Defenisi Operasional METODE PENELITIAN

3.4. Defenisi Operasional

a. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya UU Nomor 24 Tahun 1992, Pasal 1. b. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak UU Nomor 24 Tahun 1992, Pasal 1 c. Penataan ruang adalah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu dan pada tempat yang tepat, termasuk di dalamnya mengatur hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat belanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat tergantung pada jaringan jalan di kota dan pemilihan rencana penggunaan lahan Sinulingga, 2005. d. Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetukan langkah-langkah di masa depan melalui beberapa pilihan-pilihan. Menurut Lewis Keeble dalam Sujarto, 1985 perencanaan adalah keseluruhan kegiatan dalam memecahkan masalah guna mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan bersama, proses ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya sebaik-baiknya melalui seleksi oftimasi alternatif Davidoff dan Reiner dalam Sujarto, 1985. Menurut Friedman 1987 perencanaan merupakan kegiatan yang sistematis untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia untuk meminimalkan konflik. Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 Menurut J. Branch 1983 perencanaan adalah proses aktivitas yang berkelanjutan dan merumuskan apa yang dapat dilakukan dan diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya. Sedangkan menurut Conyers 1984 perencanaan adalah proses yang kontiniu menyangkut pengambilan keputusan atau pilihan bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin, guna mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa depan. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa depan guna mencapai tujuan yang diinginkan, serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. e. Rencana tata ruang adalah hasil dari perencanaan tata ruang UU Nomor 24 Tahun 1992, Pasal1. f. Pemanfaatan ruang adalah rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang telah ditentukan dalam rencana tata ruang. Sedangka pembiayaan program pemanfaatan ruang merupakan mobilisasi, prioritas dan alokasi pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan. Pemanfaatan ruang didasarkan atas rencana tata ruang. Dengan kata lain bahwa pemanfaatan ruang merupakan pelaksanaan dari rencana tata ruang UU Nomor 24 Tahun 1992, Pasal 15 dan 16, penjabaran. Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 g. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah kegiatan pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang. Pengawasan tersebut merupakan usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang. Penertiban merupakan usaha mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud. Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dilakukan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bentuk sanksi tersebut dapat berupa sanksi administrasi, sanksi perdata atau sanksi pidana UU Nomor 24 Tahun 1992, Pasal 17 dan 18, penjabaran. h. Rencana tata ruang kota, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1992 pasal 22 ayat 1 tentang Penataan ruang, merupakan rencana umum tata ruang sebagai penjabaran dari rencana tata ruang wilayah propinsi atau rencana tata ruang kawasan perkotaan metropolitan ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah kotakawasan perkotaan adalah kebijaksanaan yang menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan serta wilayah yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan. i. Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan merupakan penjabaran dari rencana umum tata ruang wilayah kotakabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang kawasan perkotaan. Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan adalah rencana pemanfaatan ruang bagian wilayah kotakawasan perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program- Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 program pembangunan perkotaan. Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan, Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional, 2002. Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN