dana yang disampaikan kepada Bapepam dan Wali Amanat dibuat secara berkala setiap 3 tiga bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Penyampaian laporan tersebut selambat- lambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya. 106 104 Munir Fuady, op.cit., hal. 101. 105 Ibid. 106 Ketentuan 2 Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-27PM2003 Peraturan Nomor X.K.4 Tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Tanggal : 17 Juli 2003. Universitas Sumatera Utara 3 Keterbukaan Informasi dalam Hal Terjadinya Tender Offer Setiap pihak yang melakukan penawaran tender untuk membeli Efek Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bapepam. 107 a kewajiban melakukan tender offer itu sendiri, Keterbukaan informasi dalam hal dilakukan tender ini dilakukan dengan: b kewajiban mengumumkannya dalam surat kabar c pemberitahuan kepada Bapepam. 4 Keterbukaan Informasi dalam hal Terjadinya Merger, Akuisisi dan Konsolidasi Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan penggabungan, peleburan atau pengambilalihan perusahaan lain wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran, dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bapepam dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. 108 Hal ini dikarenakan merger penggabungan, akuisisi pengambilalihan dan konsolidasi peleburan merupakan topik bergengsi sekaligus krusial dalam hukum perseroan. 109 107 Pasal 83 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 108 Pasal 84 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 109 Munir Fuady, op.cit., hal.102. Pelaksanaan pasal 84 ini juga dilakukan tanpa mengurangi ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas yang telah diganti Universitas Sumatera Utara dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 5 Laporan oleh Pemegang Saham Tertentu Setidak-tidaknya ada dua kelompok pemegang saham yang oleh perundang-undangan diharuskan utnuk menyampaikan laporannya kepada Bapepam, yang salinan dari laporan tersebut harus tersedia untuk dilihat oleh publik. Laporan itu sendiri mesti dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 10 sepuluh hari sejak terjadinya transaksi. Laporan kepada Bapepam atas kepemilikan saham dan setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan tersebut dibebankan kepada: a Direktur atau Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, b Setiap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5 lima perseratus saham Emiten atau Perusahaan Publik. 110 6 Laporan oleh Pihak-pihak lainnya. Di samping pihak-pihak seperti telah disebutkan di atas, maka masih banyak pihak-pihak lain yang oleh perundang-undangan diharuskan melakukan disclosure antara lain kewajiban melakukan pelaporan kepada Bapepam. Pasal 85 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dengan tegas membebankan kewajiban menyampaikan laporan 110 Pasal 87 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara berkala dan insidentil kepada Bapepam kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat, dan pihak-pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam. 111 Misalnya kepada Akuntan Publik wajib menyampaikan pemberitahuan yang sifatnya rahasia kepada Bapepam selambat- lambatnya dalam waktu 3 tiga hari kerja setelah diketemukan adanya pelanggaran hukum atau hal-hal lain yang membahayakan keadaaan keuangan nasabahnya yaitu Emiten, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan pihak-pihak lainnya yang melakukan kegiatan di pasar modal. 112 Manajemen emiten harus memperhatikan ketentuan-ketentuan pelaporan yang diwajibkan oleh Bapepam maupun bursa efek karena kewajiban pelaporan tersebut mempunyai sanksi yang cukup berat bagi pelanggarnya. Sanksi yang dikenakan oleh bursa efek dalam hal ini sebagai contoh sanksi dari Bursa Efek Indonesia adalah berupa: 113 a. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sampai 30 tiga puluh hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan. 111 Munir Fuady, op.cit., hal. 103. 112 Ibid. 113 Ketentuan II.6 Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi. Universitas Sumatera Utara b. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah, apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan. c. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan atau menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan b. di atas. d. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan b. dan c. di atas. e. Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan b. dan c. di atas. Universitas Sumatera Utara

D. Prinsip Keterbukaan Pada Proses

Go Public Transparansi keterbukaan, berlaku secara universal, dalam pasar modal internasional adalah merupakan suatu hal yang sangat mutlak untuk dapat dilakukan oleh semua pihak. 114 Jadi emiten, perusahaan publik atau pihak lain yang terkait wajib menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan tindakan atau efek perusahaan tersebut pada waktu yang tepat kepada masyarakat dalam bentuk laporan berkala dan laporan peristiwa penting. 115 Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal dilakukan melalui 3 tiga tahap, yaitu: 116 1. Keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum primary market level, yang didahului dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke Bapepam dengan menyertakan semua dokumen penting yang dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor IX.C.1. tentang Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran antara lain: Prospektus, Laporan Keuangan yang telah diaudit akuntan, Perjanjian Emisi, Legal Opinion, dan sebagainya. 2. Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa secondary market level. Dalam hal ini emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan terus-menerus continuous disclosure kepada Bapepam dan Bursa, termasuk laporan keuangan berkala yang diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2. 114 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, op.cit., hal 225. 115 Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 116 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, op.cit, hal 229-230. Universitas Sumatera Utara