4. Perlu diciptakan hubungan kerja yang baik
5. Perlu diusahakan koordinasi dalam proses penyusunan rencana program dan
rencana pembiayaannya Forum koordinasi untuk menyusun program pembangunan tahunan
diselenggarakan melalui suatu mekanisme penyusunan program pembangunan dalam bentuk forum koordinasi pembangunan partisipatif.
2.2. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota Medan, Sifat dan Fungsinya
Sifat rencana umum tata ruang kota Medan adalah dinamis dan berkelanjutan, sehingga suatu rencana tidak bersifat permanen tetapi fleksibel dan dinamis. Pasal 33
Permendagri Nomor 2 Tahun 1987 menyatakan bahwa kegiatan peninjauan kembali rencana kota tersebut lebih ditujukan untuk menjaga keseimbangan pelaksanan
pembanmgunan antara satu tahap dengan tahap berikutnya secara terpadu baik antar sub sektor maupun untuk penyesuaian perubahan di bidang sosial ekonomi dan fisik.
Rencana umum tata ruang kota Medan berfungsi sebagai acuan informasi yang dapat dipakai sebagai basis dalam upaya penanganan pembangunan fisik di
kawasan kota Medan dan memberikan arahan pembangunan fisik di kawasan pinggiran Kota Medan. Acuan informasi ini harus mudah dimengerti oleh
masyarakat umum dan segala unsur yang terkait. Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang yang
merupakan wadah kehidupan yang mencakup ruang daratan, ruang lautan dan ruang
Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
udara termasuk didalamnya tanah, air, udara dan benda lainnya serta daya, yang merupakan suatu keadaan kesatuan wilayah tempat manusia dan mahluk hidup
lainnya melakukan kegiatan dan memelihara keberlangsungan hidupnya Sujarto, 1992.
Menurut Wetzling 1978, tata ruang terkait dengan segala sesuatu yang berada di dalam ruang sebagai wadah penyelenggaraan kehidupan sehingga
menunjukkan distribusi tindakan manusia dan kegiatannya untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tata ruang merupakan jabaran dari produk perencanaan fisik. Di sisi
lain, Foley 1967 beranggapan bahwa kerangka konsepsi tata ruang meluas menyangkut wawasan yang disebutnya sebagai wawasan bukan ketataruangan di
samping adanya wawasan ketataruangan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa struktur fisik sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non fisik seperti organisasi, pola
sosial budaya dan nilai kehidupan komunitas Wheaton, 1974 dan Porteous, 1977. Tata ruang mengandung arti penataan segala sesuatu yang berada di dalam
ruang sebagai wadah penyelenggaraan kehidupan. Tata ruang pada hakekatnya merupakan lingkungan fisik dimana terdapat hubungan organisatoris antara berbagai
macam obyek dan manusia yang terpisah dalam ruang tertentu Rapoport, 1980. Jadi berfungsinya suatu tatanan ruang akan sangat ditentukan oleh komponen-
komponen pembentuknya yang merupakan perwujudan tatanan aktivitas. Dengan kata lain, penataan ruang merupakan proses pengalokasian aktivitas atau kegiatan
yang pada dasarnya merupakan penjabaran perkembangan ekonomi dan sosial.
Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
2.3. Rencana Detail sub-sub wilayah