Histopatologi Stadium TINJAUAN KEPUSTAKAAN

kurang sensitif dan titernya akan menurun mendekati normal pada KNF stadium lanjut dan titer yang tinggi dapat merupakan indikator KNF. Pemeriksaan ini juga berguna untuk tindak lanjut penderita paska pengobatan untuk mengetahui kemungkinan residif Ahmad, 2002. f Polimerase Chain Reaction PCR. Digunakan untuk menyalin rantai DNA spesifik dalam jumlah besar sehingga dapat menunjukkan ada atau tidaknya sebuah gen, mendeteksi adanya mutasi, amplifikasi, rekayasa genetika dan untuk mendeteksi DNA virus atau bakteri Zachreni, 1999.

2.6. Histopatologi

Klasifikasi secara histopatologi dari WHO mengkategorikan KNF ke dalam 3 tipe besar sesuai dengan pola dominan yang terlihat secara mikroskopik, yaitu: Tipe 1. Karsinoma sel skuamosa berkeratin, ditandai dengan: 1 Adanya bentuk kromatin di dalam mutiara skuamosa atau sebagian sel mengalami keratinisasi diskeratosis. 2 Adanya stratifikasi dari sel, terutama pada sel yang terletak di permukaan atau suatu rongga kistik. 3 Adanya jembatan intersel intercellular bridges . Jembatan intersel ini mungkin disebabkan karena sel mengalami pengerutan akibat dehidrasi pada waktu membuat sediaan. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 Tipe 2. Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin, ditandai dengan: 1 Masing-masing sel tumor mempunyai batas yang jelas dan terlihat tersusun teratur berjajar. 2 Sering terlihat bentuk pleksiform yang mungkin terlihat sebagai sel tumor yang jernih terang yang disebabkan adanya glikogen dalam sitoplasma sel. 3 Tak terdapat musin atau diferensiasi dari kelenjar. Tipe 3. Karsinoma tidak berdiferensiasi, ditandai dengan: 1 Susunan sel tumor berbentuk sinsitial. 2 Batas sel satu dengan yang lain sulit dibedakan. 3 Sel tumor berbentuk spindel dan beberapa sel mempunyai nukleous inti yang hiperkromatik dan sel ini sering bersifat dominan. 4 Sel tumor tidak memproduksi musin. Armiyanto, 1993; Lin, 2006.

2.7. Stadium

Terdapat berbagai klasifikasi untuk KNF, yang paling sering digunakan adalah menurut UICC 2002: Tumor Primer T Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan. T0 : Tidak ditemukan adanya tumor primer. T1 : Tumor terbatas pada daerah nasofaring saja lateral Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 posterosuperior atap. T2 : Tumor meluas sampai pada jaringan lunak. ̇ T2a : Tumor meluas sampai daerah orofaring dan atau rongga nasal tanpa penyebaran sampai daerah parafaringeal. ̇ T2b : Tumor meluas sampai daerah parafaringeal. T3 : Tumor menyerang struktur tulang dan atau sinus paranasal. T4 : Tumor mengenai sampai daerah intrakranial dan atau penyebaran tumor di saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruangan mastikator. Pembesaran kelenjar getah bening KGB regional: N Nx : Pembesaran KGB regional tidak dapat ditentukan. N0 : Tidak ada pembesaran KGB regional. N1 : Metastasis unilateral KGB dengan ukuran 6 cm merupakan ukuran terbesar, terletak di atas fossa supraklavikular. N2 : Metastasis bilateral KGB dengan ukuran 6 cm merupakan terbesar terletak di atas fossa supraklavikular. N3 : Metastasis pada KGB. ̇ N3a : Ukuran KGB 6 cm. ̇ N3b : KGB terletak pada daerah fossa supraklavikular. Metastasis jauh M Mx : Adanya metastasis jauh tidak dapat ditentukan. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 M0 : Tidak ada metastasis jauh. M1 : Terdapat metastasis jauh. Stadium Stadium 0 : Tis-N0-M0. Stadium I : T1-N0-M0. Stadium IIA : T2a-N0-M0. Stadium IIB : T1-N1-M0. T2b-N0, N1, M0. Stadium III : T1-N2-M0. T2a, T2b-N2-M0. T3, N0,1,2-M0. Stadium IVA : T4-N0,1,2-M0. Stadium IVB : Semua T-N3-M0. Stadium IVC : Semua T-Semua N-M1. Aziza et al , 2005; Adham Roezin, 2007. 2.8. Terapi 2.8.1. Radioterapi