Hubungan Struktur Anatomi dengan Jalan Penyebaran Tumor

berasal dari saraf glossofaringeal, hanya daerah superior nasofaring dan anterior orifisium tuba yang mendapat persarafan sensoris dari cabang faringeal ganglion sfenopalatina yang berasal dari cabang maksila saraf trigemius V 1 Armiyanto, 1993.

2.1.4. Pendarahan Nasofaring

Pendarahan nasofaring berasal dari cabang-cabang arteri karotis eksterna, yaitu arteri faringeal asenden, arteri palatina asenden dan descenden serta cabang faringeal arteri sfenopalatina. Pleksus vena terletak di bawah selaput lendir nasofaring dan berhubungan dengan pleksus pterigoid di atas dan vena jugularis interna di bawah Armiyanto, 1993.

2.1.5. Hubungan Struktur Anatomi dengan Jalan Penyebaran Tumor

Walaupun penyebaran tumor sering ditentukan oleh jalan yang secara anatomis telah terbentuk namun tidak selalu penyebaran tumor ganas mengikuti jalan alamiah tersebut karena tumor ganas mempunyai kemampuan untuk menginvasi dan merusak sistem barier yang ada. Kadang- kadang sulit ditentukan arah penyebaran karena tergantung juga dari besar dan asal lesi primer. Tumor yang tumbuh di garis tengah nasofaring dapat menyebar ke salah satu sisi atau sering bilateral. Selain itu tumor yang tumbuh pada salah satu dinding lateral nasofaring sering melewati garis tengah dan menyebar ke sisi yang lain. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 Jalan yang paling sering dilalui oleh penyebaran tumor, yaitu: 1 Ke dalam lumen ruang nasofaring. Jalan ini sering terjadi pada tumor yang sangat besar dan akan masuk dalam orofaring atau kavum nasi. Kadang-kadang dapat masuk ke sinus maksila atau orbita tetapi sangat jarang masuk ke tuba Eustachius. 2 Ke dalam ruang retrofaring. Walaupun sering melalui jalan anatomis retroparotidian, kadang-kadang tumor dapat langsung masuk ke ruang retrofaring dengan mengadakan kompresi atau infiltrasi ke ruang retrostiloid atau merusak bagian lateral vertebra servikalis pertama vertebra atlas. 3 Ke dalam ruang parafaring. a. Ruang kecil prestiloid , tumor yang tumbuh di dinding lateral atau di daerah fosa Rosenmuller dapat menjalar ke ruang kecil ini yang terletak di atasnya dan akan mengenai serabut motorik dan sensorik saraf trigeminus V. Tumor dapat menginvasi otot pterigoid dan menyebabkan trismus atau menginfiltrasi otot levator sehingga menyebabkan asimetri palatum mole. Tumor juga dapat mengenai palatum durum, kelenjar parotis, fisura pterigomaksila dan ke fosa infratemporal. Pada tumor yang sangat besar mungkin dapat menginvasi sinus maksila dan frontalis. b. Ruang kecil retrostiloid . Ruang kecil ini berisi selubung karotis dan isinya, kelenjar limfe servikal dalam atas, saraf-saraf kranial terakhir IX, X, XI, XII dan cabang saraf simpatis servikalis. Ruang ini disebut Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 juga ruang retroparotidian yang selain dapat terinvasi melalui jalan anatomis melalui aliran limfe retroparotidian, dapat juga akibat lanjutan invasi langsung yang lebih dalam ruang parafaring. Dari ruang ini pula, tumor dapat menyebabkan erosi dasar tengkorak. 4 Ke intrakranial. Perluasan tumor ke intrakranial biasanya melalui foramen laserum dan ovale atau melalui sinus kavernosus dan ganglion gaseri, mengenai saraf kranial otot bolamata III, IV, VI penyebaran secara petrosfenoid tetapi dapat juga melalui erosi dasar kanalis karotis dan melalui arteri karotis interna masuk ke dalam sinus kavernosus. Perluasan ke ekstradural selain dari sinus kavernosus juga dapat akibat tumor mendestruksi sinus sfenoid. 5 Tumor dapat langsung menyebar ke sinus etmoid, selanjutnya mengenai sinus frontalis, maksila dan rongga orbita. 6 Metastasis jauh, dapat melalui aliran darah atau sistem limfatik dan mengenai hati, tulang atau paru. Armiyanto, 1993.

2.2. Epidemologi