Rancangan Penelitian Alat Penelitian Pelaksanaan Penelitian Kerangka Kerja Analisa Data

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi potong lintang cross sectional study yang bersifat deskriptif analitik. 4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.2.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita dengan sangkaan suatu KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan THT yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2.2. Sampel

Sampel penelitian adalah seluruh penderita dengan sangkaan suatu KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan THT yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Kriteria Inklusi 1. Penderita dengan sangkaan suatu KNF, dimana membran timpani telinga kanan dan kiri utuh, baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok usia. 2. Penderita KNF berdasarkan hasil biopsi histopatologi, baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok usia. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 3. Bersedia diikutkan dalam penelitian. Kriteria Eksklusi 1. Penderita dengan sangkaan suatu KNF, dimana membran timpani telinga kanan dan kiri tidak utuh. 2. Penderita diduga KNF dengan hasil histopatologi bukan KNF atau meragukan. 3. Tidak bersedia diikutkan dalam penelitian.

4.2.3. Besar Sampel

Penentuan jumlah besar sampel berdasarkan pengamatan pendahuluan dengan menggunakan rumus : n = d Q 2 Ρ α 2 Ζ Keterangan: n : Jumlah sampel. Z : Nilai standar distribusi statistik pada kesalahan tertentu α Error 0,05 = 1,96. P : Proporsi timpanogram abnormal pada penderita KNF = 85 Karya et al, 2007. Q : 1 – P = 1 – 0,85 = 0,15. d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 10. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 n = d Q 2 2 Ρ Ζα = 1 , 2 15 , 85 , 1,96 2 × × = 48,98 = 49 = 50 dibulatkan keatas. + DO 10 å 50 + 10 x 50 = 50 + 5 = 55 orang. Jadi besar sampel minimal yang didapat adalah 55 orang.

4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling . 4.3. Variabel Penelitian 4.3.1. Klasifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung dependent : Timpanogram. 2. Variabel bebas independent : Jenis histopatologi, stadium dan letak tumor, jenis kelamin, usia.

4.3.2. Definisi Operasional Variabel

1. Timpanogram normal: bila fungsi telinga tengah normal, baik mobilitas maupun tekanannya dengan gambaran timpanogram tipe A sedangkan timpanogram abnormal: bila fungsi telinga tengah terganggu, baik mobilitas maupun tekanannya dengan gambaran timpanogram tipe B atau tipe C. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 2. Biopsi nasofaring: tindakan biopsi terhadap massa di nasofaring melalui kavum nasi dengan menggunakan Blakesley nasal forcep lurus bengkok dengan tuntunan endoskopi kaku, 4 mm, 0 . 3. Karsinoma Nasofaring KNF adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi nasofaring. 4. Bentuk KNF adalah berdasarkan histopatologi biopsi tumor menurut kriteria WHO: Tipe 1 : Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi. Tipe 2 : Karsinoma tidak berkeratinisasi. Tipe 3 : Karsinoma tidak berdiferensiasi. 5. Stadium tumor adalah berdasarkan UICC 2002: Stadium 0 : Tis-N0-M0. Stadium I : T1-N0-M0. Stadium IIA : T2a-N0-M0. Stadium IIB : T1-N1-M0. T2b-N0, N1, M0. Stadium III : T1-N2-M0. T2a, T2b-N2-M0. T3, N0,1,2-M0. Stadium IVA : T4-N0,1,2-M0. Stadium IVB : Semua T-N3-M0. Stadium IVC : Semua T-Semua N-M1. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 6. Letak tumor adalah berdasarkan hasil pemeriksaan nasofaringoskopi dan CT-Scan nasofaring : L1 : Terbatas di fossa Rosenmuller. L2 : Terbatas di atap dinding posterior nasofaring. L3 : Fossa Rosenmuller yang meluas ke atap dinding posterior nasofaring. L4 : Fossa Rosenmuller yang meluas ke atap dinding posterior nasofaring dan menutupi muara tuba Eustachius. L5 : Seluruh rongga nasofaring.

4.4. Alat Penelitian

1. Alat pemeriksaan THT rutin. 2. Timpanometer merk Inter Acoustics, tipe AudioTraveller AA222. 3. Nasal endoskop kaku 0 , 4 mm merk STORZ. 4. Blakesley nasal forcep lurus. 5. CT-Scan merk Toshiba X Vision SR.

4.5. Pelaksanaan Penelitian

Penderita baru datang dengan sangkaan suatu KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan rutin THT, kemudian dilakukan pemeriksaan timpanometri dan dinilai gambaran timpanogramnya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan biopsi dengan tuntunan nasofaringoskop kaku 0 pada tumor di nasofaring yang dicurigai KNF, kemudian dilakukan pemeriksaan CT-Scan Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 Nasofaring. Setelah hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan KNF positif, dinilai stadium dan letak tumor di nasofaring. 4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.6.1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di beberapa lokasi seperti : 1. Poliklinik THT-KL FK-USU RSUP H. Adam Malik Medan untuk memeriksa dan mendiagnosis pasien secara klinis. 2. Pemeriksaan Timpanometri dilakukan di KASOEM Hearing Center. 3. Pemeriksaan Histopatologi dari jaringan tumor dilakukan di Departemen Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. 4. Pemeriksaan CT-Scan Nasofaring dilakukan di Departemen Radiologi FK-USU RSUP H. Adam Malik Medan.

4.6.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Oktober 2008. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008

4.7. Kerangka Kerja

KNF + Nasofaringoskopi dan Biopsi Stadium dan Letak Tumor CT-Scan Nasofaring Pemeriksaan Timpanometri KNF - - Tipe A - Tipe B - Tipe C Stadium I, II, III dan IV Letak tumor L1, L2, L3, L4, dan L5 Analisis Pasien Baru dengan Sangkaan KNF Eksklusi

4.8. Analisa Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 15 for Windows . Untuk menilai kebermaknaan digunakan uji korelasi Spearman p 0,05. Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan Oktober 2008 sampai bulan Mei 2009. Sampel dikumpulkan sebanyak 55 orang yang memenuhi kriteria dari penderita Karsinoma Nasofaring yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan. Tabel 5.1. Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Umur Usia tahun n 20 2 3,6 20 – 29 4 7,3 30 – 39 11 20 40 – 49 18 32,7 50 – 59 15 27,3 60 – 69 4 7,3 69 1 1,8 Total 55 100 Dari tabel di atas didapati penderita KNF terbanyak pada kelompok umur 40-49 tahun, yaitu 18 sampel 32,7 diikuti kelompok umur 50-59 Benny Hidayat : Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008