BAB 3 KERANGKA KONSEP
Gangguan fungsi tuba Eustachius
Timpanogram abnormal Gangguan pendengaran
KNF Stadium dan letak tumor
Histopatologi
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi potong lintang cross
sectional study yang bersifat deskriptif analitik.
4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.2.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita dengan sangkaan suatu KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan THT yang
berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan.
4.2.2. Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh penderita dengan sangkaan suatu KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan THT yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
Kriteria Inklusi
1. Penderita dengan sangkaan suatu KNF, dimana membran timpani telinga kanan dan kiri utuh, baik laki-laki maupun perempuan pada semua
kelompok usia. 2. Penderita KNF berdasarkan hasil biopsi histopatologi, baik laki-laki
maupun perempuan pada semua kelompok usia.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
3. Bersedia diikutkan dalam penelitian.
Kriteria Eksklusi
1. Penderita dengan sangkaan suatu KNF, dimana membran timpani telinga kanan dan kiri tidak utuh.
2. Penderita diduga KNF dengan hasil histopatologi bukan KNF atau meragukan.
3. Tidak bersedia diikutkan dalam penelitian.
4.2.3. Besar Sampel
Penentuan jumlah besar sampel berdasarkan pengamatan pendahuluan dengan menggunakan rumus :
n = d
Q 2
Ρ α
2 Ζ
Keterangan: n : Jumlah sampel.
Z : Nilai standar distribusi statistik pada kesalahan tertentu
α
Error 0,05 = 1,96.
P : Proporsi timpanogram abnormal pada penderita KNF = 85 Karya et al, 2007.
Q : 1 – P = 1 – 0,85 = 0,15. d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 10.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
n = d
Q 2
2 Ρ
Ζα =
1 ,
2 15
, 85
, 1,96
2 ×
×
= 48,98 = 49 = 50 dibulatkan
keatas. + DO 10
å 50 + 10 x 50 = 50 + 5 = 55 orang. Jadi besar sampel minimal yang didapat adalah 55 orang.
4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive
sampling .
4.3. Variabel Penelitian 4.3.1. Klasifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung dependent : Timpanogram. 2. Variabel bebas independent
: Jenis histopatologi, stadium dan letak tumor, jenis kelamin, usia.
4.3.2. Definisi Operasional Variabel
1. Timpanogram normal: bila fungsi telinga tengah normal, baik mobilitas maupun tekanannya dengan gambaran timpanogram tipe A sedangkan
timpanogram abnormal: bila fungsi telinga tengah terganggu, baik mobilitas maupun tekanannya dengan gambaran timpanogram tipe B atau
tipe C.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
2. Biopsi nasofaring: tindakan biopsi terhadap massa di nasofaring melalui kavum nasi dengan menggunakan Blakesley nasal forcep lurus bengkok
dengan tuntunan endoskopi kaku, 4 mm, 0 .
3. Karsinoma Nasofaring KNF adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi nasofaring.
4. Bentuk KNF adalah berdasarkan histopatologi biopsi tumor menurut kriteria WHO:
Tipe 1 : Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi. Tipe 2 : Karsinoma tidak berkeratinisasi.
Tipe 3 : Karsinoma tidak berdiferensiasi. 5. Stadium tumor adalah berdasarkan UICC 2002:
Stadium 0 : Tis-N0-M0.
Stadium I : T1-N0-M0.
Stadium IIA : T2a-N0-M0. Stadium IIB : T1-N1-M0.
T2b-N0, N1, M0. Stadium III
: T1-N2-M0. T2a, T2b-N2-M0.
T3, N0,1,2-M0. Stadium IVA : T4-N0,1,2-M0.
Stadium IVB : Semua T-N3-M0. Stadium IVC : Semua T-Semua N-M1.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
6. Letak tumor adalah berdasarkan hasil pemeriksaan nasofaringoskopi dan CT-Scan nasofaring :
L1 : Terbatas di fossa Rosenmuller. L2 :
Terbatas di atap dinding posterior nasofaring. L3 : Fossa Rosenmuller yang meluas ke atap dinding posterior
nasofaring. L4 : Fossa Rosenmuller yang meluas ke atap dinding posterior
nasofaring dan menutupi muara tuba Eustachius. L5 :
Seluruh rongga nasofaring.
4.4. Alat Penelitian
1. Alat pemeriksaan THT rutin. 2. Timpanometer merk Inter Acoustics, tipe AudioTraveller AA222.
3. Nasal endoskop kaku 0 , 4 mm merk STORZ.
4. Blakesley nasal forcep lurus. 5. CT-Scan merk Toshiba X Vision SR.
4.5. Pelaksanaan Penelitian
Penderita baru datang dengan sangkaan suatu KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan rutin THT, kemudian dilakukan pemeriksaan
timpanometri dan dinilai gambaran timpanogramnya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan biopsi dengan tuntunan nasofaringoskop kaku 0
pada tumor di nasofaring yang dicurigai KNF, kemudian dilakukan pemeriksaan CT-Scan
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Nasofaring. Setelah hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan KNF positif, dinilai stadium dan letak tumor di nasofaring.
4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.6.1. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di beberapa lokasi seperti : 1. Poliklinik THT-KL FK-USU RSUP H. Adam Malik Medan untuk
memeriksa dan mendiagnosis pasien secara klinis. 2. Pemeriksaan Timpanometri dilakukan di KASOEM
Hearing Center. 3. Pemeriksaan Histopatologi dari jaringan tumor dilakukan di Departemen
Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. 4. Pemeriksaan CT-Scan Nasofaring dilakukan di Departemen Radiologi
FK-USU RSUP H. Adam Malik Medan.
4.6.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Oktober 2008.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
4.7. Kerangka Kerja
KNF + Nasofaringoskopi dan Biopsi
Stadium dan Letak Tumor CT-Scan Nasofaring
Pemeriksaan Timpanometri
KNF - - Tipe
A - Tipe
B - Tipe
C
Stadium I, II, III dan IV
Letak tumor L1, L2, L3,
L4, dan L5
Analisis
Pasien Baru dengan
Sangkaan KNF
Eksklusi
4.8. Analisa Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan menggunakan program
SPSS versi 15 for Windows . Untuk menilai kebermaknaan digunakan uji
korelasi Spearman p 0,05.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan
Oktober 2008 sampai bulan Mei 2009. Sampel dikumpulkan sebanyak 55 orang yang memenuhi kriteria dari penderita Karsinoma Nasofaring yang
datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan.
Tabel 5.1. Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Umur
Usia tahun n
20 2
3,6 20 – 29
4 7,3
30 – 39 11
20 40 – 49
18 32,7
50 – 59 15
27,3 60 – 69
4 7,3
69 1
1,8
Total 55 100
Dari tabel di atas didapati penderita KNF terbanyak pada kelompok umur 40-49 tahun, yaitu 18 sampel 32,7 diikuti kelompok umur 50-59
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
tahun, yaitu 15 sampel 27,3. Penderita KNF termuda berusia 15 tahun dan yang paling tua berusia 82 tahun. Umur rerata 44,7 tahun.
Tabel 5.2. Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n
Laki-laki 37 67,3
Perempuan 18 32,7
Total
55 100
Dari tabel di atas diperoleh penderita KNF terbanyak pada laki-laki, yaitu 37 sampel 67,3 sementara perempuan sebanyak 18 sampel
32,7. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2,1 : 1.
Tabel 5.3. Distribusi Penderita KNF Menurut Suku Bangsa
Suku Bangsa n
Batak 26 47,3
Melayu 13 23,6
Jawa 9 16,4
Aceh 7 12,7
Total
55 100
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Dari tabel di atas didapati penderita KNF yang paling banyak berasal dari suku Batak, yaitu 26 sampel 47,3 diikuti suku Melayu sebanyak 13
sampel 23,6.
Tabel 5.4. Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Jenis Histopatologi WHO
Jenis Histopatologi n
WHO Tipe 1 1 1,8
WHO Tipe 2 35 63,6
WHO Tipe 3 19
34,6
Total
55 100
Dari tabel di atas dijumpai jenis histopatologi terbanyak pada penderita KNF adalah WHO tipe 2 Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin
sebanyak 35 kasus 63,6. Tabel 5.5. Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Stadium Tumor
Stadium Tumor n
I 0 0
II 4 7,3
III 27 49,1
IV 24
43,6
Total
55 100
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Dari tabel di atas dijumpai bahwa sebagian besar penderita KNF datang berobat pada stadium lanjut stadium III dan IV, yaitu sebanyak
51 kasus 92,7, dimana stadium III paling banyak dijumpai, yaitu 27 kasus 49,1. Stadium dini stadium I dan II hanya dijumpai 4 kasus 7,3,
seluruhnya pada stadium II. Tidak ada penderita KNF yang datang pada stadium I.
Tabel 5.6. Distribusi Letak Tumor pada Penderita KNF Letak Tumor
n
Terbatas di fossa Rosenmuller
0 0
Atap dinding posterior nasofaring
0 0
FR + Atap dinding posterior nasofaring unilateral
8 14,5
FR + Atap dinding posterior nasofaring bilateral
10 18,2
FR + Atap dinding posterior nasofaring + menutupi muara tuba Eustachius
21 38,2
Seluruh rongga nasofaring
16 29,1
Total
55 100
Dari tabel di atas didapati bahwa letak tumor yang terbanyak terdapat di fossa Rosenmuller yang meluas ke atap dinding posterior nasofaring dan
menutupi muara tuba Eustachius, yaitu sebanyak 21 kasus 38,2.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 5.7. Hubungan Gambaran Timpanogram dengan Letak Tumor pada Penderita KNF
Timpanogram Abnormal Tipe B C
Unilat Bilat Letak Tumor
n n Terbatas di fossa Rosenmuller
0 0 Atap dinding posterior nasofaring
0 0 FR + Atap dinding posterior nasofaring
unilateral 8 0
FR + Atap dinding posterior nasofaring bilateral
0 10 FR + Atap dinding posterior nasofaring +
menutupi muara tuba Eustachius 21 0
Seluruh rongga nasofaring 16
Total
29 26
Korelasi r
p
Gambaran Timpanogram - Letak Tumor 0,401
0,002 Spearman’s rho
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi r = 0,401, dimana nilai p = 0,002 p 0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara
gambaran timpanogram dengan letak tumor.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 5.8. Gambaran Timpanogram Berdasarkan Letak Tumor pada Penderita KNF
Timpanogram Abnormal Tipe B C Unilat Bilat Telinga
Kanan Telinga
Kiri Letak Tumor
n n
n n
Terbatas di fossa Rosenmuller
0 0 0 Atap dinding posterior
nasofaring 0 0 0
FR + Atap dinding posterior nasofaring
unilateral 8 14,5 0
6 10,9
2 3,6
FR + Atap dinding posterior nasofaring
bilateral 10 18,2 10
18,2 10
18,2
FR + Atap dinding posterior nasofaring +
menutupi muara tuba Eustachius
21 38,2 0 15
27,3 6
10,9
Seluruh rongga nasofaring 0 16 29,1 16
29,1 16 29,1
Total 29 52,7 26 47,3 47
85,5 34
61,8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pasien KNF yang gambaran timpanogramnya normal tipe A. Gambaran timpanogram
abnormal unilateral yang terbanyak dijumpai pada penderita KNF dengan letak tumor di fossa Rosenmuller yang meluas ke atap dinding posterior
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
nasofaring dan menutupi muara tuba Eustachius, yaitu pada 21 orang penderita KNF 38,2. Gambaran timpanogram abnormal bilateral yang
terbanyak dijumpai pada penderita KNF dengan letak tumor di seluruh rongga nasofaring, yaitu pada 16 orang penderita KNF 29,1. Gambaran
timpanogram abnormal pada telinga kanan dan telinga kiri yang terbanyak dijumpai pada penderita KNF dengan letak tumor di seluruh rongga
nasofaring, yaitu masing-masing pada 16 telinga 29,1.
Tabel 5.9. Hubungan Gambaran Timpanogram dengan Stadium Tumor pada Penderita KNF
Timpanogram Abnormal Tipe B C Unilat Bilat
Stadium Tumor
n n I
0 0 II
4 0 III
10 17 IV
15 9
Total
29 26
Korelasi r
p
Gambaran Timpanogram - Stadium Tumor 0,078
0,570 Spearman’s rho
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi r = 0,078, dimana nilai p = 0,570 p 0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara gambaran timpanogram dengan stadium tumor.
Tabel 5.10. Gambaran Timpanogram Berdasarkan Stadium Tumor pada Penderita KNF
Timpanogram Abnormal Tipe B C Unilat Bilat Kanan Kiri
Stadium Tumor
n n
n n
I II
4 7,2 4 7,2
III 10 18,2
17 30,9 23 41,8
21 38,2 IV
15 27,3 9 16,4
20 36,4 13 23,6
Total 29 52,7
26 47,3 47 85,4 34 61,8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa gambaran timpanogram abnormal unilateral yang terbanyak dijumpai pada stadium IV, yaitu pada 15
penderita KNF 27,3, sedangkan timpanogram abnormal bilateral yang terbanyak dijumpai pada stadium III, yaitu 17 penderita KNF 30,9.
Gambaran timpanogram abnormal pada telinga kanan dan telinga kiri yang terbanyak dijumpai pada pasien KNF stadium III, yaitu masing-masing pada
23 telinga kanan 41,7 dan 21 telinga kiri 38,2.
Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB 6 PEMBAHASAN