BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab terdahulu sebagai intisari dari skripsi ini dapat diambil beberapa kesimpulan pokok, antara lain:
1. Prinsip Keterbukaan menurut Undang-Undang Pasar Modal adalah
pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan
kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Materiil mengenai usahanya atau Efeknya yang dapat berpengaruh terhadap
keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut. Setiap anggota dari suatu bursa saham wajib melakukan hal ini.
Prinsip ini dijabarkan dalam pasal 85-89 Undang-Undang Pasar Modal, di mana setiap anggota suatu pasar modal bursa efek, lembaga Kliring dan
penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Biro Administrasi Efek, Bank
Kustodian, Wali Amanat, dan pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari Bapepam wajib menyampaikan
laporan kepada Bapepam. Di samping itu, emiten juga wajib menyampaikan laporan baik laporan berkala maupun laporan insidentil
kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada masyarakat. Adapun Prinsip Keterbukaan ini mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk memelihara
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan publik terhadap pasar, menciptakan mekanisme pasar yang efisien dan mencegah penipuan fraud.
2.
Penghapusan Pencatatan Delisting adalah penghapusan Efek dari daftar
Efek yang tercatat di Bursa sehingga Efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa. Namun sebelum sebuah efek dapat di-delist
maka efek tersebut harus melalui tahapan pencatatan listing. Pencatatan
Listing adalah pencantuman suatu Efek dalam daftar Efek yang tercatat
di Bursa sehingga dapat diperdagangkan di Bursa. Tanpa ada pencatatan tidak mungkin ada penghapusan pencatatan. Penghapusan pencatatan ini
dapat terjadi karena dua hal yaitu karena dihapus oleh Bursa forced delisting dan atas permintaan emiten voluntary delisting. Delisting
merupakan hal yang sering terjadi khususnya pada akhir tahun 2008 yang lalu. Akibat krisis finansial banyak perusahaan publik merugi dan
kemudian mengundurkan diri dari bursa efek. Hal ini tentu merugikan bagi bursa efek dan para investor.
3. Adanya Prinsip Keterbukaan di pasar modal maka setiap pihak
diwajibkan untuk terbuka dalam melakukan setiap hal, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan. Jadi ketika akan
melakukan delisting, emiten juga wajib untuk terbuka kepada masyarakat investor. Keterbukaan ini dimulai dengan pengumuman kepada
masyarakat tentang adanya rencana delisting baik oleh emiten maupun oleh bursa. Namun sering terjadi delisting yang mempunyai maksud
tersembunyi. Oleh karena itu, penting diperhatikan maksud dari tindakan
Universitas Sumatera Utara
delisting tersebut. Yang utama adalah Bapepam maupun Bursa Efek dapat mengawasi dan memeriksa alasan dari tindakan delisting tersebut
sehingga merugikan para investor. Namun sangat disayangkan dalam Undang-Undang Pasar Modal belum diatur mengenai delisting dan
pengaturan tentang pertanggungjawabannya setelah delisting dari bursa efek. Mengingat bahwa marak terjadi delisting di pasar modal Indonesia.
Sehingga dikhawatirkan bahwa akan terjadi konflik di kemudian hari karena tidak adanya perlindungan bagi para investor.
B. Saran