Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

Patton, 1990 purpossive sampling memiliki kelebihan berupa kemampuannya untuk memilih kasus yang kaya akan informasi. Dengan kata lain, melalui purposive sampling, sampel yang diambil merupakan representasi dari kelompoknya dan dapat memberikan informasi yang spesifik berdasarkan pandangan dan kepentingan kelompok tersebut, sebanyak dan seakurat mungkin.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Tarigan, 2001. Metode pengumpulan data sangat berkaitan erat dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan Usman, 2001. Secara garis besar, metode pengumpulan data dalam penelitian dibagi atas survei primer dan sekunder. Survei primer dilakukan secara langsung ke obyek penelitian di lapangan, sedangkan survei sekunder tidak langsung ke lapangan, tetapi melalui penelitian tentang dokumen-dokumen yang berkaitan dengan studi. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Metode survei primer yang dilakukan dalam studi ini adalah wawancara. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden Singarimbun, 1989. Menurut Muhajir 1989 yang dimaksud dengan kegiatan wawancara adalah suatu proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 dinamakan panduan wawancara interview guide. Data yang diperoleh bersifat kualitatif, tidak menutup kemungkinan diperolehnya informasi-informasi lain yang mendukung data yang dimaksud. Pemilihan metode analisa ini terkait dengan jenis data yang digunakan dalam studi ini, penilaian mengenai faktor-faktor penyebab rendahnya pemanfaatan rencana tata ruang dalam pengusulan program pembangunan dapat lebih mendalam dengan menggunakan data kualitatif. Kekuatan data kualitatif terletak bagaimana data tersebut dapat menggambarkan secara utuh kejadian alamiah dengan latar belakang alamiah pula, sehingga diperoleh pemahaman yang kuat tentang kehidupan yang sebenarnya Miles, and Huberman, 1992. Data kualitatif dengan penekanannya pada pengalaman hidup manusia, sangat cocok untuk menggali persepsi, asumsi, penilaian dan prasangka manusia Van Manen dalam Miles, and Huberman, 1992. Oleh karena masalah pengusulan program pembangunan yang diangkat dalam studi ini sangat berkaitan dengan manusia atau kelompok manusia dalam suatu bentuk organisasi yang sifatnya heterogen dan memiliki kepentingan yang bervariasi, maka penilaian-penilaian yang diberikan tidak dapat dikuantitatifkan. Kuantifikasi data dapat menimbulkan bias pemahaman. Bias pemahaman juga dapat terjadi bila narasumber tidak mengerti atau bila responden menyensor sendiri atau memberikan informasi yang kurang benar, baik sengaja maupun tidak Enderud H. dalam Mikkelsen, 1999, hal ini dapat diminimalisasi pada waktu pelaksanaan wawancara. Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 Tabel 3.2 Ciri-ciri Metode Kualitatif Ciri-ciri Metode Kualitatif Sifat data Data mencerminkan interpretasi yang mendalam dan menyeluruh atas fenomena tertentu kasus. Data dikelompokkan dalam kelas-kelas, tidak menurut urutan angka, membumi, peka dan beragam. Berfokus pada variasi, nilai-nilai yang ekstrim, penyimpangan, problematik dan perspektif. Metode pengumpulan data Wawancara semi struktur, partisipasif, introspeksi Formulasi pertanyaan dan jawaban Pertanyaan terbuka, dengan spesifikasi jawaban yang longgar, kemungkinan untuk spesifikasi jawaban selama proses menurut panduan wawancara. Pertanyaan dan jawaban berlangsung secara dua arah antara penanya dan responden Pemilihan responden Maksimalisasi informasi menjadi pedoman pemilihan responden, siapa yang memiliki pengetahuan tertentu ?, setiap responden mungkin merupakan orang yang ahli dibidangnya Sumber kesalahan Bila responden tidak mengerti atau bila responden menyensor sendiri informasi atau memberikan informasi yang kurang benar secara tidak sengaja atau secara strategis Keputusan terhadap relevansi data Dikontrol dan kemungkinan diubah bersama dalam proses oleh responden dan peneliti Penetapan waktu analisis Sering paralel dengan pengumpulan data Penggunaan metode standar analisis Jarang Sumber : Enderud H. dalam Miles and Huberman, 1992 Bahrian Effendi: Upaya Peningkatan Manfaat Rencana Tata Ruang Dalam Mekanisme Perencanaan Program Pembangunan Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008

3.4. Defenisi Operasional